Gathering PBA (Penulis Bacaan Anak) tanggal 22 Oktober 2011 ini adalah yang kesekian kalinya saya ikuti. Gathering sekaligus sharing ilmu ini diadakan di Bandung, tepatnya di kantor penerbit Mizan.
Saya berangkat jam 05.00 menuju Citos. Di sana saya bertemu Mbak Chitra Savitri dan Fita Chakra untuk bersama-sama menuju Bekasi. Kami memang janjian untuk berangkat bersama Mbak Wylvera Windayana dan Mbak Ade Nur Sa’adah yang sudah menunggu di Bekasi.
Sepanjang perjalanan, kami berdiskusi tentang dunia penulisan. Topik yang sedang hangat adalah “penipuan” yang dilakukan oleh seseorang yang mencari naskah dan berjanji akan menerbitkan naskah tersebut. Tetapi pada akhirnya orang itu mangkir dari janjinya.
Topik lain yang tak kalah seru adalah seputar lomba penulisan, bijaksana memilih tawaran antologi yang bertebaran, dan penulis-penulis anak yang karyanya semakin dibutuhkan.
Sekitar jam 10.00 kami tiba di kantor penerbit Mizan. Acara dimulai dengan perkenalan. Di sesi ini saya sibuk menghafal wajah-wajah yang nama dan sepak terjangnya sudah sering saya lihat dunia maya (terutama facebook).
Saya tak henti-henti mengucap : Ohhh, ini Mbak A … Oh, ini Mbak B … Tapi beberapa jam kemudian, kalau ditanya, saya lupa wajah itu Mbak A atau Mbak B. Hihihihi …
Saya juga antusias untuk bertemu dengan beberapa orang yang selama ini sudah sering bekerja sama, tetapi belum pernah bertatap muka. Salah satunya adalah Mbak Triani Retno.
Yang menggelikan adalah saat saya bertemu Mbak Titin. Saya hafal wajahnya dan sudah beberapa kali bertemu. Tapi karena sudah lama nggak bertemu, dan saya “terobsesi” ingin bertemu Mbak Tutuk, saya jadi mengira Mbak Titin adalah Mbak Tutuk! Hahahaha …
Acara dipandu oleh Mbak Indah Juli sebagai MC, dibantu oleh Kang Dadan Ramadhan. Mas Emmus mengisi sesi pertama. Kiat Menembus Media. Karya Mas Emmus memang “merajai” media-media yang menerima tulisan untuk anak. Setelah itu dilanjutkan oleh Mas Ali Muakhir yang bercerita tentang bagaimana menembus penerbit luar negeri. Lalu Bhai Benny Rhamdani menampilkan stand up comedy sambil membagikan buku sebagai door prize. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sangat kreatif, lho!
Acara berlangsung seru dan santai. Sambil mengikuti acara, peserta bisa sambil makan makanan yang tersedia. Makanan ini hasil dari pot luck para peserta. Ada yang membawa somay, jajanan pasar, spaghetti, kue-kue kering, rujak, dan … awug! Oh, saya menyesal nggak mencoba awug karena masih kenyang setelah menghabiskan satu porsi somay!
Acara pun ditutup dengan makan-makan dan foto-foto. Perut kenyang, ilmu nyerap, tambah teman, narsis pun tersalurkan ^_^
Saya nggak langsung pulang. Saat acara usai, Saya (dan Rexy, tentunya), Mbak Rini, Mas Agus, Mbak Indah, Mbak Shinta (dan Thia), serta Mbak Esti, mampir ke Rumah Makan Saung Legit. Kami melanjutkan obrolan tentang apa saja sambil menyantap hidangan yang nikmat.
Puas makan dan ngobrol, kami pulang. Saya, Mbak Indah, dan Mbak Shinta, langsung meluncur menuju pool travel untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Mbak Esti pulang dengan motornya. Sedangkan Mbak Rini berboncengan dengan Mas Agus, juga naik motor.
Sayonara, Bandung. Semoga ada hari indah lagi seperti itu, di waktu mendatang. Terima kasih atas ilmu, waktu, dan makan-makannya, Kawan 😉
Kopdar kali ini seru banget ya. dari jumlah yang datang dan juga jumlah makanannya. hahaha … sayang nggak bisa datang euy. waktunya bentrok 😀
Semoga Saung Legit lebih langgeng dibandingkan kantin yang dua tahun lalu itu, ya Nik… *sampai lupa namanya*
Iya, kang Iwok. Kayaknya kopdar di Bandung selalu lebih rame dari Jakarta. HihihiiAmiiin, Mbak Rini. Biar kapan-kapan bisa makan lagi di tempat itu sambil nostalgila :p