“Pengen umrah lagi. Kangen banget ibadah di Tanah Suci.”
Sering dengar kata-kata seperti itu? Sering kali, ada juga lanjutannya.
“Semoga kita bisa sering beribadah ke Tanah Suci, baik umrah maupun haji.”
Muslim yang belum pernah beribadah umrah atau haji, pasti pengin melakukannya. Selain berniat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah, pasti juga diiringi rasa penasaran ingin tahu suasana di Mekkah dan Madinah, dua kota suci bagi umat Islam.
Ternyata, orang yang sudah pernah melaksanakan ibadah umrah (atau haji, intinya adalah beribadah secara langsung di Tanah Suci), juga pengin berkali-kali melakukannya lagi. Mengapa bisa begini?
4 Alasan Orang Selalu Rindu ke Tanah Suci
Ada beberapa alasan orang-orang ingin beribadah ke Mekkah dan Madinah, yaitu:
Bisa beribadah langsung di Tanah Suci
Beribadah langsung di Tanah Suci, rasanya sangat berbeda. Tingkat kekhusyukkannya berbeda. Tingkat keharuannya juga berbeda. Bayangkan! Kita bisa salat di depan Ka’bah. Bisa melihat Ka’bah langsung menggunakan mata kepala sendiri.
Bagi umat Islam, Ka’bah adalah bangunan indah, agung, dan menakjubkan. Bangunan yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu ini, bukan bangunan biasa. Ka’bah dibangun oleh makhluk selain manusia, karena sudah ada sejak Nabi Adam belum ada. Ka’bah juga direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, anaknya.
Ka’bah jadi kiblat jutaan umat muslim di dunia. Ketika salat, semua umat muslim menghadap Ka’bah. Luar biasa menakjubkan.
Beribadah di sini bisa bikin nangis saking terharunya. Itu sebabnya hampir semua orang merindukan ibadah di sini lagi.
Bisa beribadah dengan pahala berlipat
Semua muslim juga tahu, satu kali melakukan salat, pahalanya satu. Satu kali melakukan salat secara berjamaah, pahalanya 27. Nah, kalau salat di Masjidil Haram, pahalanya 100.000 kali dibanding salat di masjid lainnya. Jadi, salat di Masjidil Haram adalah saat yang paling tepat untuk mengumpulkan pahala.
Itu baru soal salat. Belum soal ibadah lainnya. Selain pahala, tingkat dikabulkannya doa saat kita berdoa di Tanah Suci Mekkah dan Madinah, terutama di Masjidil Haram, juga berkali-kali lipat lebih tinggi. Dua tempat ini, Mekkah dan Madinah, adalah dua di antara beberapa tempat yang paling mustajab.
Beribadah dengan pahala yang sebegitu besarnya, sudah pasti semua orang menginginkannya. Bukan cuma sekali, tapi berkali-kali.
Membayangkan beribadah dan berdoa di dua tempat ini saja sudah sangat menyenangkan, mengharukan, dan membahagiakan. Apalagi benar-benar melakukannya langsung.
Bisa berziarah ke tempat-tempat istimewa
Agama Islam kali pertama turun di Mekkah. Oleh karena itu, di sini banyak tempat istimewa. Misalnya, tempat Rasulullah dilahirkan, tempat air zam-zam kali pertama keluar, gunung-gunung tempat terjadinya peperangan yang dilakukan oleh umat muslim dalam melawan kaum Quraisy yang menentang ajaran Islam, maqam (tempat bekas telapak kaki) Nabi Ibrahim, tempat Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail, makam Rasulullah, dan masih banyak lagi.
Ketika melaksanakan ibadah haji atau umrah, kita bisa sekalian berziarah ke tempat-tempat bersejarah ini. Kita bisa merasakan takjubnya melihat bangunan tempat Rasulullah lahir. Bisa terkagum-kagum dengan air zam-zam yang tidak pernah habis dan terus mengalir sejak Nabi Ismail masih bayi.
Berziarah ke tempat-tempat istimewa bagi umat Islam ini bisa menambah ketakwaan kita sebagai umat muslim. Melihat semua tempat ini ada di hadapan kita, bagaimana kita nggak rindu untuk ke Tanah Suci lagi, coba?
Berkat doa Nabi Ibrahim a.s
Selain semua hal di atas, ada satu hal lagi yang membuat semua orang merindukan ke Tanah Suci berkali-kali. Ternyata, ini berkat doa Nabi Ibrahim a.s yang meminta kepada Allah agar Ka’bah menjadi bangunan atau tempat yang dirindukan oleh semua keturunannya. Doa Nabi Ibrahim ini ada di QS Ibrahim: 37.
Hal ini juga diperkuat oleh hadits-hadits yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim memohon pada Allah agar hati sebagian manusia, anak cucunya, diberi kecenderungan untuk berhaji dan rindu berziarah ke baitullah. Kalimat “hati sebagian manusia” ini maksudnya adalah hatinya orang muslim.
JNE Berangkatkan Umrah Ratusan Karyawannya
Kita semua tahu bahwa hati umat muslim selalu merindukan beribadah ke Tanah Suci. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang memberikan reward pada para karyawannya, berupa memberangkatkan mereka untuk ibadah umrah. Salah satu perusahaan yang memberikan reward ini adalah JNE.
Melakukan ibadah haji dan umrah, tidak bisa sembarangan. Butuh kekuatan fisik karena seluruh waktu akan digunakan untuk beribadah. Juga, butuh kekuatan mental, untuk menghadapi berbagai hal, salah satunya adalah cuaca di Mekkah dan Madinah. Selain itu, perlu dana yang tidak sedikit untuk bisa mencapai Tanah Suci.
Itu sebabnya, semua orang yang akhirnya mimpinya bisa menjadi kenyataan, bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci, terutama di depan Ka’bah, bisa menangis saking terharunya.
Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto, memberangkatkan 140 Ksatria dan Srikandi (sebutan karyawan JNE) ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah. Dahulu, alm. H. Soeprapto Soeparno menggagas umrah gratis untuk karyawan JNE yang sudah bekerja minimal selama 12 tahun. Sebagai penerus perusahaan, Feri melaksanakan amanah ayahnya.
Para Ksatria dan Srikandi JNE yang melaksanakan umrah tanggal 16 – 24 Mei 2022 lalu adalah kloter pertama yang berangkat ke Tanah Suci setelah pandemi. Keberangkatan umrah ini sudah tertunda selama dua tahun karena adanya pandemi. Akhirnya tahun ini berhasil berangkat juga.
Sebanyak 140 karyawan ini berasal dari kantor cabang JNE yang berbeda-beda. Ada yang dari Jakarta, Tangerang, Cilegon, Bandung, Cirebon, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Sidoarjo, dan kota lainnya.
Sepulangnya dari ibadah umrah, para Ksatria dan Srikandi ini menceritakan kesan-kesannya.
- Jika mengingat Mekkah, yang tertuju adalah Ka’bah. Di depan Ka’bah saya menangis karena Allah telah mengabulkan doa saya untuk bisa sampai ke Mekkah ini. – Dara, JNE Medan.
- Saya spontan menangis saat pertama kali melihat Ka’bah di Masjidil Haram, di mana kala itu langsung teringat akan kesalahan dan dosa-dosa. Saya mendapat keajaiban dan kenikmatan, di mana selalu di awal misalnya sarapan di awal, pembagian kunci kamar di awal, jadi saya merasa sangat bersyukur – Edi, Departemen EGD JNE Pusat Jakarta.
- Umrah ini juga menjadi kado istimewa dari Allah, karena tanggal keberangkatan 15 Mei 2022 adalah hari ulang tahun saya. Tentu saja saya juga berdoa demi kemajuan JNE di depan Ka’bah, karena lewat JNE saya bisa datang ke Tanah Suci. – Yunus, Ksatria JNE Pusat.
- Ini rezeki dari Allah melalui JNE sehingga saya bisa berangkat ke Tanah Suci Mekkah. Impian sujud di depan Ka’bah telah terlaksana. Saya di sana fokus ibadah dan berdoa untuk keluarga dan juga untuk kemajuan JNE – Bubun Bunyamin, Ksatria JNE Cilegon, Banten
Sebagai Presiden Direktur JNE, Feri ikut bahagia melihat para karyawannya yang akhirnya bisa mewujudkan mimpi untuk umrah. Suatu saat mereka pasti merindukan beribadah kembali di Tanah Suci.
Leave a Reply