Salah satu masalah pasangan suami istri (pasutri) masa kini adalah susah punya anak. Soal ini, saya ikutan diskusi bersama dr. Indra. N.C. Anwar Sp.OG, Konsultan Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Makuku Family, di grup WhatsApp beberapa waktu lalu. Selama ini dr. Indra melakukan praktik di RSIA Bunda Jakarta, Morula IVF Jakarta dan di Halodoc.
Sebagai dokter kandungan, dr. Indra tahu banget saat ini banyak suami istri yang sudah berusaha keras untuk punya anak, tapi belum bisa. Berbagai masalah bisa jadi penyebabnya. Misalnya, suami atau istri sudah kelelahan karena beraktivitas. Tidak bisa dimungkiri, pasangan suami istri masa kini memang banyak kegiatan.
Asyik banget lho, menyimak paparan dan tips dr. Indra di grup WhatsApp. Tentunya berhubungan dengan kehamilan. Saya jadi semakin tahu banyak soal kehamilan dengan masalah yang berbeda-beda. Ini ilmu buat saya. Hasil diskusi di grup itu saya tuliskan di sini ya, biar kamu juga dapat ilmunya.
Mengapa Harus Punya Anak?
Hampir semua orang yang sudah menikah pasti menginginkan punya anak. Wajar ya, karena sudah “berusaha” jadi pengin dong, usahanya membuahkan hasil. Sayangnya nggak semua pasangan suami istri bisa langsung dapat hasil dari usaha tersebut.
Ada orang yang baru satu bulan menikah sudah bisa hamil, ada juga yang harus menunggu bertahun-tahun baru bisa hamil, bahkan ada yang sudah belasan tahun menikah belum juga dikaruniai anak.
Saya termasuk yang kedua. Dulu, harus nunggu tiga tahun baru bisa hamil. Sementara, adik saya, tidak sampai enam bulan menikah, sudah bisa berbahagia dengan mendapati garis dua di test pack-nya.
Pasangan suami istri di Indonesia umumnya ingin punya anak. Alasan utamanya memang karena ingin punya anak. Namun, ada alasan lain. Di negara seperti Indonesia, masih ada anggapan “miring” tentang pasangan suami istri yang tidak punya anak.
Punya anak itu berpengaruh pada status perempuan dalam rumah tangga, keluarga besar, dan masyarakat. Bahkan di kalangan masyarakat tertentu, menjadi ibu adalah satu-satunya cara bagi perempuan untuk meningkatkan statusnya di mata keluarga dan masyarakat.
Duh, sebenarnya saya kurang setuju dengan ini. Punya anak atau tidak, itu tergantung kesepakatan suami dan istri. Sekarang banyak juga pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak punya anak. Orang yang belum punya anak pun mau bagaimana lagi kalau belum dikasih? Seharusnya keluarga dan masyarakat tidak menganggapnya sesuatu yang tidak “lazim”.
Infertilitas, Masalah Umum pada Suami Istri
Menurut saya hamil itu gampang-gampang susah. Dibilang gampang, ya kalau sudah melakukan hubungan suami istri, bisa langsung hamil. Dibilang susah, ternyata untuk melakukan program hamil, ada faktor lain yang harus diperhatikan. Berhubungan suami istri pun tidak asal saja.
Di diskusi grup ini dr. Indra menyampaikan bahwa syarat terjadinya kehamilan adalah:
- Hubungan seksual normal
- Hubungan seksual tepat waktu/teratur
- Mulut rahim/cairan mulut rahim baik
- Saluran telur paten & berfungsi normal
- Rahim/dinding rahim normal
- Ada sel telur yang berkembang & ovulasi
- Ada sperma dengan jumlah/kualitas baik
Tuh, kan, banyak hal yang harus diperhatikan. Jadi bukan asal berhubungan saja.
Kalau sudah melakukan dan memerhatikan hal-hal itu tapi belum kunjung hamil, harus periksa ke dokter. Yang periksa harus suami dan istri lho, ya. Bukan hanya istri. Sebab, belum kunjung hamil selama bertahun-tahun bisa juga penyebabnya karena kualitas sperma suami yang belum memenuhi syarat.
Dokter kandungan akan memeriksa riwayat kesehatan suami dan istri. Dokter juga akan melihat faktor-faktor penyebab infertilitas, seperti kecukupan asupan nutrisi, kondisi fisik terutama rahim, mulut rahim, saluran telur, faktor ovulasi, serta faktor lain seperti usia, berat badan, ada atau tidaknya penyakit yang mengurangi kesuburan, dan gaya hidup.
Pasangan Infertil Bisa Hamil Alami
Indra mengatakan, menurut ilmu medis, tanda-tanda infertilitas adalah yang sudah menikah selama satu tahun tetapi belum bisa hamil. Sementara, WHO menyatakan, infertilitas itu belum hamil ketika sudah 24 bulan menikah.
Masih menurut dr. Indra, pasangan infertil bisa diobati secara medik dan operatif, sehingga masih bisa hamil secara alami. Namun ada juga 10-15 persen pasangan infertil yang membutuhkan bantuan teknologi bayi tabung agar bisa hamil.
Teknologi bayi tabung ini sudah ada sejak 1978. Tahun ini pula kelahiran pertama bayi yang proses kehamilannya menggunakan teknik bayi tabung. Sejak itu, metode bayi tabung menyebar luas ke seluruh dunia.
Selama menjadi DSOG, dr. Indra juga kerap membantu pasangan suami istri yang proses kehamilannya melalui bayi tabung. Saya ikut deg-degan campur terharu lho, saat mendengar pengalaman dr. Indra yang sering berhasil membantu pasangan suami istri dengan teknik bayi tabung.
Saya terharu banget membayangkan bayi yang sudah diusahakan keberadaannya di dunia ini melalui teknik bayi tabung, akhirnya satu per satu lahir. Proses bayi tabung itu membutuhkan ketelitian dan keahlian tingkat tinggi. Itu sebabnya hanya bisa ditangani oleh dokter yang benar-benar ahli seperti dr. Indra.
Banyak banget ilmu yang saya dapat dari diskusi di grup WhatsApp ini. Saya jadi makin mengerti tentang kehamilan dan bayi tabung.
Oh ya, buat kamu yang pengin tahu tentang dr. Indra dan seluk beluk tentang bayi tabung, bisa follow Instagramnya di https://www.instagram.com/indrancanwar/
Leave a Reply