• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
  • Dewangga Publisher
You are here: Home / Review / Food / Pretzel, Kue Unik Berbentuk Simpul

Pretzel, Kue Unik Berbentuk Simpul

June 6, 2015 Nunik Utami 5 Comments

Pertama kali melihat penampilannya, saya tidak terlalu tertarik. Bentuknya terkesan kaku dan keras. Seperti tidak ada lezat-lezatnya. Tapi, ketika seorang teman (yang saat itu sebagai Operation Manager di kantor lama) mengusulkan untuk membuat produk pretzel, barulah saya “melirik” kue ini.

Meskipun demikian, bertahun-tahun kemudian saya baru ada keinginan untuk mencicipi. Gayung pun bersambut. Ketika menghadiri undangan di Hotel Indonesia Kempinski, panitia menyuguhi pretzel. Di situlah saya kali pertama mencoba kue ini.

Ukuran pretzel bervariasi. Ada yang hanya segenggaman tanga, ada juga yang selebar piring makan.
Ukuran pretzel bervariasi. Ada yang hanya segenggaman tanga, ada juga yang selebar piring makan.

Bentuk pretzel menyerupai simpul. Agak mirip angka delapan, tapi tidak begitu persis. Teksturnya keras dan permukaannya mengilat. Saya sudah tahu bahwa pretzel umumnya asin, bukan manis. Sehingga, sudah tidak kaget lagi saat menyantapnya. Di seluruh permukaan pretzel pun bertabur bongkahan-bongkahan garam.

Bagian dalam pretzel lumayan lembut. Tapi, karena bentuknya kecil, kelembutannya tidak terlalu bisa dirasakan. Sebab, belum sempat dikunyah lama, kue ini sudah habis. Tidak seperti bagel yang ukurannya jauh lebih besar.

Pretzel adalah kue tradisional khas Eropa. Konon, kue ini pertama kali ada di Italia pada awal abad ke-12. Seorang pendeta memberikan kue berbentuk tangan yang sedang berdo’a, kepada para murid yang rajin berdo’a. Kue ini adaah pretzel,yang saat itu dikenal sebagai pretiolia, yang berarti hadiah kecil.

Amerika juga sangat mengenal pretzel, dengan pusat sejarah dan produsen di Pensylvania. Di negara ini, pretzel tampil dalam berbagai rasa. Ada yang berlapis cokelat, ada yang penyajiannya dicelupkan ke saus mustard, ada juga yang dilengkapi permen rasa strawberry.

Pretzel, salah satu jenis kue khas Eropa.
Pretzel, salah satu jenis kue khas Eropa.

Cara membuat pretzel juga terbilang unik. Setelah tepung, garam, dan air menyatu dan dibentuk, adonan dicelupka ke dalam air panas yang sudah dicampur baking soda. Tujuan pencelupan ini agar teksturnya bisa keras. Lalu, dipanggang sampai kecokelatan.

Di Hotel Indonesia Kempinski, pretzel disajikan bersama unsalted butter. Tapi saya agak malas menggunakan mentega. Sebab, saya ingin tahu rasa aslinya, tanpa ditambah campuran apapun.

Bagi saya, bagian paling asyik saat menyantap pretzel adalah ketika tidak sengaja menggigit bongkahan-bongkahan garamnya. Rasanya kletuk-kletuk, gitu. Sejak saat itu, saya sering ingin makan pretzel. Pas banget buat ngemil.

Sebelum appetizer disajikan, pretzel jadi makanan ringan di awal acara.
Sebelum appetizer disajikan, pretzel jadi makanan ringan di awal acara.

Sebenarnya, dari dulu pretzel ada yang keras dan lunak. Tapi, saya kok, menganggap bahwa yang “asli” adalah yang keras, ya. Menurut saya, pretzel yang lunak itu jadi seperti roti.

Hmm … jadi pengin ngemil pretzel, nih.

Ada yang mau ngasih?

Food, Review bakery, pretzel, roti

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Lidya says

    June 6, 2015 at 20:11

    aku taunya juga di film-dilm aja belum pernah makan kuenya.

    Reply
    • Nunik Utami says

      June 6, 2015 at 22:18

      Aku juga, baru kemarenan makan. Kapan-kapan cobain deh, Mbak Lid.

      Reply
  2. Haya Aliya Zaki says

    June 11, 2015 at 08:10

    Baru tahu namanya pretzel wkwkwkw. Kalo ada pretzel gini aku juga mels nyoba, Nik. Khawatir kerasnya itu. Tapi baca postingan ini jadi pengin coba, deh. 🙂

    Reply
    • Nunik Utami says

      June 18, 2015 at 17:08

      Aku penginnya juga baru-baru ini, Mbak. Dulu waktu masih mainan roti, nggak pengin. Hehehe

      Reply
  3. Unik says

    September 8, 2015 at 18:35

    Belum pernah nyobain fretzel,,, liatnya aja belum pernah,,, hehe ,, maklum lah agak udik dikit..

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Follow Instagram @nunikutami

Part of

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik bayi tabung belanja online bisnis bitcoin blog budaya buku cerpen crypto entrepreneur fashion film financial planner finansial gadget hijab hotel indonesia investasi jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kosmetik kripto kuliner lombok makanan enak menerbitkan buku menulis buku mobil musik otomotif parenting pashmina penulis properti seni teknologi traveling UMKM voucher diskon

Posting Terbaru

  • Cara Menjaga Kesehatan Mata bagi Editor Buku agar Tetap Produktif
  • 7 Manfaat Game Kuliner bagi Anak-anak dan Tips Bermain yang Sehat
  • Liburan Asyik bersama IslamiCruise, Pelayaran Halal Pertama di Dunia
  • Ke Tempat Wisata di Kabupaten Semarang, Naik Apa?
  • 7 Manfaat Bermain Game Online untuk Anak

Komentar Terbaru

  • bisot on 7 Manfaat Game Kuliner bagi Anak-anak dan Tips Bermain yang Sehat
  • bisot on 7 Bagian Motor yang Harus Dicek Saat Service Motor Matic, Perempuan Wajib Tahu
  • Firdaus Saputra on Arky Gilang Wahab, Pelopor Konversi Limbah Organik untuk Ketahanan Pangan
  • Risalah on Tips Menciptakan Rumah Ideal yang Aman dan Nyaman
  • Nunik Utami on Komik “Maher Zain – Cinta dari Timur” (Sahabat Ufuk, 2012)
Copyright © 2025 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis