Yeaayy, tahun baru! Yang selalu saya tunggu setiap tahun baru adalah … film! Rasanya sudah seperti tradisi saja, tahun baru pasti ada film baru.
Tahun ini, film terbaru yang sedang tayang adalah “Aku Bukan Jodohnya”. Kemarin saya nonton gala premiere-nya. Senang deh, jadi salah satu yang nonton duluan.
Ceritanya dari Kehidupan Sehari-Hari dan Banyak Ilmunya
Cerita dalam film “Aku Bukan Jodohnya” diangkat dari kehidupan sehari-hari. Bermula saat Bagas (diperankan oleh Syakir Daulay), mahasiswa di sebuah perguruan tinggi, sedang mengadakan pameran foto. Di pameran perdana ini Bagas jengkel karena orang-orang timnya datang terlambat hanya karena sengaja menjemput seorang cewek bernama Nadhira (diperankan oleh Ica Maysha).
Ternyata kejadian terlambat itu menjadi awal sebuah hubungan khusus antara Bagas dan Nadhira. Mereka menjalin cinta dan akhirnya … ups, nggak mau spoiler, ah. Nonton sendiri saja, ya. Asyik lho, menikmati proses adegan demi adegan.
Banyak orang yang mengalami kejadian seperti di dalam film ini. Itu sebabnya banyak juga pelajaran yang bisa diambil. Buat kamu yang pernah merasakan patah hati, wajib banget nonton film ini biar tahu cara mengelola hati setelah patah hati. Buat yang belum pernah merasakan patah hati juga bagus, nih. Biar nanti kalau suatu saat ternyata harus merasakan patah hati, sudah tahu cara mengobatinya.
Selain soal cinta, ada konflik antara anak dengan ayah. Ini ilmu juga buat kita semua agar tahu bahwa di dunia ini banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan, terutama pada orang tua.
Nonton film ini rasanya seperti melihat dan merasakan kehidupan sehari-hari. Dekat dengan keseharian.
Karya Pertama Sutradara Syakir Daulay
Di film “Aku Bukan Jodohnya”, Syakir berperan sebagai Bagas. Namun, Syakir juga sebagai sutradaranya, lho. “Aku Bukan Jodohnya” adalah film perdana yang digarap oleh aktor berusia 19 tahun ini.
Sebelumnya, Syakir Daulay dikenal sebagai pemain sinetron dan penyanyi. Namanya mulai dikenal saat membintangi sinetron Pangeran 2 yang tayang di SCTV (2016). Lalu, menjadi pemeran utama sinetron Fatih (MNCTV). Syakir Daulay juga main film layar lebar Surga Menanti (2016) dan Lima Penjuru Masjid (2018). Nama Syakir Daulay makin dikenal saat membawakan cover lagu Aisyah Istri Solehah.
Syakir melebarkan sayap menjadi sutradara. Remaja 19 tahun ini menggandeng pemain-pemain senior seperti Cut Mini, Donny Alamsyah, serta pemain berusia muda seperti Khalil Toktok, Rahmat Ababil, Boah Sartika, Cut Ashifa, Zikri Daulay, Arry Febrian, dan Hesti Putri.
Di acara Gala Premiere ini para pemain mengungkap cerita saat film sedang diproduksi. Kata mereka, Syakir sangat profesional ketika menggarap film. Dia pandai mengarahkan para pemain termasuk para pemain senior. Pantas saja filmnya enak ditonton, akting para pemainnya juga natural dan bisa bikin penonton ikut larut dalam ceritanya.
Meskipun baru kali pertama menjadi sutradara, Syakir berhasil membuat film seperti hasil karya para sutradara senior.
Poin Plus Film “Aku Bukan Jodohnya”
Saya suka film ini karena bukan hanya berisi cinta-cintaan yang dangkal. Ada pesan-pesan berharga yang disampaikan, sehingga film pun berbobot. Apalagi dibungkus dengan kisah cinta, membuat film jadi semakin menarik dan enak ditonton.
Judul film ini langsung spoiler. Mungkin buat orang yang senang dengan film yang tidak tertebak ending-nya, sudah langsung tahu ending dari film “Aku Bukan Jodohnya”. Namun, buat saya, ini nggak jadi masalah.
Dari judulnya saya memang sudah tahu kalau bagian akhirnya akan seperti itu, tapi saya menyukai proses. Saya sangat menyimak adegan demi adegan yang membuat bagian akhirnya jadi seperti ini. Buat saya, proses itu penting. Nothing new under the sun. Nggak ada yang benar-benar baru di dunia ini. Jadi nggak ada ending yang benar-benar beda. Tapi, proses dari awal sampai akhir itulah yang seru banget untuk dinikmati.
Setting film ini lebih banyak di kampus karena Bagas dan Nadhira memang anak kuliahan yang sehari-harinya berada di kampus. Cinta mereka juga bersemi di kampus. Namun menurut saya, gambar film akan semakin enak dilihat kalau sinematografinya ditambah dengan hasil eksplorasi keindahan tempat.
Misalnya, adegan Bagas dan Nadhira berlatar suasana di kampus yang penuh pepohonan atau taman yang penuh bunga. Bisa juga suasana alam di sekitar kampus, yang mengeksplorasi alam Indonesia yang indah-indah. Intinya adalah pemilihan setting dengan suasana outdoor yang indah, agar film lebih hidup dan semakin memanjakan mata para penonton. Semua ini akan memperkuat akting para pemain yang memang sudah bagus-bagus dan jalan cerita yang sudah asyik banget dinikmati.
Saya menunggu lagi karya-karya selanjutnya dari Syakir Daulay. Baru kali pertama bikin film saja sudah bagus begini secara keseluruhan. Apalagi kalau menggarap film lebih banyak. Pasti semakin terlatih dan hasilnya semakin bagus.
Yuk, tonton filmnya! Langsung saja buka aplikasi Maxstream. Film bisa ditonton mulai tanggal 30 Desember 2021 jam 00.00 WIB.
Leave a Reply