Nama Martapura sudah sering saya dengar pada zaman SD, terutama pelajaran geografi. Martapura adalah salah satu daerah penghasil intan di Indonesia. Nama ini begitu melekat sampai saya dewasa. Sehingga, saya begitu senang ketika berkesempatan mengunjungi daerah ini pada 2015 lalu.
Martapura terletak di Kalimantan Selatan. Sebenarnya tujuan utama saya adalah ke Banjarmasin, untuk menghadiri peresmian Rumah Belajar Samsung. Namun, penyelenggara yang baik hati juga membawa saya dan rombongan untuk mengunjungi Martapura.
Tidak terlalu banyak hal yang bisa didapat di Martapura, selain pertokoan untuk membeli oleh-oleh. Di pertokoan ini terdapat banyak toko yang menjual beraneka macam cindera mata, seperti kain sasirangan, kain songket khas Banjar, tas manik-manik bermotif khas Dayak, serta, tidak ketinggalan, batu-batu perhiasan yang saat itu sedang booming.
Tujuan saya ke Martapura memang untuk mencari kain-kain khas daerah ini. Saya yang selama ini rutin menulis artikel tentang sasirangan, begitu penasaran dengan wujud kain ini yang langsung dari daerah asalnya. Sebetulnya kain sasirangan berupa kain biasa. Ada yang berbentuk selendang, ada juga yang masih berupa kain untuk kemudian dijahit kembali, dijadikan rok atau blus wanita. Bahannya pun berbeda-beda. Ada yang sehalus sutra, ada juga yang dari bahan katun biasa. Yang membedakan sasirangan dengan kain-kain khas daerah lainnya adalah motifnya yang unik. Dari jauh pun saya sudah langsung bisa membedakan motif sasirangan ini. Mungkin karena sebelumnya saya sudah sering menuliskannya dalam bentuk artikel, ya.
Motif-motif sasirangan digunakan untuk membuat berbagai macam barang fashion. Ada yang dibuat menjadi taplak meja, sepatu, topi, dan tas. Saya yang sangat menyukai motif-motif daerah seperti ini langsung jatuh cinta pada tas warna ungu dengan motif sasirangan. Sayangnya, kualitas tas ini biasa saja. Jahitannya pada tidak terlalu kuat. Maklumlah, harganya pun sesuai dengan kualitasnya, yaitu hanya Rp50.000. Saya juga memilih tas manik-manik bermotif khas dayak yang harganya dua kali lipat dibandingkan dengan tas motif sasirangan. Sayangnya, begitu sampai di Jakarta, tali tas ini langsung jebol.
Barang fashion lain yang juga membuat saya kalap adalah songket Banjarmasin. Kain ini dijual lengkap dengan selendangnya. Oh ya, ada pengalaman buruk ketika saya membeli kain ini. Saya yang awalnya tidak berniat untuk menjelajah pertokoan ini, menghabiskan waktu agak lama di sebuah toko yang terletak di paling depan pertokoan. Di sini jualannya lumayan lengkap. Semua barang ada, mulai dari selendang, kain pantai, tas, dompet, dan kain songket. Malas menjelajah ke toko lain, saya membeli satu set kain songket di sini. Harganya terbilang murah. Rp80.000 untuk satu lembar kain dan satu helai selendang. Harga ini pun sudah hasil tawar menawar. Awalnya Si Bapak penjual malah memberi harga yang jauh lebih tinggi.
Berhubung teman-teman menjelajah ke seluruh pertokoan, saya jadi kepengin ikut menjelajah juga. Iseng-iseng, saya tanya-tanya harga kain songket yang tadi saya beli di toko Si Bapak. Eh, nggak tahunya harga di toko lain ini hanya setengah harga dari yang bapak tadi berikan! Waahh, kenapa tadi saya nggak menjelajah dulu, ya? Tanpa pikir panjang, saya pun langsung membeli delapan set kain songket, untuk dibagikan ke keluarga.
Saya pun berlalu dari toko itu dengan perasaan menang, sekaligus kesal karena tadi dapat harga mahal di toko sebelumnya.
Bicara tentang Martapura rasanya kurang lengkap kalau nggak membicarakan batu-batuan. Seperti di Jakarta, di sini juga banyak batu akik. Konon, jenisnya lebih banyak dan harganya lebih murah. Meskipun beberapa teman (terutama yang cowok) antusias berburu batu akik, saya sama sekali nggak tertarik.. Apalagi cowok-cowok di keluarga saya juga nggak ada yang mainan batu akik. Lagipula, saya nggak tahu jenis dan harganya. Takut “dibohongin” lagi kayak kasus songket tadi.
Setelah membeli berbagai oleh-oleh untuk semua anggota keluarga, saya pun kembali ke bus kendaraan dengan tentengan besar di kedua tangan.
ihh itu gelangnya lucu2 banget ya mbak. hhihi
Saya pun kalap 😀
itu bajunya lucu2 mbak hehe
Banget. Bikin panik :))