Dunia Fantasi memang tidak ada habisnya! Setidaknya, itulah yang ada di benak saya, dan juga benak banyak orang. Ya, secara berkala, Dunia Fantasia atau Dufan, selalu membuat wahana baru untuk para pengunjungnya. Kali ini, wahana barunya bernama Treasure Land. Untuk mengetahui kedahsyatan Treasure Land, silakan membaca artikel ini hingga selesai.
Tanggal 23 Desember lalu, saya dan keluarga mendapat kesempatan untuk menyaksikan wahana yang baru diresmikan tanggal 15 Desember 2012 ini. Berkat undangan dari PT. Pembangunan Jaya Ancol, saya dan keluarga tidak perlu mengantri di tempat pembelian tiket yang saat itu terlihat mengular. Maklum, hari itu Dufan sedang ramai dikunjungi banyak pelajar (baik dari dalam kota maupun luar kota) yang sedang menghabiskan masa liburan. Undangan yang sekaligus menjadi tiket terusan Dufan, membuat saya dan keluarga dapat memasuki area Dufan melalui jalur khusus.
Saya tiba pukul 12.30 WIB dan langsung menuju gedung Balai Kota yang berada di dalam area Dufan. Di sini, saya dan teman-teman blogger, seperti Mbak Indah Juli, Bang Amril, Mira, Irma, Reni, Ani, dan lain-lain, disambut oleh Bapak Budi Karya, selaku Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol dan Bapak Agus Sudarno selaku General Manager Marketing perusahaan yang sama. Juga, ada Mbak Farida, Corporate Secretary yang selama ini menjadi penghubung antara pihak Ancol dan para blogger.
Pak Budi menuturkan, wahana Treasure Land adalah pertunjukan spektakuler yang dikelola dengan sungguh-sungguh. Bukti dari kesungguhan ini, pihak Ancol bekerja sama dengan entertainment luar negeri yang professional, untuk mendapatkan hasil pertunjukan yang maksimal dan inovatif. Tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, wahana Treasure Land juga terdapat unsur pendidikan di dalamnya, yaitu memperkenalkan profesi arkeolog yang selama ini belum memasyarakat.
Setelah acara makan siang bersama, kami semua menyaksikan langsung pertunjukan Treasure Land di Panggung Maksima. Benar saja. Kesan pertama saat melihat tata panggungnya, benar-benar spektakuler! Saya tak henti berdecak kagum. Panggung dilengkapi dengan setting dan ornament khas Mesir Kuno yang menakjubkan!
Berbeda dengan anak-anak lain yang terlihat gembira, Mas Rexy justru tampak canggung dan takut. Selain karena ini adalah kali pertamanya ke Dufan (karena saya memang menunggu Mas Rexy agak besar agar dapat menikmati semua wahana), mungkin juga karena efek musik yang menghentak-hentak di seluruh area pangggung dengan special efectnya yang dahsyat (meminjam istilah Syahrini, suara musiknya cetar membahana :P).
Pertunjukan pun dimulai. Seorang penari berpakaian ala Suku Maya, meliuk-liuk dengan lenturnya. Lalu, bagian tengah panggung terbelah dan bergeser terbuka, menampilkan tata panggung yang jauh lebih spektakuler lagi. Para pemain yang seluruhnya berasal dari Amerika, membawakan cerita ala Indiana Jones dengan tokoh utama Dr. Smith. Suami saya yang sangat menyukai film-film Indiana Jones, sangat menikmati pertunjukan ini.
Mas Rexy sempat terkejut ketika semburan api berkobar sesekali di sisi kanan, kiri, dan tengah panggung saat pertunjukan berlangsung. Saya pun merasa wajah saya panas, karena saya sekeluarga duduk di deret nomor dua dari depan panggung. Karena itu, para penonton tidak boleh terlalu dekat dengan panggung (tidak boleh melampaui pembatas yang telah disediakan).
Selain semburan api, pertunjukan juga diwarnai dengan embusan asap dan semprotan air. Juga, ada atraksi turun menggunakan tali, tercebur di air, dan pesawat yang seakan terbang betulan. Selain menegangkan, pertunjukan ini juga diwarnai humor. Bagian yang paling membuat saya senang adalah efek suara yang dahsyat.
Saat pertunjukan selesai, tak disangka, Mas Rexy ingin menonton lagi. Hihihi … saya pikir dia akan ketakutan seterusnya, ternyata malah senang.
Selesai menonton pertunjukan Treasure Land, dilanjutkan dengan acara bebas. Saya yang sedang ingin bersantai tanpa ekspektasi apa pun, tidak memaksakan diri naik ke wahana-wahana lain. Tujuan utama saya adalah untuk mengenalkan wahana-wahana ini pada Mas Rexy. Jadi, wahana yang Mas Rexy belum boleh naik, saya lewatkan.
Ketika Nabilla dan Taruli mencoba wahana Hysteria, saya sekeluarga dan Mbak Indah pun hanya menonton di depan wahana tersebut. Pun ketika Mas Iwan dan Taruli menguji nyali dengan mencoba Tornado.
Saya cukup senang melihat mata Mas Rexy berbinar ketika menikmati wahana Happy Feet, Perang Bintang, dan Istana Boneka. Sayang sekali Mas Rexy belum boleh mencoba Arung Jeram karena tingginya belum mencapai 125 cm, padahal dia ingin sekali.
Menjelang jam tutup, saya baru menyudahi kunjungan ini. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih kepada PT. Pembangunan Jaya Ancol yang telah memberi kesempatan berkunjung pada saya dan keluarga.
Leave a Reply