Akhir-akhir ini isu kesehatan merebak, seakan-akan jadi fenomena baru. Padahal sebetulnya urusan kesehatan mental sudah ada sejak dulu. Namun, nggak banyak orang yang tahu atau menyadari bahwa kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Saya sendiri baru menyadari bahwa mental itu harus dijaga kesehatannya, saat alm Mama sudah meninggal. Saya berusaha menganalisis, kira-kira apa penyebab penyakit berat yang menyerang Mama. Memang, penyakit itu bisa datang kapan saja. Jenisnya juga nggak pandang bulu. Siapa pun bisa terkena penyakit apapun. Namun saya penasaran. Selain benar-benar soal fisik, apakah ada faktor lain yang membuat Mama sakit? Ternyata ada. Soal mental. Dari sinilah saya mulai mengerti bahwa di dunia ini ada yang gangguan mental yang disebabkan oleh tekanan hidup. Baru sekitar 2010 saya mengerti tentang ini, lima tahun setelah Mama meninggal.
Kesehatan Mental Perlu Dijaga
Dari situlah saya juga mulai menyadari bahwa kesehatan mental saya juga perlu dijaga. Nggak bisa dimungkiri, beban hidup, tekanan pekerjaan, perlakuan dari orang-orang sekitar, dan kondisi-kondisi lain yang kita alami, bisa menggerus mental.
Apalagi saya perempuan dari keluarga Jawa yang cenderung nggak enakan sama orang lain, lebih memilih diam tersakiti daripada harus adu mulut dengan orang lain, menerima apapun yang dituduhkan dan perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain, demi menjaga kedamaian dan keharmonisan meskipun harus merasa nyesek.
Tanpa saya sadari, semua ini bisa menjadi bom waktu yang bisa meledak. Meledaknya itu bisa berupa kemarahan luar biasa, menyalahkan diri secara berlebihan, bahkan bisa meledak berupa penyakit yang menggerogoti tubuh. Meledak dalam bentuk apapun, menurut saya sama buruknya.
Untuk menjaga kesehatan mental, saya mulai ikut-ikut kelas. Ada kelas meditasi di Candi Borobudur, kelas hening menyadari keberadaan diri dan memaafkan perlakuan orang lain, dan lain-lain. Dari kelas-kelas ini saya mulai tahu cara menjaga kewarasan mental.
Menjaga Kesehatan Mental Bersama Coach Komang Ayu
Beberapa hari yang lalu saya ikutan lagi kelas untuk kesehatan mental. Kali ini bersama Coach Komang Ayu. Komang Ayu Trysnawati sudah berkecimpung di dunia pemberdayaan diri dan kesadaran, sejak 2917. Beliau rutin memberikan pelatihan, sesi konseling dengan tema mengubah pola pikir (mindset) dan kondisi emosional (mental), yang tujuannya untuk kesehatan fisik dan mental.
Nah, tema kelas yang saya ikuti adalah “Rahasia Temukan Potensi Diri untuk Berkreasi di Masa Sulit”. Yup, tema yang relevan banget sama kondisi saat ini.
Masa pandemi belum benar-benar berakhir. Sejak awal pandemi, segalanya berubah. Banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan, terkena penyakit, sampai harus kehilangan keluarga. Semua itu membuat orang semakin rentan stres. Tidak sedikit pula yang mengalami depresi. Ironisnya, banyak orang yang tidak menyadari sedang mengalaminya.
Orang-orang yang tidak mengalami hal-hal tersebut pun harus terus berusaha menggali potensi diri agar terus mendapatkan jalan. Menggali potensi diri di masa sulit ini juga salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental.
Saat mengikuti kelas Coach Komang Ayu, saya dapat tips dalam mengatasi masalah, yaitu:
Bersikap tenang. Saat menghadapi masalah, jangan terlalu reaktif. Bersikaplah tenang. Memang nggak mudah. Kita terbiasa banget reaktif saat ada masalah. Bahkan cenderung refleks melakukan sesuatu. Padahal, ketika sedang syok dihadapkan pada suatu masalah, kita nggak bisa berpikir jernih. Jadi kalau langsung melakukan tindakan, bisa jadi masalahnya bukan selesai, tapi bertambah runyam.
Tenangkan diri agar bisa mencerna keadaan. Sadari juga bahwa kita hanya manusia. Ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Soal ini saya belum lama membahasnya bersama adik saya.
Minum air putih. Iyalah, jelas, saat ada masalah atau merasa panik, kita terbiasa minum air putih untuk meredakan perasaan yang nggak nyaman dan menyadari diri seutuhnya. Namun, selama ini kita melakukan hal ini ya asal saja. Asal minum air putih begitu saja. Nah, saat ikutan kelas online-nya Coach Komang Ayu, saya diajarkan teknik minum air putih yang benar. Tujuannya agar kita bisa lebih tenang dan fokus pada diri sendiri, lalu pikiran jernih dan bisa lanjut berpikir mencari jalan keluar dari masalah yang ada.
Saya suka nih, teknik minum air putih yang diajarkan Coach Komang Ayu. Teknik ini belum pernah saya dapatkan di mana pun.
Mengatur napas. Ini juga hal yang selalu kita lakukan saat menghadapi masalah. Ternyata, mengatur napas yang benar itu ada tekniknya. Ini bukan soal mengatur napas biasa, tapi mengatur napas yang bertujuan menenangkan diri dan menyadari diri sendiri agar bisa mencari solusi yang paling tepat atas masalah ini.
Coach Komang Ayu mengajarkan teknik mengatur napas yang benar. Teknik ini kebetulan sudah pernah saya dapatkan dari buku yang saya baca, tapi lupa. Nah, saat Coach Komang Ayu menyampaikan teknik ini, saya jadi ingat lagi. Betul, selama ini saya nggak pernah mempraktikkan teknik ini, tapi sekarang, saya mau mulai melakukannya kalau ada masalah.
Salah Kaprah tentang Healing
Coach Komang Ayu sempat menyinggung soal healing di kelas ini. Saya suka juga nih, bagian yang ini. Istilah ‘healing’ akhir-akhir ini juga sering terdengar di mana-mana. Mereka bilang, saat penat dan butuh istirahat, sebaiknya healing dulu jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri.
Saya mengernyit mendengar ucapan itu. Dulu banget, saya sering baca buku tentang psikologi. Dari sana saya tahu bahwa healing adalah proses penyembuhan untuk orang yang mengalami depresi. Healing itu sesuatu yang dalam dan serius dan prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Lha kok, sekarang orang salah kaprah memaknai healing? Apa sayanya saja yang kurang update, sehingga masih menganggap healing adalah hal seperti yang saya baca di buku, belasan tahun yang lalu? Kok, sekarang yang dimaksud healing itu tampaknya ‘ringan’ banget, seringan sekadar jalan-jalan ke luar kota?
Begitu Coach Komang Ayu sedikit menyinggung soal healing, saya lega. Ternyata yang dimaksud healing ya masih tetap seperti dulu. Masih tetap sebagai proses penyembuhan mental yang butuh keseriusan dan waktu yang lama. Orang-orang sekarang saja yang salah kaprah memaknainya.
Ikut kelas tentang kesehatan mental bersama Coach Komang Ayu ini mengasyikkan. Saya dapat banyak ilmu yang langsung bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan saya juga bisa menerapkan hal-hal ini pada keluarga. Sebenarnya tekniknya simpel dan mudah. Hanya, perlu pembiasaan untuk melakukannya. Saya mau melakukan teknik-tenik ini agar dapat menggali potensi untuk berkreasi di masa-masa sulit ini, ah. Biar mental terjaga, fisik pun tetap prima.
Leave a Reply