Bersyukur, kita sudah tidak berada di zaman kolonial. Namun bukan berarti perjuangan berhenti sampai di sini. Justru setelah tidak ada kolonial lagi, Indonesia harus lebih berjuang untuk bangkit.
Salah satu faktor utama dalam kehidupan ini adalah faktor pangan. Sebagai bank pangan Indonesia, Foodbank of Indonesia (FOI) terus bergerak mengupayakan kesejahteraan bangsa ini dalam hal pangan. Kita tidak bisa menutup mata bahwa di luar sana banyak orang yang dilimpahi pangan berlebihan tapi ada juga yang kekurangan. FOI bertekad agar semua masyarakat Indonesia mendapatkan pangan yang layak dan tidak ada kesenjangan pangan.
Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia
Sebenarnya kondisi pangan dunia sedang dalam keadaan butuh perhatian. Semua ini terjadi karena adanya perubahan iklim dan pembatasan aliran pangan. Perubahan iklim ternyata sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan. Padahal, ketersediaan pangan erat sekali kaitannya dengan kesejahteraan hidup. Itu sebabnya kita harus bersama-sama lebih memerhatikan soal pangan ini.
Sebagai salah satu lembaga yang selalu peduli terhadap pangan, FOI tidak henti-hentinya menyuarakan soal pangan. Tahun ini, FOI mengadakan kongres pertamanya pada 25 Mei 2022. Kongres I ini bertema Kebangkitan Bangsa, Pangan, dan Perempuan.
Di Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia ini hadir berbagai pihak, seperti Hidayat Nur Wahid (Wakil Ketua MPR RI), Anang Noegroho (Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas), Prof. Dr. Ahmad Sulaeman (Guru Besar Pangan dan Gizi IPB) , dr. Risatianti Kolopaking, M.Si (Dosen Psikologi UIN Syarif Hidayatullah), M. Hendro Utomo ( M.Si, pendiri Foodbank of Indonesia), dan perwakilan UMKM dari daerah-daerah di Jawa.
FOI mengambil inspirasi semangat Kebangkitan Nasional yang sejalan dengan tujuan FOI dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan dan peran perempuan dalam mengadakan pangan sehat untuk generasi penerus. Kongres pertama FOI ini juga dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun ke-7 FOI dan lahirnya organisasi Boedi Oetomo. Kongres bertujuan membawa semangat perjuangan untuk membuka akses pangan yang terorganisir
Selaku Pendiri FOI, Hendro Utomo juga mendorong terbentuknya organisasi pangan di daerah sebagai lumbung pangan modern. Tujuannya adalah mengantisipasi krisis pangan. Lumbung pangan modern ini dipelopori oleh perempuan yang sehari-harinya berperan penting dalam menyiapkan pangan untuk keluarga.
Selaku Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid pun menyampaikan bahwa negara kita jangan sampai terjadi krisis pangan karena adanya inflasi, perubahan iklim, dan pembatasan aliran pangan. Oleh karena itu perlu regulasi dalam melindungi gerakan organisasi bank pangan agar dapat mengurangi angka kelaparan dan kemubaziran pangan.
Masih menurut Hidayat Nur Wahid, negara harus mendukung ketahanan pangan ini dengan cara menyiapkan perangkat hukum untuk melindungi operasi gerakan bank pangan.
Menurut Ahmad Sulaeman, semua pihak di negeri ini juga harus menjaga jangan sampai kita kebanjiran produk pangan impor. Caranya dengan mengonsumsi pangan produksi lokal. Dengan demikian bisa tercipta kebangkitan kedaulatan pangan Indonesia.
Tambahan dari Anang Noegroho, penting sekali mewujudkan pangan yang bergizi, inklusif, dan berkelanjutan, untuk menjamin kelangsungan makanan yang menyehatkan bagi bangsa, dan tetap melestarikan lingkungan.
Kita sebagai warga negara yang baik pun sudah seharusnya bisa lebih memperbaiki sikap terhadap makanan dengan mengelolanya secara bijak. Jangan sampai membuang-buang makanan, jangan makan dan menyediakan makanan berlebihan, serta memilih bahan makanan sehat sebagai konsumsi sehari-hari keluarga.
Peran Perempuan dalam Urusan Pangan
Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan di Indonesia bahwa perempuan adalah pihak yang terbiasa menyiapkan makanan untuk keluarga. Itu berarti perempuan punya andil penting dan turut menjadi pelopor kebangkitan bangsa dalam menyiapkan generasi muda sebagai bibit unggul bangsa Indonesia.
Risatianti Kolopaking menyampaikan bahwa peran perempuan, terutama kaum ibulah yang membuat keputusan atas pangan keluarga. Ibulah yang biasanya mengumpulkan, meramu, mengolah, menyajikan, dan membagikan makanan. Begitu pentingnya peran ibu dalam hal pangan membuat FOI melibatkan 85 persen perempuan dari 8.412 sukarelawan dalam gerakan membuka akses pangan dan mencegah kemubaziran pangan di masyarakat. Perempuan-perempuan yang ikut andil ini tersebar di 43 kota/kabupaten dan 230 kecamatan di Indonesia.
Program-program FOI dalam membantu mengatasi kesenjangan pangan di masyarakat adalah Mentari Bangsaku, Sayap Dari Ibu, Kebun Pangan Komunitas, dan Dapur Pangan. Program ini juga memaksimalkan peran perempuan dalam hal pangan. Ada pula gerakan yang sudah diinisiasi oleh FOI sejak 2020, yaitu Gerakan 1.000 Ibu. Ini adalah gerakan kebangkitan perempuan melalui pangan, berupa kegiatan dari ibu, untuk ibu, dan bersama ibu.
Jujur saja, saya kagum ada gerakan seperti yang diinisiasi oleh FOI ini. Menyaksikan acara yang diselenggarakan oleh FOI ini saya jadi makin paham bahwa kita juga harus turut berpartisipasi menyukseskan ketahanan pangan di negeri sendiri.
Leave a Reply