Jalan-jalan ke Petungkriyono, yuk! Tanggal 4-6 kemarin saya ikut acara Amazing Petung National Explore (APNE) 2017. Acara ini diprakarsai oleh Pemkab Pekalongan. Selaku Bupati Pekalongan, Bapak Asip Kholbihi, SH., Msi, meresmikan acara tersebut. Hotel Sahid Mandarin Pekalongan pun jadi saksi pembukaan acara APNE 2017.
Peserta APNE 2017 yaitu para jurnalis, pengemudi drone, fotografer dan blogger yang sebelumnya sudah melewati tahap seleksi hingga terpilih 80 orang saja.
Petungkriyono adalah hutan tropis yang letaknya di Kajen, sekitar 30 km dari Pekalongan, Jawa Tengah. Hutan ini termasuk salah satu hutan tropis di dunia yang tinggal sedikit, satu-satunya hutan raya yang masih tersisa di Pulau Jawa dan terkenal sebagai paru-parunya Pulau Jawa. Pantas saja disebut demikian, karena hutannya sangat asri. Pohon-pohonnya besar, banyak, dan jenisnya beragam. Kamu bisa menghirup udara segar sebanyak-banyaknya. Ibaratnya, bisa “menabung oksigen” untuk tubuh kita.
Luas kawasan ekowisata ini mencapai 6.000 ha dengan luas pemukiman penduduk 115 ha. Dulu, sebelum tahun 1980-an, jalan di hutan ini masih berupa jalan setapak, Namun setelah tahun 1980-an, sudah dibuat jalan yang bagus, halus, dan bisa dilalui oleh berbagai kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Pohon-pohon di Petungkriyono ditanam pada masa Raja Syailendra. Jadi sebagian besar pohon yang ada di sini sudah berusia ratusan tahun. Nama Petungkriyono sendiri diambil dari nama seorang rakai dari masa Syailendra yang pertama kali memprakarsai adanya hutan ini, yaitu Rakai Petung. Melihat hutan lebat dengan pohon yang berasal dari zaman kekunoan membuat acara berwisata menjadi lebih menakjubkan. Jadi, meskipun berada di tempat legenda kekunoan di Pekalongan, Petungkriyono adalah tempat wisata yang kekinian.






Ada Tempat Wisata Apa Saja?
Meskipun terkesan kekunoan karena tempat wisata ini berupa hutan yang berusia ratusan tahun, Petungkriyono adalah tempat wisata kekinian. Nggak percaya? Simak saja tempat-tempat wisata yang bisa kamu kunjungi di Petungkriyono berikut ini:
Curug Sibedug
Yang disebut Curug Sibedug adalah air terjun kecil. Letaknya 6,4 km dari pintu gerbang Petungkriyono. Biasanya, untuk mencapai air terjun kita harus jalan kaki berkilo-kilo meter. Nah, air terjun yang satu ini sangat mudah dijangkau karena letaknya tepat di tepi jalan utama. Begitu turun dari kendaraan kamu sudah bisa lihat langsung air terjun ini.
Tinggi air terjun ini 75 m. Aliran airnya deras dan tidak pernah surut meskipun musim kemarau. Memandangi gemericik air di Curug Sibedug membuat hati terasa tentram. Kamu juga bisa mencelupkan kaki di sungai kecil yang mengalir di sekitar air terjun. Rasanya sejuk, lho. Pas untuk menyejukkan hati juga.
Mau foto-foto selfie atau wefie di sini? Boleh banget. Kamu yang berprofesi sebagai fotografer juga bisa mendapatkan gambar indah di sini. Apalagi kalau menggunakan drone.



Jembatan Sipingit dan Sungai Welo
Saat melanjutkan perjalanan ke spot wisata berikutnya, kamu akan melewati Jembatan Sipingit. Di bawah jembatan ini ada sungai yang sayang kalau dilewatkan. Sebab, sungai ini cantik banget. Airnya jernih, sehingga dasar sungai terlihat jelas. Sungainya juga dangkal, jadi kamu bisa sekadar mencelupkan kaki atau mencuci muka dan tangan. Duduk-duduk di atas batu-batu besar yang ada di atas sungai juga sangat menyenangkan. Mata dimanjakan oleh pemandangan air sungai yang cantik, telinga diberi suara gemericik air yang mengalir, dan tangan dan kaki bisa merasakan air sungai yang sejuk dan bersih. Main di sini membuat kita bisa sehat lahir batin. Asyik, kan?
Oh ya, kamu yang berprofesi sebagai penulis, bisa lancar mendapatkan inspirasi tulisan kalau main di sini. Para fotografer, selain bisa mengambil gambar dari Sungai Welo yang indah, di Jembatan Sipingit sering ada ibu-ibu penduduk yang lewat sambil memanggul tumpukan kayu bakar atau rumput. Bagus untuk foto human interest, lho.



Welo Asri
Nah, yang satu ini tempat wisata utamanya adalah Sungai Welo yang besar, lanjutan dari Sungai Welo yang di bawah Jembatan Sipingit. Letaknya 9,1 km dari pintu masuk Petungkriyono. Di Welo Asri kamu bisa melakukan berbagai aktivitas air seperti:
- River tubing (biaya Rp75.000/orang)
- River tracking (biaya Rp60.000/orang)
- Body rafting (dengan biaya Rp35.000/orang)
- (Sewa pelampung Rp10.000/orang dan sewa ban Rp10.000/orang).
Kegiatan ini pas banget untuk kamu yang berjiwa petualang dan senang beraktivitas di air.
Kalau kamu hanya ingin mengeksplore Welo Asri tanpa main di sungai, bisa banget. Di sini ada banyak spot untuk foto-foto. Iya, foto ala kekinian yang memberi kesan kamu sedang berada di atas bukit dengan pemandangan sekitar berupa pohon-pohon yang menjulang tinggi. Ada spot berlatar sepasang sendal jepit di ketinggian tertentu. Kalau foto di sini jangan lupa ajak pasangan. Sandal jepit aja berpasangan, masa kamu sendirian?
Lalu ada spot foto berbentuk hati di ketinggian. Kamu bisa duduk di alas berbentuk hati ini dan berfoto. Kamu yang sedang jatuh cinta bisa foto berdua di sini. Yang jomblo, foto sendirian di sini juga boleh. Kan bisa menjadi kode bahwa kamu masih single. Siapa tahu sepulang dari Petungkriyono kau dapat jodoh. Iya, kan?
Buat kamu yang sudah berkeluarga, boleh banget foto sekeluarga sebagai tanda cinta kasih kalian. Eh tapi, anggota keluarga yang diajak foto bareng di sini jangan terlalu banyak. Khawatir alas bebentuk hati ini nggak muat untuk menampung seluruh anggota keluargamu.
Di kawasan ini juga ada rumah pohon. Pohon besar yang kesan tuanya sangat kental ini kokoh dan kekar. Kamu bisa naik ke atas menggunakan tangga besi. Jangan khawatir, tangganya mudah dipanjat dan aman, kok. Apalagi pemandangan dari atas pohon, menakjubkan banget. Kapan lagi main di atas pohon besar kalau bukan saat plesiran di Petungkriyono?







Curug Bajing
Tempat wisata yang ini juga berupa air terjun. Air terjunnya lebih besar dibandingkan Curug Sibedug. Letaknya 23,4 km dari pintu gerbang Petungkriyono. Untuk mencapai air terjun ini, setelah turun dari kendaraan, perlu berjalan kaki selama 5-10 menit. Tenang, jalannya hanya sedikit naik turun dan nggak akan membuat kamu capek. Mudah banget ditempuh, kok. Cocok juga buat anak-anak.
Seperti biasa, di sini ada spot tinggi yang bisa untuk foto berlatar air terjun. Ada juga jembatan kayu yang bisa kamu gunakan untuk menikmati pemandangan air terjun sekaligus untuk berfoto.




Curug Lawe
Pasti kamu menebak bahwa Curug Lawe adalah air terjun? Betul. Tapi, air terjun yang satu ini jarak tempuhnya sekitar satu jam perjalanan dengan jalan kaki. Kalau kamu merasa kejauhan, cukup bermain di area masuk Curug Lawe saja. Di lokasi yang letaknya 25 km dari pintu gerbang Petungkriyono ini kamu bisa menikmati pemandangan berupa hutan pinus. Di atas jejeran hutan pinus itu banyak dihiasi payung warna-warni. Hutan pinus yang hijau segar itu jadi makin cantik. Lalu, ada beberapa hammock yang tergantung di antara pohon-pohon pinus. Cobain tidur-tiduran di hammock sambil memandangi deretan pinus, nyaman banget, lho. Pikiran plong, hati juga jadi cling.




Menikmati Flora dan Fauna Petungkriyono
Petungkriyono ini menjadi tempat konservasi Owa Jawa. Tahu sendiri kan, Owa Jawa adalah primata yang paling langka di dunia. Kalau beruntung, kamu juga bisa melihat Lutung Budeng yang sedang berayun-ayun di atas pohon.
Saat baru tiba di Petungkriyono, saya melihat Elang Jawa terbang di melintas. Burung itu seakan menyambut saya dan teman-teman yang baru datang.
Di area Petungkriyono terdapat hutan dan Desa Soko Kembang. Sumber penghasilan penduduk di sini adalah dari pertanian. Salah satu hasil pertaniannya adalah daun bawang. Karenanya, sepanjang jalan di desa ini kamu bisa melihat deretan tanaman daun bawang. Dulu, sebelum ada jalan untuk kendaraan, para penduduk mengirimkan hasil pertaniannya ke kota dengan berjalan kaki. Untuk sampai di kota, mereka harus menempuh perjalanan satu hari satu malam. Luar biasa, ya! Untungnya sejak 1980-an sudah ada jalan untuk kendaraan, sehingga mereka tidak perlu berjalan kaki lagi.
Para penduduk juga menanam kopi owa. Kopi jenis robusta ini ditanam di lereng-lereng Petungkriyono. Sebagian hasil penjualannya digunakan untuk biaya konservasi Owa Jawa. Ada juga kopi jenis arabika yang ditanam di tempat yang lebih tinggi. Kopi-kopi ini sudah dikemas dan kamu bisa membelinya sebagai oleh-oleh dari Desa Soko Kembang, Petungkriyono.




Tradisi Potong Kerbau
Oh ya, ada tradisi di Petungkriyono yang sudah dilaksanakan selama bertahun-tahun. Konon, awalnya dahulu ada ular besar yang selalu meminta persembahan. Para penduduk memberinya berupa kerbau. Jadilah para penduduk Petungkriyono melaksanakan acara potong kerbau setiap tahun. Acara menyembelih kerbau ini juga ditujukan sebagai rasa syukur masyarakat atas anugerah yang diberikan Tuhan. Daging kerbaunya akan dibagikan ke seluruh penduduk. Acara ini dilakukan setahun sekali, di Desa Tlogo Mangunan. Kamu bisa ikut menyaksikan tradisi ini untuk menambah pengalaman tentang Petungkriyono.
Fasilitas
Selama berwisata di Petungkriyono, kamu nggak perlu khawatir. Sebab, fasilitasnya sudah lengkap. Toilet bersih ada di semua spot wisata. Mushola juga tersedia di mana-mana. Kalau lapar, kamu bisa makan makanan berat di kedai-kedai yang ada. Sekadar makan makanan kecil sambil minum kopi atau teh juga bisa.




Naik Apa, Biaya Berapa
Untuk mencapai Petungkriyono, kamu bisa naik kendaraan ini:
- Naik pesawat dari seluruh Indonesia, menuju Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa tengah. Lalu dilanjutkan perjalanan darat ke Kabupaten Pekalongan.
- Naik kereta dari seluruh kota di Pulau Jawa, turun di stasiun Pekalongan.
- Naik bus dari seluruh kota di Pulau Jawa, turun di terminal Pekalongan.
- Dari terminal Pekalongan naik bus sedang jurusan Doro. Turun di Pasar Doro. Tahun 2015 tarifnya Rp14.000. Tahun ini, mungkin naik sedikit.
- Jika kamu naik kereta, sampai di stasiun Pekalongan harus ke Terminal Pekalongan untuk mendapatkan jurusan Doro.
- Dari Doro dilanjutkan naik Anggun Paris (Angkutan Pegunungan dan Pariwisata) yaitu berupa mobil pick up bak terbuka. Kendaraan ini bisa dipesan sebelumnya. Biayanya sekitar Rp500.000 untuk mengantar kamu seharian ke tempat-tempat wisata di Petungkriyono.
- Pilihan lain, dari Doro kamu bisa naik ojek. Bisa minta diantar seharian selama kamu berwisata. Biaya negosiasi.
- Mau pakai tour guide? Bisa! Silakan langsung menghubungi kontak di bawah ini, ya.



Tips Aman dan Nyaman Selama Berwisata di Petungkriyono
Berwisata ke mana pun, kita pengennya aman dan nyaman dong, ya. Nah, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan selama jalan-jalan di Petungkriyono agar acara plesiranmu lancar, yaitu:
Tetap menjaga sikap. Sopan santun bukan hanya ditujukan bagi sesama wisatawan, tapi juga pada alam. Tidak mencabut bunga atau merusak tanaman, hukumnya wajib. Bagaimana pun kita harus ikut melestarikan hutan ini. Apalagi, ini kan hutan yang usianya sudah ratusan tahun. Kita pun wajib menghormati makhluk Tuhan yang hidup berdampingan dengan kita di hutan ini, meskipun mereka berbeda alam.
Memakai pakaian yang sopan dan nyaman. Jalan-jalan di alam, nggak lucu kan kalau tiba-tiba rok mini kamu tersingkap oleh angin atau gaunmu tersangkut ranting pohon? Lebih baik pilih pakaian yang nyaman dan praktis.
Bawa pakaian ganti. Berniat untuk main air? Jangan lupa bawa pakaian ganti agar pulangnya nggak sambil basah-basahan.
Bawa minum dan makanan kecil. Kalau kamu tiba-tiba haus atau lapar saat sedang main di bawah air terjun, nggak perlu cepat-cepat lari ke warung terdekat.
Taati peraturan. Di area Welo River terdapat papan penggumuman yang isinya larangan untuk mandi di sungai tanpa izin atau pengawasan. Kalau begitu, ikuti saja aturannya. Taati pula jika ada aturan-aturan lain baik tertulis maupun tidak. Semua demi keamanan dan kenyaman acara jalan-jalanmu, kok.
Ikuti kode pecinta alam, yaitu jangan meninggalkan apa pun selain jejak, jangan membunuh apa pun kecuali waktu, jangan mengambil apa pun selain foto.
Nah, semua sudah diulas lengkap di sini. Sekarang waktunya lihat kalender, ambil cuti, siapkan pakaian dan perbekalan. Lalu, meluncur ke Petungkriyono, deh.
Selamat jalan-jalan kekinian di Petungkriyono!
Petungkriyono “hawane adem atine tentrem”
Wah, bakalan jadi tempat wisata yang kekinian banget mbak Nunik. Eksplor Indonesia itu seru. Aku mau foto di air terjunnya hihihi
Nama tempat ini yang betul Petungkriyono atau Petung Kriyono mbak? Soalnya ada yang nulisnya dipisah.
anyway, suka cara mu mengolah tulisan ini jadi semacam panduan buat kita yang belum pernah ke sana. Membaca rute cara perginya emang butuh banyak waktu transit juga. Aku penasaran buat icip kopi robusta dan arabica dari tempat ini.
Baru tahu di dekat Pekalongan ada kawasan wisata Petungkriyono ? padahal tahun lalu mudik lewat Pekalongan… Pasti seger banget kalo mampir ke Curug nya. Makasih infonya yaa mba Nunik, bermanfaat banget!
Wah lengkap bgdddd , Insyaallah kalau kesini ga bakalan kesasar lagi deh,, soalnya tulisan kali Nunik jadi panduan banget .
Kayaknya kalau ke sini bareng rombongan enak, bisa sewa mobil bak terbuka dan menuju destinasi sebanyak itu khususnya curug ?
Mbaak ayook kita jalan bareng lagi…hehehe. Ke Petungkriyono lagi juga boleh, tp jgn nginep di kamar gang senggol lagi yes. Pengalaman yg ngga terlupakan ya Mba kmrn itu
Permisiii, pasukan belum bisa move on dari peserta APNE 2017 dan petungkriyono lewat bentar ya.. hihii
Lengkap banget deh info yg ada disinii…
woow lengkap banget dari A to Z mba , mantep2 hehehe.
Kopi Owa, salah satu hasil pertanian di Petungkriyono. Sebagian hasil penjualannya untuk membiayai konservasi Owa Jawa, hewan yang sudah langka di dunia.
^
:O :O :O
Yaaa Allah…ada Kopi OWA!
aku baru tahu neh.. ada kopi dari daerah ini,
biasanya kalau melintas di Pekalongan tahunya batik ^//^
Duhh Kopi OWA bikin mupeng.. pengen cobain..
Oalahhh Angkutan Paris ternyata itu toh :DD :DD
Ngomong2,
ada tmpt u gelar tenda sambil menikmati hutan pinus gk ya? dkt2 situ…
kemarin saya ga naik ke rumah pohonnya. wah jadi pingin naik kalo lihat tangganya bisa dinaiki lah. masih ada rafting di welo river juga yang belum dicobain
Kak, baru tau kalau paru2 pulau jawa itu ada di Pekalongan yang mana deket banget dari sini *kudet*. Indah banget di sana ya apalagi masih “kuno” tfs ya, mau banget ke sana seru2an sambil menikmati keindahan alam dan mensyukuri nikmat Nya.
Itu Anggun Paris kok yo namanya bikin gie ngekek wkwkwkwkkwk. Bener banget kudu taat peraturan, disiplin dan humble xoxoxo
Hihi atai ati kalau jalan sendirian ke arah lawe, bisa papasan sama anjing
Pemandangannya asyik banget yaa, mupeng deh..
Yang paling penting ketika travelling apalagi ke pedalaman itu kita harus menghormati kearifan lokal yang ada
hehee
Tempatnya sangat adem sekali ya, Mbak. Air Terjunnya sangat menggoda banget
Aku setuju, Petungkriyono sangat memukau. Kopinya bikin ga bisa moveon, Mbak. Kapan ya bisa ke sana lagi.
Lengkappp banget mbakk, aku yg pernah kesana aja ga ngerti kl kesana lagi ga pake rombongan, harus naik apa menuju Doro dsb ? TFS ya mbak, kece ?
Maksih kak infonya, indah asri penuh kedamaian..?