Ada buku batik baru, lho. Kali ini temanya tentang batik Pekalongan. Berbicara sesuatu yang menarik seperti batik, rasanya tidak habis-habis. Kain tradisional yang satu ini memang cantik banget, sih. Cara membuatnya itu yang unik banget.
Menurut saya, batik itu sakral. Ada motif tertentu yang hanya boleh dipakai oleh raja. Meskipun saat ini motif tersebut sudah boleh dipakai oleh semua kalangan, tetap saja motif-motif tertentu sebaiknya tidak dipakai sembarangan. Sebab, batik mengiringi kehidupan manusia, sejak dalam kandungan sampai nanti tiba saatnya pulang ke pangkuanNya. Para pembatik zaman dahulu pun berpuasa dahulu sebelum membatik. Tujuannya agar proses membuat kain tersebut tidak dipengaruhi oleh hawa nafsu duniawi. Keren banget, ya.
Batik Pekalongan Memiliki Ciri Khas yang Mudah Dikenali
Yang membuat kain ini semakin unik, seluruh daerah di Indonesia punya batik masing-masing. Setiap daerah pun punya ciri khas tertentu. Salah satunya adalah batik Pekalongan. Ciri khas batik Pekalongan adalah warnanya yang cerah serta motifnya yang beragam. Ada buketan, burung phoenix, serta motif jlamprang. Ciri khas ini menjadikan batik Pekalongan mudah dikenali.
Budi Mulyawan baru saja menuangkan berbagai informasi tentang batik dalam buku yang berjudul “Batik Pekalongan dari Masa ke Masa”. Peluncuran buku ini didukung oleh PT. Bank Central Asia (BCA) yang diadakan melalui forum Kafe BCA VI.

BCA Mendukung Sepenuhnya Perkembangan Batik Pekalongan
Acara yang bertema “Khasanah Batik Pesona Budaya” ini menghadirkan pembicara Poppy Savitri, Direktur Edukasi & Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Suryani (Rektor Universitas Pekalongan), Nita Kenzo (Ketua Yayasan Batik Indonesia), dan Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur BCA).
Para pembicara membahas tentang batik sebagai karya seni tradisional yang mengawal perjalanan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Betapa selembar kain batik mengandung makna, cinta, dan falsafah yang dalam, yang patut dihargai, sehingga batik harus dilestarikan.
Sayangnya, di Indonesia hanya ada satu kampus yang memiliki jurusan batik, yaitu Universitas Pekalongan. Peminatnya pun kebanyakan dari luar negeri. Sementara, anak bangsa masih banyak yang belum punya keinginan untuk memelajari kain tradisional ini lebih dalam. Bahkan generasi muda lebih banyak yang belum mengenal batik.
Batik Bukan Sekadar Kain Bermotif
Iya sih, banyak orang yang belum tahu batik yang sebenarnya. Batik yang mereka ketahui sebatas kain bermotif batik. Padahal batik sesungguhnya adalah kain yang dibuat dengan proses berupa tahapan-tahapan tertentu sehingga menghasilkan kain yang bernilai tinggi. Nilai inilah yang membuat batik sangat memungkinkan menjadi aset berharga sekaligus mencerminkan identitas bangsa kita.
Adanya acara ini juga sebagai dukungan BCA terhadap Pekalongan sebagai salah satu kota Batik. Apalagi di daerah ini terdapat ribuan unit Industri Kecil Menengah (IKM) batik dan tentu saja dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

Pewarna Alam Indigo dan Kampung Batik Pekalongan
Sebagai Ketua Yayasan Batik Indonesia, Nita Kenzo sudah melanglang buana mengenalkan batik ke seluruh dunia. Salah satu jenis koleksinya adalah batik indigo. Sesuai namanya, batik ini berwarna biru dan menggunakan pewarna alam yang dibuat dari tanaman Indigofera tinctoria atau Indigofera sumatrana. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia.
Sebenarnya tanaman ini sudah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu. Nita ikut memanfaatkan tanaman itu untuk mewarnai batik-batiknya. Meskipun menggunakan pewarna alam, biru indigo yang diterapkan pada batik-batik milik Nita tidak tampak kusam. Malah birunya terlihat cerah dan cantik. Acara ini juga menggelar fashion show batik-batik indigo koleksi Nita. Tentu saja sudah berupa pakaian jadi. Model bajunya bagus-bagus banget, lho. Bisa digunakan untuk sehari-hari.
Begitu besarnya keinginan Nita untuk turut memajukan batik Indonesia. Cerita-ceritanya tentang batik yang sudah dibawa ke berbagai negara pun sesuai dengan dukungan yang diberikan oleh BCA pada batik Pekalongan.
Satu lagi bentuk dukungan BCA, yaitu baru saja meresmikan Kampung Batik Gemah Sumilir, Pekalongan, sebagai salah satu Desa Wisata Binaan BCA. BCA juga berharap, buku “Batik Pekalongan dari Masa ke Masa” dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih mengenal batik.
Wah, keren banget ini. Saya jadi kepengen main ke desa wisata di Pekalongan itu dan … belanja batik Pekalongan!
Yuk mba, ke kampung batik gemah semilir. Deket itu sama rumahku hehehe
Waah, mau banget! Kapan2 ya, kalo aku ke Pemalang, kepengen mampir ke Pekalongan 🙂
wah mba batik pekalongan ini emang bagus sekali, selain bagus dari segi design batiknya dari segi bahan atau kainnya pun enak dan nyaman untuk dipakai
Batik pekalongan nggak cuma harus diperhitungkan mbak, tapi harus dilestarikan