Pekerjaan sebagai petani sering dipandang sebelah mata. Selain dianggap tidak menjanjikan, juga sulit diandalkan untuk mencapai perekonomian yang lebih baik. Kondisi tersebut membuat semakin banyak masyarakat, terutama generasi muda, tidak mau menjadi petani. Mereka pun enggan meneruskan usaha orang tua dalam mengurus sawah dan cenderung memilih pekerjaan lain.
Sumber: Pixabay
Tidak heran apabila petani yang masih ada, sudah berusia lanjut. Usia mereka rata-rata 50 tahun ke atas. Seharusnya petani dengan usia itu sudah bisa menikmati masa tua. Sayangnya petani tersebut harus tetap bekerja karena tidak ada generasi yang meneruskan pekerjaan mereka. Kenyataan bahwa anak muda tidak ingin berprofesi sebagai petani, membuat hati Rizki Hamdani tergerak.
Ajak Santri Berkontribusi dalam Bidang Pertanian
Rizki Hamdani menyadari, harus ada generasi muda yang meneruskan pekerjaan sebagai petani. Rizki pun bertekad untuk mengubah stigma masyarakat bahwa pekerjaan sebagai petani, idak pantas untuk anak muda. Rizki ingin mengajak masyarakat secara luas, terutama generasi muda, untuk berkontribusi dalam lingkungan dan bidang pertanian.
Sumber: Dokumen Pribadi Rizki Hamdani
Rizki mulai membentuk kelompok wirausaha yang bergerak di bidang agrobisnis. Strategi yang digunakan Rizki sifatnya lebih khusus, karena menyasar para santri, untuk bertani dan budidaya ikan agar kebutuhan pangan sehari-hari tercukupi. Selain itu, Rizki juga berusaha agar usaha yang dilakukan para santri dapat menjadi sumber penghasilan.
Rizki sengaja mengajak para santri, karena, menurutnya, santri mudah dirangkul melalui pendekatan kepada kyai atau pengasuh pondok pesantren. Rizki melihat para santri di sekitar tempat tinggalnya di Jombang, Jawa Timur, punya potensi besar yang bisa dikembangkan menjadi wirausaha.
Rizki berkunjung ke Pondok Pesantren Fathul Ulum dan bertemu KH Ahmad Habibul Amin selaku pengasuh. Pertemuan itu menjadi langkah awal terbentuknya kelompok wirausaha bernama Kelompok Santri Tani Milenial (KTSM) dengan sistem pertanian terpadu (integrated farming system/IF).
Santri-santri muda di Pondok Pesantren Fathul Ulum mendapat bimbingan untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian, peternakan dan budidaya perikanan. Para santri memulai aktivitas beternak dan berkebun setelah mengikuti kegiatan salat subuh dan mengaji. Setelah selesai beternak dan berkebun, para santri boleh melanjutkan kegiatan belajar ilmu agama kembali.
Para santri yang sudah lulus akan mendapat bantuan modal agar bisa memulai berwirausaha. Bahkan Rizki memberikan life skill kepada para santri sebagai bekal setelah lulus nanti. Dengan demikian, ketika para santri kembali ke masyarakat, tidak lagi bergantung pada pemberian orang lain.
Mengembangkan Sistem Pertanian Terpadu
Sejak menggerakkan KTSM pada tahun 2017, Rizki berhasil merangkul 40 kelompok santri tani di Jombang. Rizki bersama para santri muda mengembangkan sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System dengan metode zero waste. Metode zero waste atau sesuatu yang datang dari alam akan kembali ke alam ini memungkinkan seluruh komponen dapat terpakai. Contohnya, kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Rizki bersama KTSM berharap, para santri yang ikut serta program ini bisa memiliki skill mumpuni dalam berwirausaha agribisnis.
Sumber: Rizki Hamdani
Para santri juga mendapatkan ilmu pemasaran yang tepat sehingga menciptakan kemandirian ekonomi pesantren. Berkat KTSM, budidaya unggas dan hortikultura bisa menghasilkan omzet hingga Rp500 juta per bulan. Penghasilan tersebut kemudian dikelola secara mandiri oleh Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Para santri juga bekerja sama dengan para petani setempat menggunakan sistem bagi hasil
Pencapaian tersebut menjadi bukti bahwa sektor pertanian yang ditekuni generasi muda, terutama santri, dapat mendulang hasil yang menjanjikan.
Pendampingan oleh PT Astra International, Tbk
Berkat usaha dan semangat Rizki dalam mengembangkan Sistem Pertanian Terpadu dan KTSM, Pondok Pesantren Fathul Ulum menjadi salah satu desa yang mendapat program pendampingan dari PT Astra International, Tbk. Bahkan ponpes tersebut mendapat predikat sebagai Desa Sejahtera Astra (DSA) Fathul Ulum.
Sumber: Penamerahputih
Berkat mendapatkan apresiasi DSA dan program KTSM yang digagas, Rizki menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang. Perjuangan besarnya akhirnya membuahkan hasil, hingga memperoleh apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) tahun 2020 di bidang lingkungan. Apresiasi tersebut membuat Rizki berkesempatan memperluas jejaring kerja sama, terutama dengan pemerintah.
Kementerian Pertanian RI melalui BPPSDMP yang memiliki program terkait pertanian di pesantren, mengajak Rizki Hamdani untuk berkolaborasi, dengan harapan bisa bersama-sama memajukan pertanian Indonesia.
Tak disangka, keinginan kecil yang diwujudkan dengan sungguh-sungguh, ternyata bisa memberi kesuksesan bagi banyak orang.
Leave a Reply