Buat saya, pijat itu sebuah relaksasi yang bisa menghilangkan lelah dan menenangkan pikiran. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas sejak dulu.
Kali ini saya mencoba pijat di Gaya Spa. Tempat pijat ini menawarkan berbagai pilihan, seperti refleksi, pijat seluruh tubuh, pijat kepala, maupun totok wajah. Ada juga pijat khusus wanita yang pemijatannya terfokus di seputar organ intim wanita. Pijat ini dikenal dengan nama Massage Pulen Legit.
Penasaran, saya mencoba pijat yang satu ini.
Ruangan di Gaya Spa Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, senada dengan tempat-tempat pijat lainnya. Tempat ini bernuansa cokelat tua dengan sofa, meja resepsionis, dan berbagai hiasan dinding warn natural. Bagian paling saya sukai dari tempat-tempat pijat seperti ini adalah wewangiannya. Begitu masuk ruangan, aroma harum rempah-rempah langsung menguar. Wangi yang berasal dari minyak esensial ini membuat pikiran semakin tenang dan nyaman.
Asyiknya lagi, kita bisa pijat di sini bareng keluarga, karena Gaya Spa bisa memberikan pijat untuk pria dan anak-anak. Kali ini saya datang bersama adik saya, tapi di lain kesempatan saya ingin datang bersama anak.
Terapis di Gaya Spa memakai seragam batik. Dua orang terapis meminta saya masuk ke ruang khusus pijat untuk saya dan adik. Ruangan ini dilengkapi dengan dua set kursi untuk mencuci kaki, dua set tempat tidur untuk pijat, dan bathtub untuk mandi. Sebelum mulai dipijat, saya berganti pakaian seperti piyama atau baju untuk mandi. Musik pun mengalun selama sesi pijat.
Bedanya tempat pijat profesional seperti Gaya Spa dengan tempat pijat seperti di salon-salon biasa adalah, di sini mbak-mbak terapisnya nggak ngajak ngobrol. Paling ngajak bicaranya seperlunya saja, seperti kalau saya harus menekuk kaki atau membalikkan badan. Pada beberapa salon yang pernah saya datangi, terapisnya sering ngajak ngobrol. Saya paling nggak suka yang begini, karena pada saat dipijat kan, saya penginnya diam tenang sampai ketiduran. Saya nggak akan datang lagi ke tempat pijat yang terapisnya ngajak ngobrol sepanjang sesi pijat, apalagi kalau mijatnya nggak terlalu enak. Nah, kalau pijatnya enak dan terapisnya sering ngajak ngobrol, biasanya saya diamkan saja, nggak saya jawab.
Sebenarnya dipijat itu ada rasa sakitnya juga, terutama kalau tubuh kita ada urat-urat yang melintir atau otot yang kaku. Sehabis pijat pun kadang bekas pijatan itu ada yang masih terasa sakit. Tapi, setelah itu badan akan terasa enak karena semua otot sudah rileks.
Saya sudah dua kali pijat di Gaya Spa. Menurut saya pijatnya lumayan enak, suasananya juga tenang dan nyaman. Sayangnya daerah Wolter Monginsidi sedang ribet karena ada pembangunan jalan layang, jadi macetnya lumayan parah. Kapan-kapan kalau daerah ini sudah agak lebih teratur, saya mau ke Gaya Spa cabang ini lagi.
Leave a Reply