Senang dan bangga. Itulah perasaan saya ketika mendapat undangan acara pembukaan Rumah Belajar Samsung di Banjarmasin, 28 Mei 2015 lalu. Sebagai seorang trainer penulisan, banyak hal yang saya dapatkan di acara tersebut. Salah satunya adalah menambah jiwa kepedulian dan entrepreneurship, yang bisa diterapkan pada murid-murid saya.

Rumah Belajar Samsung Banjarmasin adalah yang kelima. Sebelumnya sudah ada Rumah Belajar Samsung di Duri Kepa (Jakarta, 2012), Cikarang (Bekasi, 2013), Medan (Sumatera Utara, 2014), dan Tanjung Morrawa (Makassar, Sulawesi Selatan, Januari 2015).

Program ini merupakan salah satu dari Strategic atau Corporate Citizenship dari PT. Samsung Electronics Indonesia. Tujuan utamanya adalah menyediakan kesempatan bagi para pemuda, untuk merasakan masa depan yang lebih baik. Kesempatan ini berupa lapangan pekerjaan langsung dan pelatihan keterampilan.
Hebat, ya. Perusahaan elektronik terbesar di dunia ini ternyata nggak hanya memikirkan untung dan untung semata. Tapi juga memikirkan kebutuhan pendidikan masyarakat.
Rumah Belajar Samsung, Komitmen PT. Samsung Electronik Indonesia Pada Dunia Sosial
Saya terkagum-kagum ketika KangHyun Lee (Vice President Corporate Business and Corporate Affairs PT. Samsung Electronics Indonesia) buka rahasia. Jadi, pada awalnya, tujuan PT. Samsung mendirikan Rumah Belajar, adalah karena komitmennya pada dunia sosial. Apalagi, selama ini masyarakat sudah mempercayai produk Samsung, lalu menggunakan produk Samsung dalam kehidupan sehari-hari. Nah, semua keuntungan ini harus kembali lagi ke masyarakat. Jadi, dari masyarakat, untuk masyarakat.
Ckckck … perusahaan besar tapi punya pemikiran luhur! Pemikiran yang patut dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lain.

Yang lebih mengagumkan, sebenarnya pada saat itu ada dampak kurs dolar yang terus naik. Jadi, rasanya tidak mungkin membangun Rumah Belajar lagi di tengah situasi seperti ini. Tapi, melihat masyarakat Banjarmasin yang sangat membutuhkan pendidikan, dan karena komitmen PT. Samsung untuk dunia sosial, perusahaan ini memutuskan untuk tetap membuka rumah belajar demi masyarakat.

Pak Lee sendiri merasa, Indonesia sudah menjadi tanah air sendiri. Ya, beliau memang asli Korea Selatan, tetapi memiliki orangtua angkat asli Aceh, menikah dengan wanita Indonesia, dan sudah lama tinggal di Indonesia. Makanya, kecintaan beliau terhadap Indonesia sudah tidak bisa dibayangkan lagi. Beliau pun sangat lancar berbahasa Indonesia.
Luar biasa!
Rumah Belajar Samsung, Kolaborasi PT. Samsung dengan Pihak Terkait
Dalam mendirikan Rumah Belajar Samsung Banjarmasin, PT. Samsung bekerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin. Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk memaksimalkan kualitas lulusan Rumah Belajar Samsung.
Dr. Iskandar Irwan Hukom (Board Consulor YCAB) mengatakan, program Rumah Belajar Samsung ini sangat sesuai dengan kampanye Indonesia berkaitan dengan darurat narkoba. Pada umumnya anak muda yang sudah lulus sekolah dan tidak ada kegiatan, akan mudah terpengaruh lingkungan buruk. Salah satunya adalah terlibat penyalahgunaan narkoba.

Oleh karena itu, program ini turut serta membantu mencegah anak muda Indonesia khususnya Banjarmasin dalam memerangi narkoba.
Wah, setuju banget, Pak. Apalagi, sehari sebelum berangkat ke Banjarmasin, saya juga mengikuti workshop dari BNN yang bertujuan memerangi narkoba. Salah satu materinya pun berasal dari Bapak Iskandar Irwan Hukom.

Drs. H. Murlan, M.MPd (Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin) sangat menyambut program ini. Dengan adanya Rumah Belajar Samsung, dunia pendidikan akan semakin luas. Bidang pendidikan yang diajarkan juga semakin beragam.
Rumah Belajar Samsung Banjarmasin ini bertempat di SMK YPT (Yayasan Pendidikan Teknologi). Sekolah ini terpilih karena telah memiliki sertifikat ISO yang sesuai dengan kurikulum Rumah Belajar Samsung. Siti Masitah M.MPd (Kepala Sekolah SMK YPT) sangat bangga sekolahnya menjadi tempat belajar. Sebab, tujuan PT. Samsung mendirikan Rumah Belajar Samsung ini adalah untuk menghasilkan lulusan berkualitas, dari sisi teori dan praktik, juga punya daya saing tinggi di dunia kerja.



Lagi-lagi saya kagum dengan tujuan ini. Anak muda Indonesia nantinya dapat menikmati masa depan yang lebih baik, dan ikut menurunkan tingkat pengangguran. Apalagi, program MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sudah di depan mata.
Ada Apa Saja di Rumah belajar Samsung Banjarmasin?
Ada empat kelas yang diperkenalkan Rumah Belajar Samsung, yaitu kelas elektro, IT, gadget, dan audio visual. Dalam menjalankan program kegiatan belajar mengajar, Rumah Belajar Samsung menggunakan kelas-kelas di SMK YPT. Setiap kelas terdiri atas 20 siswa. Saat belajar, mereka tidak dipungut bayaran sedikit pun alias gratis!

Saya pun mendapat kesempatan berkeliling untuk menyaksikan para siswa belajar.
Para siswa di kelas IT tampak bersiap membongkar sebuah komputer. Mereka akan diajarkan cara merakit motherboard. Mata mereka berbinar-binar saat menerima teori dari guru, sekaligus langsung praktik.

Di kelas audio visual, seorang guru sedang menerangkan di hadapan murid-murid. Mereka asyik membicarakan teknologi, dan siap “membedah” sebuah pesawat TV. Begitu antusiasnya mereka saat memperhatikan jalinan kabel-kabel di dalam TV tersebut.

Saat masuk ke kelas gadget, saya melihat murid-murid sedang mengutak-atik perangkat gadget. Di sini mereka belajar mengenal gadget secara keseluruhan. Saya jadi senyum-senyum. Agak malu rasanya karena selama ini hanya bisa memakai gadget secara standar, tanpa bisa mengutak-atik memperdalam penggunaan gadget secara maksimal. Kalah deh, sama anak-anak muda yang sedang belajar di Rumah Belajar Samsung.


Yang lebih asyik, ada satu ruangan bernama SamsungSmart Library. Di sini dilengkapi 20 Samsung Galaxy Tab, yang ditempatkan di empat meja besar. Para murid bisa menggunakan tablet itu untuk belajar. Juga, untuk berselancar di dunia maya, khususnya membaca buku-buku elektronik. Bahkan, menurut mereka, dengan adanya perangkat tablet, mereka bisa mencari buku yang selama ini sulit didapat.


Oh ya, perangkat tablet di SamsungSmart Library ini tidak hanya dapat digunakan oleh murid-murid, tapi juga boleh digunakan oleh para penduduk sekitar.
Keren banget, ya.


Deri, Salah Satu Lulusan Rumah Belajar Samsung yang Sudah Sukses
Rumah Belajar Samsung sudah berdiri sejak 2012. Dari dua Rumah Belajar, yaitu di Jakarta dan Cikarang, ada 732 orang lulusan. Sebanyak 51% sudah mendapatkan pekerjaan di beberapa bidang yang ada hubungannya dengan industri elektronika. Dan 35%-nya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Nah, Deri adalah salah satu lulusan Rumah Belajar Samsung di Cikarang, Bekasi. Berkat belajar di Rumah Belajar Samsung, Deri kini sudah punya usaha sendiri, yaitu bidang jasa servis pendingin ruangan. Usaha itu didirikan bersama temannya, dengan nama Anugerah Coolindo.

Anugerah Coolindo sudah berbentuk CV. Jasa yang ditawarkan adalah pemasangan pendingin ruangan baik di perkantoran maupun di rumah, serta pengecekan dan tes sistem instalasi AC. Di sini, Deri berperan sebagai teknisi. Saat ini sudah ada tiga perusahaan yang mempercayakan keahlian Deri.
Setelah menimba ilmu di Rumah Belajar Samsung, Deri semakin percaya diri dan mantap mengembangkan usahanya. Terutama, mengenali masalah dan menguasai cara penanganannya. Teori dan ilmu praktik dari Rumah Belajar Samsung benar-benar membuat muridnya dapat hidup lebih sejahtera.
Tuh kan, lulusan Rumah Belajar Samsung tidak hanya “mengantongi” ilmu untuk diri sendiri, tapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.
Selesai menghadiri acara peresmian Rumah Belajar Samsung Banjarmasin dan berkeliling kelas-kelasnya, saya merasa semakin “kaya”. Banyak hal di balik semua itu. Komitmen perusahaan besar, kepedulian terhadap masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan, dan kegigihan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Semua ilmu ini akan saya bagikan lagi kepada orang-orang di sekitar saya.
Saya ucapkan selamat atas peresmian Rumah Belajar Samsung Banjarmasin. Semoga akan terus ada Rumah Belajar Samsung yang menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia.
Semoga langkah Samsung ini bisa menjadi teladan sehingga banyak perusahaan lain yang juga peduli pada pendidikan anak bangsa. Aamiin..
Aamiin. Aku juga kagum banget sama pemrakarsa program ini. Peduli banget sama generasi muda Indonesia.
Sebagai seorang yang samsung-minded banget…saya ikut bangga.
Ternyata perusahaan sebesar itu nggak lupa memikirkan masyarakat ya, Mbak 🙂