Suka minta oleh-oleh ketika teman atau saudara sedang plesiran? Coba dipikir-pikir lagi, deh.
Orang melakukan travelling dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang berkaitan dengan pekerjaan, ada yang sengaja ingin melihat tempat baru, ada juga yang ingin “melarikan” diri sejenak dari rutinitas alias beristirahat. Berdasarkan tujuan yang beda-beda ini, nggak sedikit orang yang menganggap bahwa oleh-oleh itu adalah “beban”.
Coba bayangkan! Kalau tujuan travelling-nya untuk belanja sih, nggak apa-apa. Tapi, kalau tujuannya untuk kerja atau menenangkan diri, apa nggak repot memenuhi banyak pesanan oleh-oleh?
Inilah beberapa alasan untuk tidak memesan oleh-oleh ke teman atau saudara yang sedang travelling:
Susah Carinya
Ya, cari oleh-oleh itu nggak selalu gampang. Kalau acara travelling ini adalah kegiatan outing dari kantor atau ikut travel agent, sih, nggak masalah, karena sudah pasti akan ada waktu tersendiri untuk hunting oleh-oleh. Tapi, kalau perginya atas keinginan sendiri, apalagi solo travelling, repot banget cari oleh-oleh. Lagipula, di tempat-tempat wisata yang didatangi, tidak selalu ada penjual oleh-oleh. Seperti ketika saya ke Lombok, harus tanya sana-sini untuk cari toko khusus oleh-oleh. Jadi, traveller harus menyediakan waktu dan tenaga khusus untuk sengaja muter-muter cari barang-barang pesanan. Jelas saja ini menyita waktu dan tenaga.
Traveller Tidak Selalu Punya Uang Lebih
Saya terkejut mendengar curhat seorang teman. Saat itu dia baru pulang dari Makassar, mengikuti acara outing yang diadakan oleh kantor. Katanya, dia hampir memutuskan untuk tidak ikut acara itu. Bahkan, dia hampir memberi alasan ke bos dan panitia, bahwa dia sedang dirawat di rumah sakit, agar tidak usah ikut kegiatan yang dibiayai oleh kantornya itu. Alasan sebenarnya, karena oleh-oleh! Pada saat itu dia sedang tidak ada uang lebih, tapi teman dan keluarganya “memaksa” untuk membawakan oleh-oleh sepulang dari Makassar. Akhirnya, teman saya ini tetap ikut ke Makassar, dan cari uang tambahan sana-sini agar bisa membelikan oleh-oleh, dengan alasan “nggak enak kalau nggak bawa oleh-oleh untuk saudara”. Padahal, dia sendiri nggak beli apa-apa buat dirinya. Hmm … saya miris deh, dengarnya. Kamu? Masih tega minta oleh-oleh?
Bagasi
Banyak orang yang sengaja mengirit saat plesiran ke mana-mana. Salah satunya adalah dengan tidak memesan bagasi, ketika naik pesawat. Akhirnya, traveller hanya bawa tas ransel yang ukurannya tidak terlalu besar, agar boleh dimasukkan ke kabin. Sejak berangkat, traveller sudah pasti memilah-milah barang, supaya semua kebutuhannya muat dalam satu ransel. Gimana kalau kamu pesan oleh-oleh? Mau ditaruh di mana barang pesananmu? Apa si traveller harus pesan bagasi khusus untuk mengangkut oleh-oleh? Wah, biayanya mahal, lho!
Titip Barang, Titip Uang
Kalau kamu sangat mengidamkan sesuatu yang hanya ada di kota atau negara tertentu dan ingin titip ke teman yang kebetulan akan pergi ke sana, jangan lupa juga untuk menitipkan uang. Kadang-kadang ada orang yang tidak keberatan mencarikan barang, tapi nggak bawa cukup persediaan uang. Apalagi kalau harga barang itu tergolong mahal. Jadi, dibutuhkan pengertiannya agar tidak makin merepotkan teman yang sedang jalan-jalan. Satu hal lagi, kalau bisa sih, tidak usah titip ke teman. Tujuannya agar kamu termotivasi untuk bisa menginjakkan kaki sendiri ke kota atau negara tersebut.
Saya sendiri paling malas pesan oleh-oleh. Misalnya ketika seorang teman mengatakan, bulan depan dia akan ke Jerman. Hal pertama yang saya ingat justru Jermannya. Asyik banget kalau saya bisa plesiran ke sana. Yang saya harapkan saat itu justru Si Teman mengupload foto saat jalan-jalan, agar saya juga bisa menikmati pemandangan Jerman. Hal kedua, nggak enak hati juga lah kalau pesan oleh-oleh. Memangnya, siapa saya, sehingga merepotkan teman yang mau bersenang-senang ? Hehehe ….
Sebaliknya, sampai saat ini, saya masih selalu membeli oleh-oleh setiap bepergian ke kota atau negara lain. Tentu saja tidak semua teman bisa mendapatkan oleh-oleh ini, ya. Biasanya saya membeli oleh-oleh untuk keluarga, juga untuk orang-orang yang perlu oleh-oleh tersebut.
Nurcha says
Menurut saya, oleh-oleh paling penting adalah si traveler itu pulang kembali dengan sehat, selamat, dan bahagia. Kadang ditawari teman mau oleh-oleh apa? Aku jawab, oleh-olehnya, cukup kamu pulang kembali dengan selamat dan sehat. Hehehe, eeh yang dibilangin gitu malah tersipu-sipu. Bisa aja katanya. 😉
Nunik Utami says
Hahaha … karena ini salah satu bentuk perhatian ke dia ya, Mbak. Nggak pengen oleh2, asal dianya kembali tanpa kurang apa pun.
khalida says
Paling malesin kalo ada penitip tp gak nyadar kalo ngerepotin yak…hihiii
Nunik Utami says
Apalagi kalo maksa, ya. Hihihi
fadlun says
Kenapa ga ada foto ayam taliwang nya ya ha ha
Nunik Utami says
Belum. Nanti mau bikin postingan tersendiri, biar pada pengen. Hahaha
Salman Faris says
Setuju Mba, saya yang sering pergi dinas keluar kota kadang terbebani hal ini hihihi, tapi memang kalau ada waktu saja sih saya beli oleh-oleh Mba 😀
Sinta Nisfuanna says
hehehehe… alhamdulillah, jarang banget oleh-oleh, minta buku sering #jitak #gaknyambung
Nunik Utami says
Kalo gitu besok aku yang minta oleh-oleh ke Sinta *lho? 😀
Uniek Kaswarganti says
Mak, biasanya aq klo nitip oleh2 ke orang yg pasti sempet nyarinya buahahaa…. *ngeyel.com
Enggak sih, paling banter juga minta dikirimin kartu pos. Udah berasa dapet mutiara ajah deh klo dpt kartu pos yg stempel origin sana, tanpa mikirin temen itu repot juga nyari kantor pos. Jadinya sama aja ya ngerepotinnya hihihiiii…
Nunik Utami says
Kalo kartu pos sih gampang banget carinya, ya. Dan mintanya dikirimin, kan, Mak Uniek? Itu berarti bukan pas oranfnya travelling. Ya nggak ngerepotin lah kalo gitu. Hihihi
HM Zwan says
saya belum pernah nitip oleh2 mak,seringnya dapet oleh2 hehehe
salam kenal ^^
Nunik Utami says
Asik kalo gitu sig, Mak. Hehehe … salam kenal juga ya, Mak Hana 🙂
Hidayah Sulistyowati says
Kalo aku sih sering pesen oleh2nya dalam bentuk cerita dan foto, hihiii.. Jadi ikut merasakan suasana pas teman kita jjs 🙂
Nunik Utami says
Nah, sama! Lebih asyik, ya. Selain ikut merasakan suasana, kita juga termotivasi untuk pergi ke sana suatu saat nanti 🙂
Riski Fitriasari says
Kebetulan saya selalu minta oleh-oleh sama teman dekat yg bepergian, hehehe… Tapi bukan oleh2 yg harus dicari atau sampai bikin dia stress. Walopun hanya sekedar cerita perjalanan, bagi saya itu sudah oleh2.
Nunik Utami says
Aku juga paling suka kalau diceritain tentang perjalanan teman. Apalagi kalau tempatnya belum pernah kudatangi 🙂
Widy Darma says
saya juga anaknya malas dititipin oleh2. paling beli oleh2 untuk orang rumah saja dan sahabat yang benar-benar dekat hehehee
Nunik Utami says
Iya, kalau itu sih, memang lazim, ya.
Rini Nurul Badariah says
Menurutku kebiasaan ini merupakan perpanjangan tangan kebiasaan buruk lain di masyarakat kita: ulang tahun minta traktir, naik gaji minta bagian (padahal kalau dimarahin bosnya ya nggak mau kecipratan), dapat warisan/tunjangan pensiun besar/renovasi rumah dianggap sedang jadi OKB dan layak dimintai.
Jadi barangkali jika kebiasaan “sodaranya” itu bisa dipangkas atau dikurangi, yang minta oleh-oleh juga bisa diminimalkan.
Bisa juga karena pemahaman orang kita bahwa ke luar negeri atau ke luar kota itu jalan senang-senang. Padahal bisa saja ke daerah terpencil yang memang minim fasilitas atau ke negara yang sulit air, bukan tujuan wisata populer.
Nunik Utami says
Huaaa, setuju banget! Momen-momen yang tampak seperti untuk bersenang-senang, belum tentu begitu sebenarnya. Ulang tahun, misalnya. Nggak semua orang senang, lho. Banyak yang sedih karena usia berkurang. Lagi sedih begitu, mosok dimintai traktir, ya. Itu pasti karena dari luarnya tampak seperti sebuah kesenangan.
Rini Nurul Badariah says
Mungkin karena kesenangan wajib dibagi, kalau susah ya sendiri-sendiri. Sad but true, kata Metallica.
Nunik Utami says
Hahaha … iya, ini terdengar ngenes.
donna imelda says
Alhamdulillah nyaris tak pernah minta oleh-oleh bahkan pada orang dekat sekalipun. Dan orang2 pun tahu, saya bukan tipe yang doyan beli oleh2 selama traveling, jangankan untuk orang lain, untuk diri sendiri saja saya malas belanja oleh2.
Nunik Utami says
Kadang-kadang memang begitu ya, Mbak. Lebih asyik menikmati keadaan sekitar. Merekamnya ke dalam hati dan otak. Kayaknya itulah oleh-oleh yang sebenarnya. Memang sih, nggak bisa dipungkiri juga, kita suka pengin ngasih sesuatu untuk keluarga.