Suasana makan siang di kantor pada hari itu berjalan seperti biasa. Selesai makan, saya dan teman-teman masih mengobrol karena jam istirahat masih agak panjang. Sedang asyik-asyiknya ngobrol, tiba-tiba teman di sebelah saya, sebut saja A, mengeluh. Katanya, pandangannya berputar-putar. Dia pun langsung bersandar di sandaran kursi sambil memejamkan mata. Saat itu saya berpikir, sebentar lagi pasti sembuh. Toh, hanya pusing ringan.
Teman saya yang lain menyarankan A untuk meluruskan kaki dan melepas kacamata agar pusingnya cepat hilang. A menuruti saran itu, tapi tetap dengan mata terpejam. Pandangannya masih juga berputar-putar, bahkan tambah parah. Tiba-tiba, A mual dan hampir muntah!
Beruntung, kantor saya yang bergerak di bidang kesehatan, memiliki beberapa karyawan yang profesinya sebagai dokter. Kami cepat-cepat memanggil teman dokter tersebut. Beberapa dokter pun menghampiri A. Menurut para dokter, A terserang vertigo.

Berhubung A tidak kunjung membaik, para dokter berinisiatif mengubah posisi A, dari duduk menjadi tiduran. Salah seorang dokter pun melakukan terapi memposisikan tubuh A menjadi miring agar serangan vertigonya berkurang.
Rupanya penyakit A lumayan serius. Dia belum pulih meskipun sudah ditangani oleh beberapa dokter. Itu berarti diperlukan tindakan yang lebih intensif dengan peralatan yang lebih lengkap, di rumah sakit.
Akhirnya, dokter-dokter di kantor berinisiatif memesan ambulans agar A bisa dibawa ke rumah sakit. Tadinya beberapa orang sempat berpikir, mungkin bisa menggunakan taksi. Tapi lebih banyak yang tidak ingin mengambil risiko karena A benar-benar tidak dapat duduk tegak tanpa mual.
Suami A datang untuk mendampingi A selama perjalanan menuju rumah sakit menggunakan ambulans. Saya dan semua yang ada di kantor merasa sedikit lega karena teman kami itu bisa mendapat perawatan yang lebih intensif. Sepanjang hari, semuanya menunggu informasi dari suami A mengenai perkembangan pengobatan A.
A memang tidak sampai harus rawat inap. Tapi, dia harus melakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan seperti CT scan kepala dan THT. Sebab, vertigo yang menyerang kemungkinan berasal dari kepala atau telinga.
Saya terhenyak. Bukan hanya oleh penyakit yang tiba-tiba menyerang A, tapi juga biayanya. Biaya ambulans, biaya dokter, biaya obat, semua tentu saja harus dibayar saat itu juga. Untung saja A dan suaminya memiliki uang tabungan, dana darurat, dan asuransi. Bagaimana kalau tidak?
Saat itu juga saya langsung berpikir, asuransi memegang peranan penting dalam kehidupan. Kita memang tidak mau sakit. Tapi ketika penyakit datang secara tiba-tiba, kita juga tidak mau penyakit semakin parah karena ditambah beban memikirkan biaya pengobatan yang jelas-jelas tidak murah.
Entah pikiran saya yang terlalu ke mana-mana atau bukan, saya juga pernah bertanya, bagaimana jadinya kalau orang yang sakit adalah tulang punggung keluarga? Kalau yang sakit adalah anggota keluarga yang lain, orang yang berperan sebagai tulang punggung keluarga masih bisa mengusahakan cari uang untuk berobat. Itu pun bebannya semakin berat, karena memikirkan orang sakit sambil cari uang itu menguras emosi dan tenaga.
Duh, kalau ingat itu, rasanya semua orang sudah harus memiliki asuransi, deh. Tujuannya untuk meringankan semuanya, kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Kebetulan seorang teman mengenalkan saya pada astralife.co.id.
Astra Life adalah perusahaan penyedia asuransi jiwa. Yang membuat perusahaan ini semakin direkomendasikan adalah karena merupakan gabungan dua perusahaan unggulan, yaitu PT. Astra International, Tbk dan perusahaan asuransi kelas dunia, Aviva International Holding Ltd.
Astralife.co.id punya produk khusus individu yang terbagi dua kelompok. Pertama, Investasi dan Proteksi (nama produknya adalah AVA iPrime, AVA iSmart, Asli rencana Optima, dan iFuture). Kedua, asuransi perlindungan untuk rumah, kendaraan, dan asset lain yang kita miliki.
Tentu saja kita selalu menginginkan semua hal berjalan lancar, tidak ada kejadian menyedihkan dan mengerikan. Sayangnya, hal-hal seperti itu seringkali tidak terprediksi. Jadi, apa salahnya kalau kita lebih dahulu menyiapkan proteksi?
Jangan lupa harus punya BPJS
Oiyaaa, itu sudah wajib, yaa
penting banget punya proteksi
Mahal itu karena harus bayar asuransi dan kelebihan dari nilai polis sih ๐
Trus ngerasain sakit juga ๐