Hari ini, 9 Juli 2014, rakyat Indonesia melaksanakan pesta besar, demi menentukan nasib bangsa untuk lima tahun ke depan.
Saya sempat mengamati keseruan yang terjadi di Facebook beberapa bulan belakangan. Di media sosial yang satu itu begitu banyak berita tentang kedua capres-cawapres. Berita yang menyampaikan prestasi kedua capres, ada. Berita yang menyampaikan keburukan pun ada. Bahkan, pendukung masing-masing juga sempat saling adu argumen, hingga ada yang memutuskan pertemanan di Facebook gara-gara tidak suka dengan teman yang membela capres lawan.
Yang tidak kalah seru, buzzer-buzzer seakan tidak pernah berhenti melontarkan pernyataan yang membuat suasana semakin panas. Pagi, siang, sore, dan malam, Si Buzzer terus memuntahkan amunisinya di jagat Facebook. Jujur, saya hampir jengah melihatnya.
Meskipun demikian, saya tetap menelusuri status kawan-kawan di dunia maya itu, untuk mendapatkan info tentang kedua capres. Tentu saja sebagai bekal saya dalam memilih nanti. Saya akui, berita-berita di dunia maya banyak yang menyesatkan. Tidak semua, sih. Sebagian masih tetap memberikan info yang netral. Nah, info netral inilah yang saya jadikan acuan untuk menilai kedua capres yang berlaga di panggung politik Indonesia.
Suasana pemilu kali ini memang sangat berbeda dibandingkan sebelum-sebelumnya. Melihat euforia yang terjadi di dunia maya maupun di media cetak dan elektronik, saya ikut terbawa suasana. Lebih semangat, lebih gegap gempita, sekaligus lebih cemas.
Pada hari H, saya ke TPS yang terletak di Cibubur, tempat tinggal orangtua saya. Mas Rexy ikut ke bilik pemungutan suara dan setelah itu ikut mencelupkan kelingkingnya ke dalam tinta.
Setelah memilih capres yang sesuai di hati, saya merasa lega. Kedua capres berhak menjadi pemenang. Dan, kami, para pemilih, tetap harus melanjutkan hidup serta berjuang mencari nafkah masing-masing.
Siapa pun yang akan menjadi pemimpin negeri ini kelak, semoga dapat membawa perubahan yang lebih baik.
Merdeka!
Saya dan adik-adik baru saja memberikan hak suara.
Leave a Reply