Kondisi Indonesia yang sudah darurat narkoba, benar-benar sangat mengkhawatirkan.
Sebagai ibu dari satu anak dan guru ekskul menulis cerpen di beberapa sekolah dasar, kehidupan saya dekat dengan anak-anak.
Setiap mendengar kata “narkoba”, wajah anak-anak itulah yang muncul di kepala. Wajah polos yang belum mengenal kerasnya dunia. Wajah ceria yang tak pernah kenal lelah. Wajah-wajah generasi penerus bangsa yang nantinya akan menerima tongkat estafet untuk memimpin negeri ini.

Haruskah mereka jadi korban keganasan narkoba?
Tidak! Jangan sampai itu terjadi! Anak-anak harus hidup sehat, tanpa narkoba.
Jutaan ibu di dunia ini tak ada yang rela anaknya menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Ironisnya, di luar sana sudah banyak orang yang terjerat barang haram ini.
Karena kondisi itulah BNN (Badan Narkotika Nasional) gencar melakukan kampanye antinarkoba. Salah satunya dalam bentuk workshop bertajuk Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.
Pada workshop yang diselenggarakan tanggal 26 Mei 2015 di Restoran Pulau Dua, Jakarta Selatan, pembicaranya adalah Bapak DR. Antar Merau Tugus Sianturi, AK, MBA (Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional) dan Bapak Slamet Pribadi (Kabag Humas Badan Narkotika Nasional).

Saya yang turut hadir pada acara itu merasa harus membagikan ilmunya melalui tulisan ini.
Oke, kita mulai dari satu hal. Mengenal narkoba.
INI BENTUKNYA
Mengerikan.
Mungkin itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan betapa buruknya efek zat bernama narkoba. Yang lebih membuat miris, kini Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba!
Jika dahulu dicanangkan slogan “say no to drugs”, maka saat ini kita justru harus mengenal narkoba. Pada acara Budaya Perangi Narkoba di TMII 26 April 2015 lalu, dr. Diah Setia Utami, Deputi Rehabilitasi BNN, mengatakan, sekarang saatnya menggunakan slogan “knowing to drugs”.
Untuk apa? Tentu saja agar kita dapat menghindarinya jika suatu saat ada yang menawari zat ini. Saya sangat setuju. Sebab, bagaimana kita bisa menghindar kalau bentuknya saja tidak tahu?

Narkoba adalah zat atau obat kimia yang berbahaya. Bentuknya berbeda-beda. Ada yang cair, ada yang padat. Ada juga yang berupa bubuk.
Zat atau obat ini ada, untuk keperluan kedokteran. Pemakaiannya pun ada aturannya. Tidak asal pakai. Orang yang memakai narkoba sendiri disebut menyalahgunakan. Hal ini sangat dilarang, karena zat atau obat ini sangat berbahaya bagi tubuh.
Beginilah cara narkoba digunakan:
1. Dimasukkan ke dalam tubuh melalui hidung, dengan cara dihirup.
2. Dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, dengan cara disuntikkan. Cara ini disebut intravena.
3. Dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut, dengan cara ditelan atau dihisap.

Sumber: buku “Narkoba? Nggak, Dong!” karya Idris Thaha, Penerbit Kencana (Prenada Media), terbit April 2006.

Cara-cara ini bukan untuk ditiru, melainkan untuk diketahui dan dijauhi.
Narkoba adalah kependekan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sering juga disebut dengan istilah naza (narkotika dan zat adiktif lainnya) dan napza (narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya).
Kita tidak boleh mencoba zat-zat ini. Tidak sekali pun!
Mengapa tidak boleh? Apa bahayanya?
INI BAHAYANYA
Efek narkoba, sangat parah. Narkoba membuat manusia tidak lagi menyadari dirinya, tidak menghargai diri sendiri, dan tidak peduli pada orang-orang di sekitarnya. Bahkan, orangtua yang menggunakan narkoba, bisa menelantarkan anak-anaknya. Tipis kesadarannya untuk membedakan hal baik dan buruk.
Berikut ini efek buruk narkoba:

Begitu berbahayanya narkoba, sehingga bisa merusak seluruh tubuh, sampai menyebabkan kematian yang mengenaskan.
Masih mau pakai narkoba?
Waduh, jauh-jauh, deh!
INI FAKTANYA
Pantas saja pemerintah mencanangkan Indonesia Darurat Narkoba. Faktanya, pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 2,2% yaitu sebanyak 4,2 juta orang. Perinciannya adalah 1,1 juta orang dalam tahap mencoba pakai, 1,9 juta orang sudah teratur pakai, dan 1,2 juta orang telan menjadi pecandu. Kondisi yang sangat menyedihkan!

Fakta-fakta lain yang tak kalah mencengangkan, yaitu:
- Bisnis narkoba menghasilkan uang yang cukup besar, sehingga banyak orang tergiur menjalankannya.
- Di dalam lapas pun peredaran narkoba masih marak. Bandar masih dapat mengendalikannya.
- Narkoba mudah masuk ke Indonesia melalui jalur laut dan sungai, karena minimnya pengawasan.
- Peredaran narkoba sudah sampai ke pelosok desa. Sasaran utamanya adalah anak-anak usia Sekolah Dasar.
- Cara mengedarkan narkoba selalu berubah-ubah.
- Angka coba pakai dan pakai teratur narkoba masih tinggi.
- Angka penyalahguna narkoba yang ingin pulih masih rendah.
Kini, BNN, pemerintah, dan seluruh lapisan masyarakat bergandeng tangan dan bahu membahu dalam memberantas narkoba. Juga, mencegah agar tidak semakin banyak korban berjatuhan gara-gara narkoba.
Akhir Mei lalu saya diundang menghadiri peresmian Rumah Belajar di Banjarmasin. Rumah Belajar yang diselenggarakan oleh Samsung, perusahaan ponsel terbesar di dunia itu diperuntukkan bagi anak muda usia 17-24 tahun. Perusahaan ini bekerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Dinas Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin.
Menurut dr. Iskandar Irwan Hokum dari YCAB, salah satu tujuan utama dari adanya rumah belajar itu adalah, agar anak-anak muda usia produktif tidak sempat menganggur. Sebab, salah satu penyebab orang yang tergoda menggunakan narkoba adalah karena tidak adanya aktivitas.

Jadi, pihak pemerintah, instansi swasta, LSM, dan perusahaan yang ada di Indonesia, benar-benar bersatu untuk mencegah sekaligus memberantas narkoba.
Mungkin ini klise. Tapi, dengan hadirnya saya di workshop-workshop yang diselenggarakan oleh BNN, menghadiri Rumah Belajar Samsung di Banjarmasin, dan memberikan edukasi berupa dunia kepenulisan, adalah secuil kontribusi saya untuk negeri ini, dalam memerangi narkoba.

INI PENYEBABNYA
Para pengguna narkoba terdiri atas berbagai usia dan kalangan. Pertanyaan terbesarnya adalah, mereka sudah tahu narkoba berbahaya, mengapa masih saja ada yang menyalahgunakan?

Ternyata, banyak penyebab mereka menggunakan narkoba.
Rasa penasaran dengan efek narkoba yang katanya membuat semangat, menjadi salah satu penyebab orang menyalahgunakan zat ini.
Banyak juga orang yang menggunakan narkoba untuk stimulasi dalam bekerja. Asumsinya, mereka akan merasa lebih fit. Padahal kondisi fit karena menggunakan narkoba, hanya semu. Fitnya hanya sebentar tetapi sebenarnya zat itu merusak tubuh. Lama kelamaan menyebabkan kecanduan.
Penyebab lain bisa dilihat di sini:

INI CARA PENCEGAHANNYA
Bisakah kita mencegah narkoba “mampir” dalam kehidupan anak dan keluarga tercinta?
Tentu saja bisa.
Pencegahan seharusnya dimulai sedini mungkin, yaitu dari lingkungan rumah. Ciptakan komunikasi segala arah, berupa segitiga yang tak terputus, yaitu:
- Ayah kepada anak – anak kepada ayah
- Ayah kepada ibu – ibu kepada ayah
- Ibu kepada anak – anak kepada ibu.
Jangan biasakan anak membeli jajanan sembarangan di luar rumah. Sebaiknya, bawakan anak bekal makanan sendiri dari rumah. Bagi ayah yang perokok, hindari merokok di hadapan anak atau istri.
Lalu, bagaimana mengantisipasi agar anak tidak “lari” ke narkoba bila rumah tangga orangtua terlanjur “pecah”?
Cinta dari kedua orangtua adalah kuncinya. Meskipun sudah tidak lagi tinggal serumah, orangtua tetap dapat mencurahkan kasih sayang yang penuh. Sehingga, anak tidak kehilangan sandaran.
Mengenai hal ini, saya terkesan dengan sebuah video milik Azka, anak seorang entertainer terkenal di negeri ini.
Kekuatan cinta akan membentengi seluruh keluarga dari bahaya narkoba.
Ayolah, Ayah, Bunda, perangi narkoba mulai dari lingkungan rumah! Demi seluruh anggota keluarga yang sehat, tanpa barang haram tersebut.
INI PEMBERANTASANNYA
Indonesia adalah pasar empuk bagi perdagangan narkoba. bayangkan! Dengan pengguna sebanyak 4 juta lebih, berapa besar permintaan yang ada?
BNN dan pemerintah tidak main-main dalam memberantas peredaran dan perdagangan narkoba.
Jerih payah BNN, pemerintah, dan masyarakat, mulai membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya penangkapan sindikat narkoba terbesar, yaitu peredaran ganja sebesar 8 ton (24 Oktober 2014) dan jaringan pengedar internasional shabu-shabu seberat 862,6 kg (5 januari 2015).
Bahkan, negara berhasil menyita aset senilai 52,3 M dari kejahatan narkoba tahun 2015.
INI PROGRAMNYA
Bagaimana dengan orang yang telanjur menjadi pecandu narkoba?
BNN memiliki program, memasukkan para pecandu ke tempat rehabilitasi. Bagaimana pun, mereka berhak sembuh. Tempat rehabilitasi jauh lebih pas daripada rumah tahanan.

Di tempat rehabilitasi, pecandu akan diberikan terapi sampai sembuh.
Saat ini sedang ada program rehabilitasi 100.000 pecandu narkoba. Jika ada keluarga atau kerabat yang telanjur menjadi pecandu, segeralah datang untuk mendapatkan terapi sampai sembuh. Atau, hubungi nomor ini:
Yang sudah menjadi pecandu bisa direhabilitasi, yang belum terkena narkoba, jangan sampai menjadi penyalahguna. Mulai sekarang, buang narkoba sejauh-jauhnya.
Percayalah, narkoba itu hanya merusak seluruh hidup kita. Bagaimana pun, hidup ini hanya sekali, lho.
Jadi, kita harus hidup sehat, bahagia, kreatif, dan produktif, tanpa narkoba!

harus di berantas habis sampai akar-akarnya nih narkoba merugikan bangsa dan masa depan anak-anak
Diawali dari dalam rumah ya, Mbak.
Tega banget orang yang ngenalin narkoba ke anak anak. Memanfaatkan sifat Anak yg masih polos, masa permen aja juga disusupi narkoba ya mak? Prihatin.. prihatin..
Itu dia yang mikin makin miris, Mbak. Parahnya lagi, setiap tahun terdeteksi narkoba zat baru. Kan kita mana ngerti.
Ngomongin narkoba selalu bikin merinding. Terutama jika korbannya anak2. Duh… sedih. Semoga rehabilitasi dan pencegahan peredaran narkoba bisa maksimal dan efektif. Indonesia darurat narkoba!
Jangan sampe korbannya nambah lagi ya, Teh. Apalagi anak-anak dan sodara. Harus benar-benar dijagain. Soalnya banyak korban yang nggak tau bahwa mereka “dipaksa” pake.
semoga anak2 kita g ada yg pengen nyobain narkoba…aamiin…
Jadi istilahnya skrg…knowing your narkoba ya biar pada tau akibatnya…ide bagus itu…
Dan oleh2nya mannnaaaaa 😀
Aamiin, Chaaa. Jangan sampe anak kita kena, ya. Oleh2 workshop? Lha tulisan ini. Hehehehe
ebuset, emak satu ini lengkap banget 🙂
keren mbak artikelnya, komprehensif dan ga menggurui…
emang bener sih kalo anak-anak (dan remaja) itu target utama peredaran narkoba
di daerah saya banyak anak belasan tahun yang udah mulai coba2 dari ngelem sampe yang berat2 (ss)
solusinya, ya itu tadi, peran orangtua, keluarga, rekan, dan lingkungan untuk merangkulnya…
Nah itu, aku baca artikelmu, ampuunn, serem banget daerahnya. Sampai kontrak mati, ya. Bagus buat pengalaman. Buat ngasih tau anak-anak nanti kalo udah jadi ortu.
Ora kebayang, ngeri sekali ya kalau sudah masuk dalam lingkaran narkoba.
kasihan sekali membayangkan para korban, yang mungkin tidak ada niat untuk menjadi konsumennya
Makasih mba Nunik, sharing hal seperti ini sangat bermanfaat
Jadi dari awal harus benar-benar menghindari benda zat ini ya, Bu. Kalau sudah sekali kena, bahaya. Sama-sama ya, Bu 🙂
Artikelnya sangat #antusias sekali, kita memang harus bisa hidup sehat dan bahagia dengan hal-hal yang positif.
#salamantusias …
Betul, Pak. Hidup sehat tanpa narkoba itu wajib. #salamantusias juga 😀
Duh kalo udah ngomongin narkoba serem sendiri.
Kepikiran yang nggak-nggak muluk. Mesti dikasitau dr awal kayanya ke anak.
Huft huft
Selain dikasih tau dari awal, harus “dikawal” terus. Didampingi, biar ada yang ngawasi. Oh, emak-emak, tugasnya berat amat, ya.
pokoknya “say no to drugs” harus memberikan penjelasan yang ringan nih ke ponakan2 ku. makasih sharingnya mba 🙂
Betul, kasih penjelasannya sesuai bahasa anak-anak. Biar mereka mudah ngerti.
video azka menyentuh sekali