Ceritanya, kami mau cari tempat main. Setelah sibuk masak sebelum lebaran dan heboh keling bersilaturahim ke tempat-tempat keluarga, kini saya ingin main ke tempat yang santai.
Masalahnya, lebaran begini, semua tempat rekreasi pasti penuh. Jalan menuju tempat tersebut juga masih padat. Belum lagi cuaca Jakarta yang terik karena sudah berbulan-bulan tidak kebagian hujan. Rasanya malaas banget, beraktivitas di luar ruangan.
Akhirnya, saya memilih tempat main yang dekat. Dan … mall lagi!
Rasanya kok, susah amat ya, menghindar dari mall. Apa boleh buat, tempat ini paling dekat dari rumah dan suasananya tidak terlalu ramai.
Di sinilah kami. Jurassic Park Mall Cijantung. Intinya, mengajak Mas Rexy bermain. Saya? Duduk-duduk saja sambil mengobrol.

Tempat bermain ini paling ideal bagi saya. Tiket masuknya Rp25rb, anak boleh main sepuasnya. Boleh bawa makanan juga, jadi saya bisa beli makanan di luar dan Mas Rexy boleh makan di arena bermain ini.
Sayangnya, ketika Mas Rexy mulai bermain … lho? Kok, mainan-mainan yang ada di sana sudah kekecilan?
Mobil-mobilan yang dinaiki tampak sesak. Mobil jenis lain, saat dinaiki, kepala Mas Rexy sudah menyundul ke bagian atapnya. Begitu juga kuda-kudaan. Mas Rexy tampak seperti raksasa ketika berada di punggung kuda. Apalagi, anak ini tampak begitu besar dibandingkan anak-anak lain yang juga sedang bermain.
Mengapa mainan-mainan itu tampak kekecilan? Mengapa Mas Rexy tampak begitu besar dibanding yang lain?Ada apa ini?

Saya terdiam sejenak.
Ternyata, saya sudah lama tidak mengajak Mas Rexy ke tempat ini. Mungkin kurang lebih enam bulan hingga setahun, tidak main ke sini.
What? Dalam waktu setahun (atau kurang), Mas Rexy sudah tampak tidak pantas bermain di sini lagi? Ternyata, bukan mainannya yang kekecilan, tapi Mas Rexy lah yang sudah tumbuh lebih besar.
Detik itu juga, saya merasa harus bersiap mencari mainan yang lain. Saya langsung merasa tua. Saya menatap seluruh sudut ruang bermain itu dan mainan-mainan yang ada di sana, dengan perasaan sedih.

Cepat atau lambat, Mas Rexy akan melewati masa kanak-kanak dan beranjak ke masa remaja. Usianya memang baru 8 tahun. Tapi, kenyataan bahwa dia hampir tidak pantas lagi bermain di arena seperti ini, membuat saya langsung tersadar. Suatu saat, kami pasti merindukan tempat bersantai ini.

Uniknya, saya langsung minta Mas Rexy berpose di mana-mana, untuk dipotret. Masa remaja memang masih akan datang beberapa tahun lagi. Tapi, saat itu juga, saya sudah merasa harus bersiap menghadapi Mas Rexy yang perlahan beranjak dewasa.
Ah, rupanya, saya sudah tua.
Leave a Reply