Setiap mendengar kata “Larantuka”, yang terbayang adalah sebuah daerah eksotis di Indonesia bagian tengah. Kecamatan Larantuka masuk ke dalam wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bagi kami yang tinggal di Indonesia bagian barat, rasanya ingin sekali menjejakkan kaki di Flores. Selain ingin menikmati suasananya, juga ingin tahu kondisi di belahan lain di Indonesia tercinta ini.

Sumber gambar: Booklet Satu Indonesia Award – Inspirasi Para Penerang Negeri
Transportasi Kurang Memadai
Siapa sangka, awal tahun 2000-an, fasilitas transportasi di Larantuka masih sangat minim. Kondisi jalan juga masih sangat jelek. Jalanan tidak rata, tidak beraspal, kalau hujan menjadi becek dan licin. Sementara, fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas hanya ada di kecamatan. Transportasi umum pun hanya datang satu minggu sekali ke desa untuk mengambil penumpang. Pada saat itulah orang desa baru bisa berobat.
Sistem jalan dan transportasi yang kurang memadai ini sangat memengaruhi kesehatan masyarakatnya. Orang-orang yang membutuhkan bantuan dan layanan kesehatan, tidak bisa cepat tertangani. Pasien tidak bisa cepat ke tempat pelayanan kesehatan. Sebaliknya, bidan dan atau tenaga kesehatan lainnya juga tidak bisa cepat mendatangi rumah orang yang sakit. Ibu hamil yang siap melahirkan pun sulit mendapatkan pertolongan dengan cepat. Oleh karena itu, pada tahun tersebut, angka kematian ibu dan anak termasuk tinggi.
Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan. Ini menyangkut nyawa manusia. Tidak boleh ada lagi nyawa-nyawa yang terlambat mendapat pertolongan ketika membutuhkannya. Kesehatan di Larantuka harus benar-benar ditingkatkan. Harus ada solusi untuk memutus penyebab kematian ibu dan anak, yang lumayan tinggi.
Mansetus Kalimantan Balawala, Pencetus Ambulans Motor
Larantuka membutuhkan fasilitas transportasi. Adalah Mansetus Kalimantan Balawala, seorang wartawan asli Larantuka. Tahun 2001, Mansetus mengajak seorang temannya dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kesehatan, mendirikan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS). Tujuan utamanya adalah ingin meningkatkan kesehatan di Larantuka.
Pada 2002, Mansetus dan teman-temannya mengembangkan program manajemen sarana transportasi. Sebenarnya, awalnya, Mansetus dan teman-teman berniat untuk mengadakan transportasi yang layak, awet, dan minim kerusakan. Alat transportasi itu adalah motor. Motor-motor ini akan digunakan pelayanan kesehatan dan bisa digunakan untuk transportasi jarak jauh yang menjangkau desa-desa.

Kemudian Mansetus memiliki ide mengadakan ambulans sebagai fasilitas di kecamatan tersebut. Ambulans yang dimaksud bukanlah seperti yang selama ini kita tahu. Ya, ambulans yang dimaksud bukan berupa mobil. Pada saat itu yang paling memungkinkan adalah ambulan berupa motor. Kembali lagi, hal ini berkaitan dengan jalan yang hanya mungkin lebih cepat dan mudah dilalui menggunakan motor daripada mobil.
Tahun 2002 inilah Mansetus dan teman-teman kesampaian menyediakan ambulans motor. Transportasi ini pun berkembang. Motor-motor itu tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dalam memberikan pelayanan kesehatan, tapi juga berfungsi sebagai ambulans yang mengantar siapa pun yang butuh diantar dengan cepat ke tempat pelayanan kesehatan.
Bersyukur, ambulans motor ini bisa memutus faktor penyebab kematian ibu dan anak. Dari sini sangat terlihat bahwa fasilitas sederhana ini bisa sangat berguna dalam menyelamatkan nyawa manusia.
Fasilitas Transportasi Kesehatan Semakin Berkembang
Mansetus juga mendapat bantuan dari pihak luar. Dia dikenalkan dengan Simon Milward, seorang penggemar sepeda motor asal Inggris. Dari sini, Mansetus kenal dengan program Riders for Health dari Inggris. Kedua pihak ini menggalang dana. Dana yang diperoleh ini dibelikan 11 unit sepeda motor. Semuanya dititipkan ke para tenaga kesehatan seperti bidan dan tenaga kesehatan lainnya.
Sepeda motor ini menjadi fasilitas transportasi agar pada bidan dan tenaga kesehatan bisa cepat mendatangi orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dengan adanya sepeda motor ini, ibu hamil yang akan segera melahirkan serta anak-anak yang sedang sakit, dapat cepat dijemput dan dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
Perjuangan Mansetus pun membuahkan hasil. Perlahan-lahan tetapi pasti, kesehatan masyarakat Larantuka, meningkat. Tahun 2019, armada sepeda motor bertambah lagi 15 unit. Bukan hanya itu. Bahkan, Larantuka sudah bisa memiliki tiga unit mobil ambulans.

Kesehatan di Larantuka sudah meningkat dengan adanya fasilitas kendaraan yang diusahakan oleh Mansentus. Jerih payah laki-laki ini sudah membuahkan hasil yang bisa dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat.
Usaha seperti ini patut diapresiasi, bahkan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia, yang mengalami kondisi yang sama dengan Larantuka, awal tahun 2000 silam.
Leave a Reply