Belanja. Perempuan mana sih, yang nggak suka belanja? Terlepas dari hobi atau tidak, pasti semua perempuan senang belanja. Perempuan yang nggak hobi belanja pun pasti rutin belanja bulanan.
Nah, perempuan yang hobi belanja, selain belanja bulanan, akan senang belanja baju anak, belanja skin care, bahkan belanja pernak-pernik yang sebetulnya nggak perlu dan nggak akan terpakai.
Apalagi sekarang zamannya belanja online. Membeli apapun sudah jauh lebih mudah. Saya tinggal buka aplikasi marketplace, pilih-pilih barang, lalu bayar dengan sekali klik. Nggak lama, barang itu diantar ke rumah. Praktis banget.
Belanja dengan cara ini, nyaman banget. Saya nggak perlu capek-capek pergi ke pusat perbelanjaan. Dalam sekejap, barang yang diinginkan sudah ada di depan mata.
Lalu, timbul masalah baru. Saya jadi boros! Hampir semua barang yang indah dipandang mata, pengin dibeli. Apalagi kalau harganya murah. Saya sering tidak memikirkan lagi barang itu akan digunakan atau tidak. Pokoknya beli saja dulu, karena harganya murah.
Saya akui, kebiasaan itu buruk banget. Selain rumah jadi penuh dengan barang yang mungkin nggak akan terpakai, uang juga jadi cepat habis. Akhirnya, saya analisis, deh. Saya pun mengubah kebiasaan belanja, dari yang awalnya hanya mengandalkan harga murah dan barang tampak cantik, menjadi lebih selektif dalam membeli.
Tips Agar Belanja Online Tidak Boros
Belanja boleh, boros jangan. Sebagai perempuan yang tahu banget bahwa uang nggak datang begitu saja ke dompet kita, saya berusaha berhati-hati dalam menggunakan uang untuk belanja. Inilah tips saya agar tidak boros saat berbelanja, terutama belanja online:
- Tulis daftar kebutuhan
Betul. Tulis daftar kebutuhan. Bukan keinginan. Percaya, deh, kebutuhan itu ada batasnya. Sementara, keinginan, nggak akan pernah ada batasnya. Menulis daftar kebutuhan sebelum belanja, akan membuat saya lebih puas. Barang yang dibutuhkan terpenuhi, uang juga terpakai sesuai pada posnya.
Pernah sih, nggak nulis daftar kebutuhan. Hasilnya, kelepasan beli barang yang sebenarnya nggak terlalu perlu. Sementara, barang yang benar-benar diperlukan malah nggak kebeli. Nggak seru banget kalau begini.
- Pilih barang yang akan digunakan secara rutin
Kalap boleh. Belanja banyak juga boleh. Namun, saya menetapkan, hanya boleh belanja banyak dan kalap untuk barang-barang yang sudah pasti akan digunakan terus menerus.
Barang ini biasanya berupa kebutuhan sehari-hari, seperti sabun, sampo, body lotion, sabun pencuci piring, cairan pembersih lantai, dan deterjen. Bisa juga barang-barang kebutuhan dapur seperti minyak goreng, beras, dan bumbu-bumbu.
Barang-barang seperti itu boleh deh, beli banyak buat persedian selama beberapa bulan. Soalnya semuanya pasti terpakai, jadi nggak akan terbuang sia-sia.
- Periksa perbandingan harga
Sebenarnya melihat-lihat antara marketplace yang satu dengan yang lain, bisa menghabiskan waktu. Kadang-kadang malah harganya sama karena banyak penjual yang sama. Ya, mereka berjualan di beberapa marketplace. Namun, membandingkan harga, penting banget untuk menghemat. Banyak lho, pedagang yang memasang harga yang jauh berbeda untuk barang yang benar-benar sama. Kalau dapat harga yang lebih murah, tentu bisa lebih hemat.
Beberapa waktu lalu saya beli buku. Saya tahu, harga di penerbit dan toko buku offline Rp80 ribu. Eh, di marketplace ada yang harganya sama yaitu Rp80 ribu, ada juga yang Rp70 ribu. Kondisi bukunya sama-sama baru dan jelas bukan bajakan. Ini bisa terjadi karena ada penjual di marketplace yang mendapat potongan harga dari penerbit. Jadi penjual itu bisa memberikan harga lebih murah ke pembeli.
- Manfaatkan voucher diskon
Ini andalan saya banget. Saya selalu klaim voucher yang tersedia, setiap belanja di marketplace. Tadinya saya pikir voucher belanja ini hanya akal-akalan marketplace untuk menarik minat pembeli. Ternyata memang benar-benar dikasih diskon. Makanya barang yang saya beli, banyak yang harganya bisa separuhnya saja. Jadi, manfaatkan selalu voucher diskon.
- Hindari memaksakan belanja demi gengsi
Istilah “biar tekor asal kesohor” sudah sering saya dengar saat saya SMP. Istilah ini ditujukan untuk orang yang sering kali memaksakan diri berbelanja sesuatu yang harganya sebenarnya tidak terjangkau. Mereka memaksakan diri demi terlihat keren, kaya, mahal, dan punya uang. Padahal mereka tidak punya uang untuk membeli barang itu.
Dalam perjalanan hidup, saya banyak menemukan orang-orang seperti ini. Ada orang yang pakaiannya mahal-mahal, kendaraannya ganti-ganti, ponselnya selalu tipe terbaru. Padahal nggak punya uang untuk makan. Lha terus, uang yang dipakai buat belanja barang mahal itu, dari mana? Ya, dari berutang. Nggak banget, kan?
Lebih baik belanja barang yang harganya sesuai kemampuan. Misalnya, sabun A seberat 400 ml harganya Rp80 ribu, sabun B harganya Rp14 ribu dengan berat yang sama. Lebih baik beli sabun B saja biar bisa beli banyak untuk pemakaian bulan-bulan berikutnya. Nggak usah memaksakan diri membeli sabun A agar terlihat hebat di mata orang-orang, karena bisa saja di bulan berikutnya malah nggak bisa beli sabun akibat memaksakan diri beli yang jauh dari jangkauan.
Manfaatkan HARBOKIR
Satu hal lagi yang penting banget untuk diperhatikan saat berbelanja online adalah soal ongkos kirim. Harus diakui, ongkos kirim ini biaya paling besar dalam berbelanja online, tapi nggak terasa.
Untuk membeli satu barang seharga Rp100 ribu, tentu saya nggak keberatan kalau dibebankan ongkos kirim Rp9 ribu. Namun, kalau sering berbelanja dan jumlah barangnya banyak, tentu saja ongkos kirimnya juga jadi banyak. Bayangkan! Kalau saya beli 100 barang dan harus dibebankan Rp9 ribu per barang (per kg), biaya ongkos kirimnya jadi banyak banget, kan?
Agar terhindar dari biaya ongkos kirim saat berbelanja online, manfaatkan gratis ongkos kirim. Sebentar lagi ada promo Hari Bebas Ongkos Kirim (HARBOKIR) dari JNE, nih. Promo ini hanya untuk member JNE Loyalty Card (JLC). Kamu yang belum jadi member JLC, langsung saja daftar. Lumayan banget buat dapatin gratis ongkos kirim sebanyak 20 kali kirim.
Oh ya, pengiriman paket maksimal 2 kg per resi. Gratis ongkos kirim diberikan hanya untuk pengiriman reguler, pengiriman ke kota yang sama dan ke kota yang berbeda di dalam satu provinsi.
Promo HARBOKIR ini cuma dua hari, yaitu 26 – 27 November 2021. Bisa juga dimanfaatkan oleh para pelaku UKM, nih. Jangan sampai ketinggalan. Sayang banget kalau nggak dimanfaatkan.
Sudah tahu kan, tips agar tidak boros dalam belanja online? Sekarang, tahan dulu belanjanya. Catat saja dulu semua yang mau dibeli. Baru deh, tanggal 26-27 November 2021 ini eksekusi. Selamat berbelanja hemat!
Aku juga suka pakai diskonan kalau belanja di loka pasar seperti Tokopedia, Mbak Nunik. Cuma ya kalau ongkirnya mahal, kadang mundur perlahan. Cari toko yang produknya lengkap biar ongkir minimal. Tapi dengan adanya Harbokir kita enggak perlu khawatir lagi terbebani ongkir karena gratis ongkir bakal melariskan dagangan sebagai UKM dan merekatkan persahabatan dengan saling kirim hadiah. Yuk kirim yuk. 🙂