Saya baru tahu bahwa PT. Kalbe Farma punya program Junior Scientist Award. Ini bagus banget! Entah kenapa, sejak dulu saya senang dengan dunia pendidikan anak, baik formal maupun nonformal. Senang banget lihat anak-anak berprestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik. Menurut saya, anak-anak yang aktif dan berprestasi, lebih kecil risikonya untuk terpengaruh hal-hal negatif. Selain itu, berdasarkan pengamatan saya, anak yang sejak kecil fokus mengasah kemampuan, cenderung mampu mengatasi masalahnya sendiri, kelak ketika dia dewasa.
Anaknya teman saya, jagoan di bidang menulis. Anak teman yang lain, pintar banget main musik. Itu membat saya terkagum-kagum. Eh, sekarang malah ada anak yang hebat di bidang sains? Luar biasa!
Tentang KJSA
Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) adalah ajang yang mewadahi anak-anak Indonesia untuk menghasilkan kreativitas berupa karya sains. KJSA sudah ada sejak 2011. Sejak saat itu, ribuan anak yang memiliki kemampuan berpikir di bidang sains dari ratusan sekolah di Indonesia, berkesempatan tampil mempersembahkan karyanya. KJSA ini berskala nasional dan tidak menutup kemungkinan akan membuka jalan bagi anak-anak tersebut untuk go international.
Jadi, KJSA adalah lomba sains. Anak-anak yang punya jawaban atas permasalahan yang terjadi di sekitarnya, boleh mendaftarkan diri untuk ikut lomba. Ajang ini menstimulasi anak-anak untuk mencari jawaban atas segala sesuatu yang terjadi di sekitar mereka.
Mengapa Anak-Anak?
Kalbe menyasar anak-anak, sebab, masa ini adalah periode emas yang wajib difasilitasi. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap semua hal di sekitarnya. Banyak sekali hal yang menarik perhatian. Bahkan, mereka ingin terus menggali karena memiliki kecenderungan berpikir kritis. Dari sini, Kalbe ingin melatih mereka agar terus kenal dan tanggap terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sekitar sekaligus mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan pendekatan ilmiah.
Kemampuan Anak-Anak di Era Digital
Kita yang sudah dewasa, tentu masih ingat betapa dulu internet masih menjadi sesuatu yang mewah. Bahkan, sebelumnya, kita nggak tahu apa itu internet. Ketika muncul, internet menjadi sesuatu yang istimewa. Setelah itu, internet menjadi kebutuhan semua orang dan berkembang sangat pesat.
Anak-anak yang periode emasnya tepat berada pada era internet, menjadi generasi yang “diuntungkan”. Segala sesuatu menjadi lebih mudah berkat dunia digital. Segala sesuatu seakan-akan menjadi hanya sejauh jangkauan “klik”. Di sisi lain, anak-anak ini “terjebak” dalam dua hal. Menjadi makanan empuk dunia digital atau menjadi kreatif dengan memanfaatkan dunia digital.
Pada kenyataannya, anak-anak era digital ini tumbuh seiring pesatnya perkembangan dunia digital. Karena itu, Kalbe ingin menjadi wadah yang tepat agar anak-anak memanfaatkan dunia digital dengan baik, khususnya di bidang sains.

Kalbe melihat banyak anak-anak generasi sekarang yang memiliki potensi besar. Jika potensi itu digali dan dibina, anak-anak akan mampu menciptakan produk berbasis sains dan teknologi yang kualitasnya bisa disandingkan dengan produk-produk kelas internasional.
Dalam memupuk dan membina anak-anak di era digital ini tentu saja membutuhkan kerja sama banyak pihak. Misalnya, institusi pendidikan dan tenaga pengajar. Merekalah kunci utama dalam menggali potensi anak dan mengasah serta mendidik agar anak-anak menjadi inovator yang hebat.
Buktinya, ada salah satu anak di Garut yang akhirnya mendapatkan beasiswa ke Cina untuk belajar sains. Anak lain dari kota lain, dibiayai oleh NASA untuk belajar di Amerika Serikat. Merinding saya dengar prestasi anak sehebat ini.

Pendiri Lab Komputer Mini). Anak asal Garut pun bisa mendapat beasiswa ke Cina karena prestasinya di bidang sains dan teknologi.
Fira Fatmasiefa, Sang Bintang Sains
Saya kepengen nangis banget lihat kiprah Fira Fatmasiefa. Dia adalah pemenang KJSA angkatan pertama, yaitu 2011. Saat itu Fira dan adiknya menampilkan karya sains berupa detektor popok bayi yang basah. Jadi, sebelum popok itu membasahi tubuh bayi, sudah terdeteksi. Popok bayi yang basah dapat berisiko menyebabkan ruam popok pada kulit.

Fira yang saat itu tinggal di luar kota dan belum pernah ke Jakarta, akhirnya bisa merasakan menginjakkan kaki di ibukota untuk mempresentasikan penemuannya, berkat kemenangannya di KJSA. Selanjutnya, prestasi Fira pun melesat bak meteor. Perempuan muda ini kembali menjuarai lomba sains tingkat internasional. Bahkan, sewaktu Fira menjadi pembicara di Barcelona, Spanyol, itu adalah pembicara termuda di ajang tersebut, sepanjang sejarah. Luar biasa!
Mau tahu lagi prestasi Fira yang lain? Lihat saja foto ini, ya.
Berkat berbagai prestasi dalam bidang sains, akhirnya Fira diterima masuk University of Berkeley, California, Amerika Serikat, jurusan Astrofisika.
Kan? Mau mau nangis terharu nggak, sih? Anak muda, bisa sampai segitunya prestasinya. Sudah dari kecil pula. Saya jadi berharap banget anak saya bisa berprestasi kayak gini, apa pun bidangnya.
KJSA memang inspiratif banget. Bukan hanya untuk anak-anak tapi juga untuk orangtua yang ingin mendidik anaknya.
Jadi, Kalbe mewadahi anak-anak usia SD dan SMP untuk menghasilkan karya kreatif berupa karya sains. Sekarang, Kalbe sedang membuka lagi nih, ajang KJSA. Kalau kamu punya anak, ponakan, atau anak didik yang berpotensi melahirkan karya sains, cepat daftarin, deh.
Caranya bagaimana? Simak info lengkapnya di video ini, ya.
Aku merinding lho denger presentasi Fira tentang pengalaman dia bisa keliling dunia lewat konferensi. Anak-anak kaya gini harus diapresiasi nih.