Pusing? Jalan – jalan kok, pusing? Oh, bukan. Berpusing-pusing, dalam bahasa Malaysia, artinya berputar-putar atau keliling-keliling. Saya juga awalnya heran, kok, istilahnya, “berpusing”, ya. Padahal kan, nggak pusing. Malah senang.
Omong-omong soal jalan-jalan ke Kuala Lumpur, saya sudah beberapa kali melakukannya. Ada yang hanya singgah satu hari karena besoknya mau melanjutkan perjalanan ke Thailand. Ada juga yang memang sengaja menghabiskan waktu selama beberapa hari karena ada acara yang harus saya hadiri.

Di Kuala Lumpur, Ke Mana Saja?
Sebenarnya Kuala Lumpur itu sama seperti Jakarta. Kota besar dengan banyak bangunan beton yang tinggi menjulang. Namanya juga ibukota, tentu saja dipenuhi gedung-gedung modern yang berfungsi sebagai kantor pemerintah dan pusat bisnis.
Nama “Kuala Lumpur” berasal dari kata “Kuala” yang berarti sungai, dan “Lumpur” yang memang berarti lumpur. Dahulu, kota ini memang berupa sungai besar yang dipenuhi lumpur. Saya dapat penjelasan ini dari tour guide. Saat itu saya memang sedang mewakili Indonesia di tingkat Asia Tenggara, karena berhasil menjadi juara utama lomba membuat cup cake bersama Barbie. Saya dan empat wakil dari negara Asia Tenggara lainnya (Thailand, Philipina, Singapura, dan tuan rumah Malaysia) pun bertemu dan jalan-jalan bersama di Kuala Lumpur.
Lalu, kalau jalan-jalan di Kuala Lumpur, ke mana saja?
Little India
Di Kuala Lumpur banyak banget orang India. Begitu turun dari pesawat, banyak petugas bandara berwajah India. Setelah keluar dari bandar, makin banyak lagi orang India di mana-mana. Wajar, karena di sini memang ada pemukiman khusus orang India. Namanya Little India. Nama yang sama dengan di Singapura. Waktu saya ke sini, sedang suasana Deepavali atau Diwali, yaitu Festival Cahaya, yang dirayakan oleh umat Hindu.
Setiap tempat di sini dihias dengan kain atau kertas warna-warni. Di mana-mana bertuliskan “Happy Deepavali”. Foto-foto di sini, bagus, lho. Ada juga yang menawarkan bikin henna. Saya senang bikin henna asalkan desainnya gambar bunga dan minimalis saja. Misalnya, hanya berupa garis lurus dengan ornamen bunga lengkung, dari ujung jari tengah hingga pergelangan tangan. Sudah, jangan lebar-lebar, nanti jadi tampak seperti koreng. Waktu itu harga pembuatan henna minimalis seperti ini, hanya RM10 (kurs masih Rp3.500).
Royal Selangor
Sudah sejak dahulu saya sering dengar kata “Royal Selangor” tapi baru kali ini tahu bahwa ini adalah museum pewter atau kerajinan timah. Di sini juga menjadi pusat pembuatan pewter. Royal Selangor punya koleksi teko dengan sejarah yang unik. Dahulu, pada masa Perang Dunia II, ada seseorang yang melihat teko di tanah, lalu dia menunduk untuk mengambilnya. Pada saat dia menunduk itu ternyata di atas kepalanya sedang ada peluru timah panas yang mendesing. Tahun 1970, orang tersebut membawa ke perajin, untuk memoles teko itu. Perajin pun mengenali dari dasar teko bahwa teko itu milik Ngeok Foh. Teko penyelamat itu terus disimpan. Hingga menjelang kematian orang itu, teko dikembalikan oleh orang tersebut kepada penerus Ngeok Foh.
Di Royal Selangor, saya dan rombongan diajarkan cara membuat piring dari timah. Caranya unik dan masih tradisional sekali. Lempengan timah dipukul-pukul menggunakan palu di sebuat cetakan, hingga berbentuk menjadi piring yang agak cekung. Piring timah itu diberi nama. Setelah selesai, semua peserta mendapat sertifikat lucu-lucuan, karena sudah berhasil menempuh studi membuat kerajinan timah. Saya senang banget karena celemek dan piring hasil buatan, boleh dibawa pulang.
ARCH Kuala Lumpur City Galery
Tahu kan, Kuala Lumpur City Galery (KLCG)? Tempat ini hits banget. Suasana di sini mirip dengan Kota Tua di Jakarta, karena penuh dengan bangunan bersejarah. Kalau di Jakarta bangunannya bergaya Belanda, di KLCG bangunannya bergaya Inggris. Sebab, dulu Malaysia adalah negara jajahan Inggris.
Saya senang lihat gedung-gedung di sini. Arsitekturnya bergaya Inggris, sehingga hampir nggak terasa kalau ini masih di Asia. Negara tetangga Indonesia pula.
Di kawasan ini ada ARCH, yaitu pusat kerajinan dari kayu. Banyak banget kerajinan dari kayu, mulai yang kecil seperti bingkai foto, gantungan kunci, dan casing hp, sampai yang besar-besar seperti lukisan berbingkai. Harganya? Jelas, sesuai banget dengan kerumitan pembuatannya.
Saya dan rombongan juga diajarkan cara merangkai kayu-kayu ini. Harus tekun nih, karena kayunya tipis dan halus-halus. Sekilas tampak seperti kertas. Kalau nggak telaten, kayu bisa patah.
Petronas Twin Tower
Tempat ini juga hits banget, ya. Inilah menara kembar, yang pernah menjadi gedung tertinggi di dunia, tahun 1998 – 2004. Nggak tanggung-tanggung, tingginya 452 meter dengan 88 lantai. Menara kembar ini dihubungkan dengan sky bridge di lantai 41 dan 42.
Saya dapat kesempatan untuk naik hingga puncak, lantai 86. Begitu sampai lantai ini, pendengaran saya agak terganggu. Mirip di dalam pesawat saat terbang. Dari atas, pemandangan di bawah bagus banget. Sayangnya saya yang takut ketinggian, nggak berani lama-lama menatap ke bawah. Soalnya jadi mual dan kayak ngerasa sulit bernapas.
Yang juga menakjubkan adalah, menara kembarannya tampak begitu dekat, di sebelah menara tempat saya berpijak. Lihat ini rasanya ngeri-ngeri campur terpesona, gitu. Pokoknya dapat pengalaman seru lah kalau ke sini.
Di Kuala Lumpur, Nginap di Mana?
Hari gini masih bingung soal nginap saat jalan-jalan? Sudah nggak musim dong, ah. Memang sih, kamu bisa bilang, saya enak, nginap di Sunway Clio Hotel gratis karena dapat fasilitas sebagai pemenang Barbie Cooking Competition. Namun, saya juga pernah kok, cari sendiri hotel di Kuala Lumpur. Lewat Pegipegi, praktis banget. Tinggal masukin lokasi dan jadwal nginep, langsung deh, muncul berbagai macam hotel. Pilihannya banyak banget, mulai dari hotel bintang dua sampai bintang lima. Pokoknya tinggal pilih sesuai kebutuhan dan budget.
Cari hotel lewat Pegipegi juga jelas banget. Ada review tentang hotel, fotonya banyak, fasilitasnya tertera lengkap, harganya pun diinformasikan menggunakan rupiah. Jadi nggak perlu meng-convert lagi.
Salah satu hotel murah di Kuala Lumpur yang pernah saya pesan adalah Tune Hotel. Carinya pakai Pegipegi.com juga. Pokoknya kalau ke Kuala Lumpur nggak perlu khawatir saat nyari hotel, deh.
wah udah masuk di petronas twin tower buk?
saya beberapa waktu ku KL cuma kota kota saja..
cuma liat petronas dari kejauhan..
habis cuma sehari saja disana..
sisanya ke Johor sama SG ..
Iya, sudah. Kalau ini memang lagi khusus main di KL. Jadi nggak ke kota lain. Ke Johor justru dari SG. Bukan dari KL.