• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Culinary / Sayang Sekali, Kuliner Khas Betawi Ini Sudah Langka

Sayang Sekali, Kuliner Khas Betawi Ini Sudah Langka

June 23, 2013 Nunik Utami Leave a Comment

Setelah mengulas tentang Kuliner Betawi yang Terkenal, kali ini saya akan menulis tentang kuliner khas Betawi yang langka. Ulasan ini masih dalam rangka memperingati ulang tahun Jakarta ke 486.

Apa saja sih, kuliner khas Betawi yang sudah sulit ditemukan? Simak, yuk!

Bubur Ase

1371948031915329444
Bubur Ase, rasanya unik. Asam, asin, dan manis. Gambar diambil dari saesalera.blogspot.com

Terus terang, saya belum pernah mencicipi makanan ini. Bukannya nggak mau, tapi memang belum pernah menemukannya. Padahal teman-teman saya yang asli Betawi, sering memperbincangkan bubur nasi yang ditambah tahu, tetelan, kentang, dan disiram kuah semur yang encer. Kata mereka, ase berarti kuah semur encer. Oh ya, bubur ini juga dicampur dengan asinan, sehingga rasanya sangat unik. Manis dari kuah semur, asin dari buburnya, dan asam dari asinan. Saat ini, bubur ase sama sekali tidak pernah terlihat. Sayang sekali, ya. Dan, saya baru dengar namanya ketika makanan ini sudah sangat langka.

Ketupat Babanci

1371948165250673514
Irisan kelapa muda dan cabe-cabenya itu menggiurkan banget! (Gambar diambil dari kelompok5plkj.wordpress.com)


Nah, ini lebih asing lagi bagi saya. Ketupat yang namanya hanya bisa saya dengar dari teman-teman tanpa tahu wujudnya ini adalah makanan khas Betawi yang sudah punah. Menurut teman, ketupat babanci itu seperti ketupat sayur. Babanci adalah nama sayur berupa kuah santan kental berbumbu bawang merah, bawang putih, kemiri, cabe, dan buah jali-jali. Sayur yang rasanya mirip kari ini disiramkan di atas ketupat. Lalu, diberi diberi hiasan berupa irisan kelapa muda yang segar. Wajar saja kalau sayur ini langka. Buah jali-jalinya saja sudah punah dari Jakarta. Oh, sedihnya!

Sengkulun

13719484031296997190
Di pasar-pasar masih ada kue ini nggak ya? (Gambar diambil dari menumasakan.com)

Kalau yang ini, saya sempat mencobanya beberapa kali. Kue kenyal yang ditaburi kelapa parut ini sempat membuat gemas karena rasa gurihnya yang didapat dari santan kental. Cara membuatnya pun bukan dipanggang tapi dikukus selama 2 jam. Kue khas Betawi yang tercipta karena pengaruh budaya Tionghoa ini, sering menjadi oleh-oleh saat ibu pulang dari pasar tradisional.

Sayur Besan

1371948628504813357
Dulu, orang Betawi selalu menghidangkan sayur ini di setiap acara lamaran. (Gambar diambil dari bacamoe.com)

Lagi-lagi, saya tahu sayur ini dari teman yang asli Betawi. Katanya, di setiap acara lamaran, sayur ini selalu terhidang. Sesuai namanya, sayur besan merupakan sayur istimewa yang melambangkan penghargaan tertinggi untuk sang besan. Dijadikan hidangan istimewa kepada besan karena sayur ini sangat nikmat. Isinya adalah ebi, kentang, soun, dan dilengkapi petai. Kuahnya berupa kuah santan kental. Oh ya, ada bahan lain yang harus ada pada sayuran ini yaitu terubuk. Terubuk adalah telur tebu yang merupakan tanaman musiman yang sudah langka. Hmmm … gimana bentuknya ya? Nggak kebayang.

Gabus Pucung

1371948852873485299
Konon, cuma masakan ini yang kuahnya berani berwarna hitam. Gambar diambil dari nutrisiuntukbangsa.org

Di sebuah daerah menuju ke rumah mertua di Bekasi, ada warung makan Betawi yang unik. Namanya Warung Gabus Pucung. Keunikannya, setiap hari kerja, warung sederhana yang terbuat dari kayu ini selalu tutup. Tapi, pada hari akhir minggu, warung ini dipenuhi oleh pelanggan kelas menengah. Ternyata, warung ini memang menyajikan gabus pucung istimewa hanya pada akhir pekan. Gabus pucung adalah olahan ikan gabus berkuah pucung. Tahu pucung? Itu lho, bumbu masakan berwarna hitam yang di Jawa dikenal dengan nama kluwek. Pucung ini disebut-sebut sebagai pelopor masakan rawon. Gabus pucung dihidangkan bersama sedikit seledri dan irisan daun bawang. Rasanya perpaduan antara asin, asam, manis, dan gurih, berkat rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbunya. Cobain masakan ini sebelum benar-benar punah, yuk!

Laksa

1371948948502976113
Masakan ini kalah tenar dari masakan sejenis asal negeri tetangga. Hiks 🙁 (Gambar diambil dari resepmasakan-go.blogspot.com)

Saya masih ingat, laksa adalah makanan Betawi berupa lontong yang sudah dipotong-potong, ditambah mie, toge, dan disiram kuah kuning yang kental. Pelengkapnya adalah potongan telur, irisan daging, dan taburan emping serta bawang goreng. Dulu, saya bisa mendapati makanan ini dijajakan oleh pedagang keliling. Sekarang, laksa betawi sudah langka. Akhir-akhir ini, nama laksa naik daun lagi. Sayangnya ada embel-embel nama negara lain di belakang kata “laksa”. Duh!

Kembang Goyang

1371949078678422459
Jadi pengen nyoba bikin kue ini, deh. (Gambar diambil dari www.tomssinging.com)

Kalau ingat kue kembang goyang, saya ingat almarhum ibu lagi. Kami memang bukan keluarga asli Betawi. Tapi, saking lamanya tinggal di Jakarta, kami punya kebiasaan khusus setiap menjelang Idul Fitri, yaitu membuat kue kembang goyang. Disebut seperti ini karena cara membuatnya adalah, cetakan dicelup di dalam adonan, lalu digoyang-goyangkan di dalam minyak panas. Saya paling senang melihat adonan itu lepas dari cetakan berbentuk bunga dan mengapung di permukaan minyak. Sejak SD hingga dewasa, kue ini selalu ada setiap lebaran. Hanya, saat ibu mulai sakit (2004), tradisi membuat kue kering berbahan tepung terigu dicampur telur dan sedikit gula itu, terhenti. Seiring berjalannya waktu, kue kembang goyang ini pun sudah sulit didapat.

Makanan-makanan khas Betawi tersebut sudah langka. Jadi, kalau kebetulan kamu mendapatkannya, cepat-cepat dicoba sebelum makanan itu benar-benar hilang dari peredaran, ya.

Culinary, Food, Review

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Inilah Jenis-Jenis Coin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Trigeminal Neuralgia Sembuh dengan MVD di RS Pusat Otak Nasional
  • Belajar Main Piano Bersama Beethoven
  • RS Premier Bintaro dan Info dr. Ajiantoro tentang Penanganan Saraf Kejepit

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,116 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

asuransi batik bayi tabung belanja online bisnis bitcoin blog budaya buku cerpen fashion film financial planner finansial gadget hijab hotel indonesia investasi jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kosmetik kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil musik muslimah otomotif parenting pashmina properti seni teknologi toko online traveling travelling UMKM voucher diskon

Posting Terbaru

  • Berburu Hidangan Khas Timur Tengah untuk Buka Puasa
  • Inilah Jenis-Jenis Coin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi
  • Tips Mengelola keuangan Usaha Agar Cuan Cepat Datang
  • Tips Menghemat Biaya Pemasangan CCTV Outdoor di Rumah
  • 3 Rekomendasi Produk Bibir Terbaru Somethinc

Komentar Terbaru

  • teguhedis on Patuhi Hal-Hal Ini Agar Aman dan Nyaman Berwisata di Kabupaten Semarang
  • Djangkaru Bumi on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Agung Han on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Reyza dahlia on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Maya Nirmala Sari on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
Copyright © 2023 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis