Kita yang sudah terbiasa menggunakan media sosial atau platform apapun yang bisa diakses di dunia maya, pasti tidak asing lagi dengan kegiatan yang bersifat online. Bahkan banyak orang yang terjun ke bisnis online, karena memiliki kemampuan mengelola platform-platform tersebut. Berawal dari iseng-iseng main sosmed, akhirnya menjadi lahan penghasilan tambahan.
Pada masa pandemi seperti ini, perekonomian ikut terpuruk. Tertular penyakit, bukan satu-satunya kecemasan yang kita hadapi. Dampak buruk pada ekonomi pun menjadi kecemasan kedua, setelah tertularnya virus. Sayangnya, keduanya sama-sama bisa membuat orang stres, bahkan bersifat “mematikan”.
Agar perekonomian bangkit, banyak pihak yang akhirnya menggerakkan roda bisnis melalui online. Sebenarnya kebutuhan masyarakat akan segala macam barang dan atau jasa, tetap, kok. Hanya, daya belinya menurun karena ekonomi sedang lesu. Nah, untuk mensiasatinya, berbagai pihak berusaha untuk mengalihkan kegiatan ekonomi melalui bisnis online.
Saya sendiri sudah melaksanakan bisnis online sejak tujuh tahun yang lalu. Pada saat itu bisnis online sudah bergerak cepat. Seharusnya, sekarang pun bisa seperti itu.
Sayangnya masih banyak pelaku UMKM yang belum mengerti cara menjalankan bisnis online. Padahal mereka punya produk yang bagus dan berkualitas. Misalnya, batik.
Beberapa bulan belakangan, saya menjalankan bisnis online dalam bidang batik. Seperti yang sudah saya sampaikan, masih banyak pembatik yang belum bisa menjual batiknya secara online. Mereka hanya mengandalkan toko atau pembelian secara offline. Sementara, penjualan offline sedang turun drastis. Mana ada orang yang sengaja ke tempat penjualan batik di masa penularan penyakit begitu masif seperti saat ini, kan? Mereka lebih memilih diam di rumah untuk mencegah penularan. Kalau sudah begini, para penjual batik lah yang kehilangan mata pencaharian.
Saya gemas lho, dengan batik-batik mereka yang cantik dengan kualitas tinggi. Rasanya pengin bantu jualin aja. Sebab, saya tahu, di beberapa tempat lain, banyak teman yang membutuhkan batik-batik itu. Saya pengin banget jadi perantara antara produsen dan konsumen, agar sama-sama bisa terpenuhi kebutuhannya.
Hal-hal yang saya ajarkan pada UMKM itu adalah:
Foto produk
Kekuatan pada bisnis online ada pada foto. Calon pelanggan memberi produk dari foto yang ditawarkan. Kendala utama pada beberapa pelakuk UMKM adalah tidak punya foto produk. Kalau pun punya, mereka hanya memotret sekadarnya. Produk yang sebenarnya bagus pun jadi tampak kurang menarik, karena fotonya kurang pencahayaan. Warna produk pun menjadi tidak sesusai dengan aslinya. Belum lagi latar belakang foto yang asal saja.
Sebenarnya tidak perlu kualitas foto yang sebagus fotografer profesional. Cukup motret pakai ponsel, asalkan fotonya “niat”. Misalnya, background menggunakan kain atau kertas polos. Bahkan latarnya berupa dinding polos pun bisa. Foto dilakukan di tempat yang cukup cahaya. Jangan ada barang-barang lain yang tampak, selain produk.
Cara kirim paket
Selain soal foto, para pelaku UMKM juga belum paham tentang pengiriman produk. Sebenarnya mereka hanya perlu mengadakan kerja sama dengan kurir ekspedisi. Para kurir mau kok, mengambil produk ke kios, bengkel, atau rumah pelaku UMKM. Para pelaku UMKM tinggal “janjian” saja dengan kurir, mengenai waktu pengambilan barang. Selanjutnya, kurir yang akan mengurus pengiriman. Simple, kok.
Menggunakan alat kerja digital
Ini penting banget. Banyak pelaku UMKM yang masih “gaptek” karena belum terbiasa menggunakan alat kerja digital. Yang saya maksud dengan alat kerja digital adalah smartphone, laptop atau komputer, dan printer. Memiliki ketiga alat ini dan kepiawaian menggunakannya, sangat penting bagi pelaku bisnis online.
Smartphone, untuk memotret produk dan bertransaksi dengan pelanggan. Laptop atau komputer, untuk menyimpan data. Termasuk data pembukuan. Printer, untuk mencetak dokumen-dokumen penting. Terlebih jika dokumen tersebut berhubungan dengan pihak lain, seperti pemasok bahan baku, pekerja yang membantu produksi, atau pihak lain.
Omong-omong soal printer, saya jadi ingat, beberapa waktu lalu ada pelaku UMKM yang butuh printer. Saya rekmendasikan printer HP Laserjet Pro MFP M479FDW karena ini printer multifungsi. Wireless printer seperti ini nyaman banget digunakan untuk semua orang.
Printer ini bisa print, scan, copy, dan fax. Pas banget untuk UMKM yang sudah agak besar dan memiliki kantor serta pegawai. Kecepatan cetaknya sampai 28 ppm untuk cetak hitam putih maupun berwarna. Spec-nya yaitu Hi-Speed USB 2.0, Wireless, Mobile Printing dengan dimensi 41.6 cm (W) x 47.2 cm (D) x 40 cm (H).
Sebenarnya banyak pelaku UMKM yang sudah punya usaha besar. Hanya, mereka perlu dilatih untuk bergerak di dunia maya. Melakukan bisnis online, gitu. Ada yang sudah bisa sih, tapi banyak yang belum bisa. Tugas kita untuk mengarahkan mereka agar bisa menjadi pelaku bisnis online. Kalau mereka bisa bergerak terus, ada banyak pihak yang terpenuhi kebutuhannya. Lagipula, pergerakan para UMKM akan membantu perekonomian negeri ini pulih kembali.
Leave a Reply