Setelah mengulas tentang Kuliner Betawi yang Terkenal, kali ini saya akan menulis tentang kuliner khas Betawi yang langka. Ulasan ini masih dalam rangka memperingati ulang tahun Jakarta ke 486.
Apa saja sih, kuliner khas Betawi yang sudah sulit ditemukan? Simak, yuk!
Bubur Ase

Terus terang, saya belum pernah mencicipi makanan ini. Bukannya nggak mau, tapi memang belum pernah menemukannya. Padahal teman-teman saya yang asli Betawi, sering memperbincangkan bubur nasi yang ditambah tahu, tetelan, kentang, dan disiram kuah semur yang encer. Kata mereka, ase berarti kuah semur encer. Oh ya, bubur ini juga dicampur dengan asinan, sehingga rasanya sangat unik. Manis dari kuah semur, asin dari buburnya, dan asam dari asinan. Saat ini, bubur ase sama sekali tidak pernah terlihat. Sayang sekali, ya. Dan, saya baru dengar namanya ketika makanan ini sudah sangat langka.
Ketupat Babanci

Nah, ini lebih asing lagi bagi saya. Ketupat yang namanya hanya bisa saya dengar dari teman-teman tanpa tahu wujudnya ini adalah makanan khas Betawi yang sudah punah. Menurut teman, ketupat babanci itu seperti ketupat sayur. Babanci adalah nama sayur berupa kuah santan kental berbumbu bawang merah, bawang putih, kemiri, cabe, dan buah jali-jali. Sayur yang rasanya mirip kari ini disiramkan di atas ketupat. Lalu, diberi diberi hiasan berupa irisan kelapa muda yang segar. Wajar saja kalau sayur ini langka. Buah jali-jalinya saja sudah punah dari Jakarta. Oh, sedihnya!
Sengkulun

Kalau yang ini, saya sempat mencobanya beberapa kali. Kue kenyal yang ditaburi kelapa parut ini sempat membuat gemas karena rasa gurihnya yang didapat dari santan kental. Cara membuatnya pun bukan dipanggang tapi dikukus selama 2 jam. Kue khas Betawi yang tercipta karena pengaruh budaya Tionghoa ini, sering menjadi oleh-oleh saat ibu pulang dari pasar tradisional.
Sayur Besan

Lagi-lagi, saya tahu sayur ini dari teman yang asli Betawi. Katanya, di setiap acara lamaran, sayur ini selalu terhidang. Sesuai namanya, sayur besan merupakan sayur istimewa yang melambangkan penghargaan tertinggi untuk sang besan. Dijadikan hidangan istimewa kepada besan karena sayur ini sangat nikmat. Isinya adalah ebi, kentang, soun, dan dilengkapi petai. Kuahnya berupa kuah santan kental. Oh ya, ada bahan lain yang harus ada pada sayuran ini yaitu terubuk. Terubuk adalah telur tebu yang merupakan tanaman musiman yang sudah langka. Hmmm … gimana bentuknya ya? Nggak kebayang.
Gabus Pucung

Di sebuah daerah menuju ke rumah mertua di Bekasi, ada warung makan Betawi yang unik. Namanya Warung Gabus Pucung. Keunikannya, setiap hari kerja, warung sederhana yang terbuat dari kayu ini selalu tutup. Tapi, pada hari akhir minggu, warung ini dipenuhi oleh pelanggan kelas menengah. Ternyata, warung ini memang menyajikan gabus pucung istimewa hanya pada akhir pekan. Gabus pucung adalah olahan ikan gabus berkuah pucung. Tahu pucung? Itu lho, bumbu masakan berwarna hitam yang di Jawa dikenal dengan nama kluwek. Pucung ini disebut-sebut sebagai pelopor masakan rawon. Gabus pucung dihidangkan bersama sedikit seledri dan irisan daun bawang. Rasanya perpaduan antara asin, asam, manis, dan gurih, berkat rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbunya. Cobain masakan ini sebelum benar-benar punah, yuk!
Laksa

Saya masih ingat, laksa adalah makanan Betawi berupa lontong yang sudah dipotong-potong, ditambah mie, toge, dan disiram kuah kuning yang kental. Pelengkapnya adalah potongan telur, irisan daging, dan taburan emping serta bawang goreng. Dulu, saya bisa mendapati makanan ini dijajakan oleh pedagang keliling. Sekarang, laksa betawi sudah langka. Akhir-akhir ini, nama laksa naik daun lagi. Sayangnya ada embel-embel nama negara lain di belakang kata “laksa”. Duh!
Kembang Goyang

Kalau ingat kue kembang goyang, saya ingat almarhum ibu lagi. Kami memang bukan keluarga asli Betawi. Tapi, saking lamanya tinggal di Jakarta, kami punya kebiasaan khusus setiap menjelang Idul Fitri, yaitu membuat kue kembang goyang. Disebut seperti ini karena cara membuatnya adalah, cetakan dicelup di dalam adonan, lalu digoyang-goyangkan di dalam minyak panas. Saya paling senang melihat adonan itu lepas dari cetakan berbentuk bunga dan mengapung di permukaan minyak. Sejak SD hingga dewasa, kue ini selalu ada setiap lebaran. Hanya, saat ibu mulai sakit (2004), tradisi membuat kue kering berbahan tepung terigu dicampur telur dan sedikit gula itu, terhenti. Seiring berjalannya waktu, kue kembang goyang ini pun sudah sulit didapat.
Makanan-makanan khas Betawi tersebut sudah langka. Jadi, kalau kebetulan kamu mendapatkannya, cepat-cepat dicoba sebelum makanan itu benar-benar hilang dari peredaran, ya.
Leave a Reply