• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
  • Dewangga Publisher
You are here: Home / Artikel / Lebaran, Petai Pun Jadi Primadona

Lebaran, Petai Pun Jadi Primadona

July 16, 2015 Nunik Utami 4 Comments

Coba tebak! Bahan masakan apa yang tidak begitu enak tapi penting, dan harganya meroket saat menjelang lebaran?

Petai!

Iya, petai!

Duh, sayur (atau buah?) yang satu ini tampaknya jual mahal sekali saat lebaran hampir tiba. Mungkin karena semua orang mencarinya. Juga, membutuhkannya.

Meskipun baunya tidak enak, petai digunakan sebagai penyedap masakan yang sangat penting. Petai juga diperlukan sebagai bumbu sayur godog atau bahan penyedap sambal.

Menjelang lebaran begini, saya pun perlu petai untuk pelengkap masakan. Tidak perlu banyak, sih. Cukup dua atau tiga buah.

Ketika berbelanja keperluan memasak hidangan lebaran di supermarket, saya tidak menemukan petai. Wah, tempat belanja sebesar itu kok, bisa tidak menyediakan petai?

Saya pun berusaha mencari di pasar. Waduuh, petai tidak juga ditemukan.

Lalu, harus cari benda yang satu ini di mana lagi?

Atau, terpaksa tidak usah menggunakan petai? Hmm … sambal goreng dan sayur godog tanpa petai kok, rasanya kurang sedap, ya. Pokoknya harus tetap pakai petai.

Petai, jadi primadona saat lebaran tiba. Foto diambil dari veganlogycom.
Petai, jadi primadona saat lebaran tiba.
Foto diambil dari veganlogycom.

Saya pun putar otak. Sempat terpikir untuk membeli sambal goreng yang sudah jadi. Tapi, sudah telanjur belanja kentang dan hati ayam. Berarti ide itu tidak bisa dilaksanakan. Lagipula, sayur godog tetap butuh petai.

Bagaimana, dong?

Akhirnya, saya minta bantuan suami. Kebetulan dia sedang ada perlu ke daerah Pondok Gede. Dia sendiri yang menawarkan akan mencari petai di Pasar Pondok Gede. Ide bagus, nih!

Jadilah suami berburu petai sampai ke Pasar Pondok Gede. Oh ya, sebelumnya, ibu mertua sempat cerita, harga petai yang biasanya Rp10rb untuk 3 buah, sekarang jadi Rp12rb/buah! Walah! Itu petai, lho! Bukan bahan makanan utama. Kenapa harganya bisa segitunya?

Inilah bahan penyedap masakan yang fenomenal.  Foto diambil dari repsidcom.
Inilah bahan penyedap masakan yang fenomenal.
Foto diambil dari repsidcom.

Malam, suami benar-benar mampir di Pasar Pondok Gede. Katanya, susah juga cari petai. Harus masuk agak ke dalam pasar untuk mencarinya. Padahal, biasanya buah itu berjajar di setiap lapak pedagang.

Ternyata, masih rezeki. Benda most wanted itu ada di salah satu lapak! Aha! Jadi juga saya bikin sambal goreng dan sayur godog pakai petai.

Eh tapi, harganya gimana? Oh, syukurlah, harganya masih bersahabat. Rp10rb/buah. Meskipun petai kemarin, ukurannya tidak terlalu besar, dan wujudnya tidak benar-benar fresh, masih masuk akal dan fungsional, deh.

Menurut suami, penjual petai ini menawarkan petai yang kondisinya benar-benar fresh. Tapi, adanya sekitar jam 2 malam, dan harganya Rp20rb/buah.

What? Hahaha … rupanya inilah masa-masa kejayaan petai. Masa-masa di mana petai bisa jual mahal. Dicari orang, sehingga harganya selangit.

Diam-diam, saya merasa lega. Petai 2 buah cukup untuk membuat 2 jenis masakan.

Artikel

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Ani Berta says

    July 27, 2015 at 12:36

    Aku suka petai, kalau lagi banyak, aku bisa makan 2 papan sekaligus dengan satu piring nasi dan lauk pauk saja hehehe… 😀

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 27, 2015 at 14:23

      Huaaa banyak amat, 2 papan :)). Aku juga suka. Apalagi kalau petainya digoreng, trus dicolekin ke sambal terasi.

      Reply
  2. Keke Naima says

    July 27, 2015 at 20:01

    iya, pete llagi mahal pas lebaran lalu. Di Bandung malah 15 ribu/papan. Untungnya saya gak suka, sih. Jadi cuek aja walopun tahun ini lebaran tanpa pete hehehe

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 28, 2015 at 09:09

      Aku butuhnya kalau lebaran aja, eh, malah pas mahal, ya.

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Follow Instagram @nunikutami

Part of

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik bayi tabung belanja online bisnis bitcoin blog budaya buku cerpen crypto entrepreneur fashion film financial planner finansial gadget hijab hotel indonesia investasi jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kosmetik kripto kuliner lombok makanan enak menerbitkan buku menulis buku mobil musik otomotif parenting pashmina penulis properti seni teknologi traveling UMKM voucher diskon

Posting Terbaru

  • Inspirasi dari BSI Expo 2025 dalam Membangun Diri dan Mewujudkan Mimpi
  • Kisah dari Satu Dekade Lampau
  • AmarthaFin dan Celengan Amartha, Investasi Aman yang Bikin Hidup Lebih Tenang
  • Jalani Prosedur Program Bayi Tabung Bersama dokter Indra Anwar
  • Cara Menjaga Kesehatan Mata bagi Editor Buku agar Tetap Produktif

Komentar Terbaru

  • Novi Anggraini on [TERBIT ULANG] KETIKA BUNGA BICARA
  • bisot on 7 Manfaat Game Kuliner bagi Anak-anak dan Tips Bermain yang Sehat
  • bisot on 7 Bagian Motor yang Harus Dicek Saat Service Motor Matic, Perempuan Wajib Tahu
  • Firdaus Saputra on Arky Gilang Wahab, Pelopor Konversi Limbah Organik untuk Ketahanan Pangan
  • Risalah on Tips Menciptakan Rumah Ideal yang Aman dan Nyaman
Copyright © 2025 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis