Jalan kaki itu menyenangkan. Selama ini, saya menikmati banget jalan kaki. Asal, nggak terlalu jauh. Yaa, kira-kira 500 meter, saya senang melakukannya setiap hari. Beda lagi dengan saat traveling. Kalau sedang jalan-jalan, terutama ke luar kota atau luar negeri, saya senang jalan kaki lebih jauh lagi. Menyusuri tempat yang belum pernah dikunjungi dengan berjalan kaki, lebih enak. Bisa santai dan puas melihat-lihat suasana.
Saat beraktivitas sehari-hari, saya juga sering sengaja memilih yang ada jalan kakinya. Misalnya, ke warung yang jaraknya sekitar 100-200 meter, menaruh barang agak jauh dari tempat saya duduk, bahkan sering sengaja berjalan beberapa meter meskipun sedang tidak ada keperluan.
Maklum, pekerjaan saya mengharuskan saya duduk berjam-jam. Tubuh jadi gampang pegal karena kurang aktivitas fisik. Begitu jalan kaki, rasanya nyaman banget.

Ada kelebihan lain kalau kita rutin berjalan kaki, yaitu tubuh jadi lebih sehat. Pasti semua orang juga sudah tahu, ya.
Itu saja? Ternyata, tidak. Lebih jauh lagi, kalau kita rutin berjalan kaki, berarti kita membantu mengurangi polusi udara. Sebab, kita sudah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Semakin banyak kendaraan pribadi yang digunakan, sudah pasti semakin tinggi polusi udara.
Gerakan Kampanye Jalan Hijau
Dari fakta di atas, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengadakan gerakan kampanye Jalan Hijau. Tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum secara maksimal, lalu dilanjutkan dengan jalan kaki ke lokasi tujuan. Dengan begini, baik orang maupun lingkungan, akan semakin sehat.
Selama ini, masih banyak orang yang selalu mengandalkan kendaraan pribadi untuk mobilitas. Sebagian besar berpikir, menggunakan kendaraan pribadi itu lebih nyaman, karena bisa langsung ke tempat tujuan tanpa harus berjalan kaki. Bahkan, banyak orang yang menggunakan sepeda motor, padahal jarak yang ditempuh relatif dekat dan bisa dicapai dengan berjalan kaki. Kebiasaan ini menyebabkan dua hal. Pertama, jalan menjadi macet karena banyaknya kendaraan pribadi, sekaligus meningkatnya polusi udara yang berdampak buruk bagi kesehatan. Kedua, adanya peningkatan penyakit, khususnya penyakit tidak menular, karena orang-orangnya jarang bergerak.
Ini mengerikan banget. Saya pernah ikut seminar dari Kemenkes. Dari sini, saya dapat info, pengidap penyakit tidak menular ini ada peningkatan, yang semula 26,1 % pada 2017, menjadi 33 % pada 2018. Penyebabnya adalah kurangnya gerak fisik.
Ajakan untuk Naik Angkutan Umum dan Berjalan Kaki
Gerakan kampanye Jalan Hijau ini diterapkan dengan mengajak masyarakat untuk mulai rutin naik angkutan umum dan berjalan kaki. Ajakannya berupa turun langsung ke jalan, mengenalkan dan mengajak masayarakat untuk melaksanakan gerakan ini.
Jadi, beberapa hari yang lalu, saya lewat di Stasiun Juanda. Di sini ada banyak petugas kampanye, yaitu taruna-taruni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang langsung mengenalkan kampanye ini pada orang-orang yang lewat. Saya pun ikutan dikenalkan dan diajak kampanye ini. Caranya mudah banget. Saya hanya diminta menjawab pertanyaan seputar peningkatan fasilitas transportasi umum. Misalnya, bagaimana kondisi transportasi umum saat ini? Sudah sesuai dengan standar transportasi umum menurut kita atau belum? Ketepatan waktu datangnya transportasi umum bagaimana? Harga tiket transportasi umum sudah terjangkau atau belum? Kita juga diminta memberikan masukan mengenai hal-hal yang masih perlu dibenahi pada sistem transportasi di Indonesia, khususnya Jabodetabek.
Bagi yang sudah berpartisipasi dalam kampanye ini, akan diberikan merchandise berupa tempat air minum. Saya suka banget nih, tempat minumnya. Pesan dari gerakan kampanye ini adalah agar masyarakat sudah mulai menyadari bahwa gerak fisik itu sangat penting bagi kesehatan. Naik kendaraan umum juga mendukung lingkungkan agar lebih sehat.
Gerakan turun ke jalan ini juga dilakukan di beberapa tempat lain, yaitu Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun Depok, dan Stasiun Bekasi. Mungkin ada di antara kamu yang lihat para petugas kampanye ini?
Seragam Petugas Kampanye yang Penuh Makna
Saya sempat heran, kok, kampanye ini bertajuk Jalan Hijau, tapi para petugasnya memakai pakaian kuning-putih? Ternyata, ada filosofinya. Warna kuning ini melambangkan sinar matahari. Kalau kita berjalan kaki kan, akan lebih sering terpapar sinar matahari, sehingga tubuh menjadi lebih sehat. Lalu, warna putih, memberi makna ketulusan dan kesediaan kita menggunakan transportasi umum dilanjutkan dengan berjalan kaki. Nah, warna hijau diwakili oleh syal mereka, yang bermakna ramah lingkungan.
Bener juga ya, saya ngerasain banget. Dulu, sekolah pun jalan kaki setiap hari, padahal jaraknya sampai 1 km dari rumah. Sekarang, jarak segini saya lebih memilih bawa motor sendiri. Hmm … adanya kampanye gerakan Jalan Hijau ini jadi bikin saya melek lagi. Mau lebih sering naik transportasi umum ah, biar lebih banyak ada jalan kakinya. Kamu juga, yuk!
Leave a Reply