Pandemi masih terus berlangsung. Idealnya, kita harus tetap di rumah untuk memutus rantai penyebaran penyakit. Sayangnya, setelah enam bulan melalui masa-masa darurat pandemi, timbul masalah baru. Pertama, kondisi perekonomian global yang semakin terpuruk. Kedua, banyak orang yang mulai sakit fisiknya karen kurang gerak, serta tidak stabil mentalnya karena tidak pernah ke luar rumah dan jarang berinteraksi dengan orang lain secara nyata.
Berwisata adalah cara yang tepat untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat pandemi. Dengan berwisata, berarti kita membantu memulihkan perekonomian. Kita membayar tiket masuk tempat wisata, membeli makanan atau cinderamata di tempat wisata, berarti telah membantu perekonomian untuk bangkit. Selain itu, dengan berwisata, berarti kita juga sedang menstabilkan fungsi fisik dan mental. Iya, mata kita jadi segar lagi karena melihat pemandangan yang indah, hidung kita mendapat sensasi membaui wangi-wangian yang berbeda di tempat wisata, serta kaki aktif kembali berjalan-jalan di tempat yang sudah lama tidak dikunjungi. Mental pun stabil kembali, karena ketika berwisata, ada perasaan senang yang timbul serta pikiran yang lebih segar dan nyaman.
Nah, meskipun akhirnya berwisata untuk menyeimbangkan segala kondisi, jangan lupa bahwa di luar sana virus masih tersebar. Jadi, jangan lupa menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditentukan.
Tempat Wisata Kabupaten Semarang Terapkan Protokol Kesehatan
Kita sudah memasuki era adaptasi kebiasaan baru. Boleh saja rekreasi untuk menyeimbangkan hidup, tapi kondisi sudah tidak sama lagi dengan dahulu. Saat ini, di mana pun berada, kita harus menerapkan protokol kesehatan. Tempat-tempat wisata pun sudah menerapkan ini juga, termasuk semua tempat wisata di Kabupaten Semarang. Protokol kesehatan seperti apa yang sudah diterapkan di sini?
Cek suhu tubuh
Semua orang yang datang ke tempat wisata di Kabupaten Semarang harus dicek dahulu suhu tubuhnya. Jika suhu tubuhnya normal, yaitu tidak sampai 38 derajat celcius, bisa masuk ke tempat wisata. Lebih dari itu, tidak diperkenankan.
Disediakan hand sanitizer
Di pintu masuk setiap tempat wisata juga disediakan hand sanitizer untuk mensterilkan tangan. Kalau-kalau kamu belum atau nggak sempat cuci tangan, hand sanitizer membantu banget untuk melenyapkan virus yang menempel di tangan. Namun, untuk berjaga-jaga, sebaiknya kita bawa hand sanitizer juga. Bagaimana pun, kita bertanggung jawab atas kesehatan kita pribadi. Jangan mengandalkan orang atau pihak lain terus.
Harus pakai masker
Masker sudah menjadi pakaian wajib di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Tujuan menggunakan masker adalah menahan percikan ludah (droplet) ke mana-mana. Tahu dong ya, virus yang sedang mewabah ini salah satu penularannya adalah melalui droplets. Nah, masker yang kita gunakan, selain menahan virus dari luar agar tidak masuk ke mulut, juga menahan virus yang berasal dari droplets kita agar tidak menyebar ke udara. Pokoknya saling menjaga aja.
Pakai faceshield? Boleh juga. Kalau kamu terbiasa pakai faceshield, silakan dibawa dan dipakai selama berekreasi di tempat-tempat wisata. Faceshield juga berfungsi menjaga agar tidak ada virus yang masuk ke mulut dan mencegah droplets menyebar keluar. Meskipun memakai faceshield, usahakan tetap memakai masker. Kecuali ketika sedang pengap pakai masker, boleh menggunakan faceshield saja, tapi jangan lama-lama membuka masker, ya.
Tidak boleh bergerombol
Ya, meskipun tempat wisata identik dengan keramaian, jangan bergerombol selama berwisata. Kurangi kontak fisik dengan orang lain. Hal ini untuk menghindari penularan virus melalui kontak fisik.
Inilah Beberapa Tempat Wisata di Kabupaten Semarang
Sudah tahu protokol kesehatan yang diterapkan di tempat-tempat wisata di Kabupaten Semarang, kan? Sekarang, kita lihat yuk, beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi di wilayah ini!
Candi Gedong Songo
Lokasinya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dalam bahasa Jawa, songo artinya sembilan. Sesuai namanya, di kompleks ini ada sembilan candi yang bisa kamu datangi. Candi pertama, letaknya nggak jauh dari tempat pembelian tiket. Candi kedua dan seterusnya, ada di tempat lain yang tidak jauh dari candi pertama. Letak kompleks Candi Gedong Songo ini di lereng Gunung Ungaran, di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Nggak heran kalau suhu udaranya cukup dingin, yaitu 19 – 27 °C.
Untuk menuju candi pertama, kita harus siap ke lokasi yang agak menanjak. Nah, ke candi kedua hingga sembilan, kita harus jalan ke tempat yang lebih tinggi lagi. Kalau tidak sanggup, bisa naik kuda dengan membayar lagi.
Candi Gedong Songo ini peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra, abad ke-9. Jadi, wisata yang ditawarkan adalah wisata sejarah, dengan menikmati bangunan-bangunan candi yang megah. Pemandangan alam di sini juga indah. Pegunungan dengan kabut dan pohon-pohonnya, membuat pikiran jadi segar kembali. Kalau tidak ingin sekadar jalan-jalan, kamu bisa berkemah, mandi air panas yang mengandung belerang, dan berkuda di area kompleks ini.
Tips berwisata di Candi Gedong Songo dengan adaptasi kebiasaan baru
-
-
- Tidak memegang-megang bangunan candi. Sebab, kita tidak tahu apakah tangan kita sedang terpapar virus atau tidak. Jika kita memegang-megang batu candi, virus akan menempel dan candi akan menjadi media penyebaran virus kepada orang lain.
- Tetap memerhatikan kondisi kesehatan. Jika merasa terlalu lelah untuk menyusuri jalan yang menanjak, tidak perlu memaksakan diri sampai ke candi kesembilan. Sebab, jika memaksakan diri, mungkin saja tubuh kelelahan lalu daya tahan tubuh menurun dan jatuh sakit.
-
Catatan:
-
-
- Harga tiket masuk Candi Gedong Songo Rp8.000 (weekday) Rp10.000 (weekend).
- Jam buka 08.00 – 17.00 WIB.
-
Rawa Pening
Rawa Pening adalah danau alami yang luasnya 2.670 ha. Lokasinya berada di wilayah empat kecamatan, yaitu Ambarawa, Tuntang, Bawen, dan Banyubiru. Pemandangan di sekeliling Danau Rawa Pening sangat indah, karena dikelilingi oleh tiga gunung, yaitu Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, dan Gunung Ungaran.
Duduklah di tepi danau, untuk mendapatkan pemandangan yang luas. Hiruplah udara dalam-dalam agar paru-paru terisi oksigen bersih lebih banyak. Bisa juga bermain-main di dermaga yang terbuat dari bambu untuk berfoto. Di sekitar danau ini terdapat perahu-perahu kayu yang disewakan. Kamu bisa minta naik perahu ini pada penjaga yang ada di sekitar danau, untuk berkeliling danau.
Tips berwisata di Rawa Pening dengan adaptasi kebiasaan baru
-
-
- Saat naik perahu ke tengah danau, usahakan tidak berbarengan dengan banyak orang. Jika harus mengantre agar penumpang tidak terlalu banyak, sebaiknya patuhi saja, demi menghindari risiko terpapar virus dari orang lain.
- Jaga jarak juga dengan pemandu perahu. Jika ingin bertanya tentang Rawa Pening, sebaiknya tidak terlalu dekat secara fisik.
-
Catatan:
-
-
- Harga tiket masuk Rawa Pening Rp5.000 per orang.
- Jam buka mulai pukul 08.00 WIB.
- Harga naik perahu atau bebek karet Rp15.000 – Rp30.000 per orang selama 30 menit.
-
Museum Kereta Api Ambarawa
Dahulu, tempat ini adalah sebuah stasiun kereta api. Sekarang sudah dialihfungsikan sebagai museum kereta api. Lokasinya di Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Museum ini dibuka tanggal 8 April 1976 dengan niat menyimpan berbagai lokomotif antik serta kereta-kereta tua yang tidak lagi beroperasi. Jadi, museum menawarkan wisata sejarah tentang kereta api. Di sini tersimpan koleksi kereta api yang usianya sudah ratusan tahun dan berjaya di masanya. Ada 21 lokomotif antik yang disimpan dan hanya beberapa yang masih aktif.
Selain kereta api sungguhan, ada juga foto-foto kereta api dari masa ke masa. Kamu pasti takjub dan terkagum-kagum dengan kereta api serta informasi-informasi keberadaan alat transportasi ini yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Di area museum ini juga terdapat replika-replika stasiun zaman dahulu. Salah satunya adalah Stasiun Kepuh. Stasiun ini klasik banget, terbuat dari kayu yang sengaja dibuat berkesan kuno. Di sini hanya ada loket, tempat duduk, dan atap yang sangat sederhana. Saya jadi membayangkan suasana stasiun replika ini ketika masih beroperasi.
Tips berwisata di Museum Kereta Api Ambarawa dengan adaptasi kebiasaan baru
-
-
- Tidak menyemprotkan disinfektan atau hand sanitizer ke kereta-kereta yang dipajang. Sebab, ada kemungkinan bahan-bahan yang terdapat pada cairan disinfektan dan hand sanitizer tersebut dapat merusak cat atau tekstur tubuh kereta. Terlebih, kereta-kereta yang ada, banyak yang usianya sudah ratusan tahun. Kemungkinan materialnya lebih rapuh, sehingga mudah rusak jika terkena cairan kimia.
- Tidak memegang-megang koleksi yang ada di museum, untuk mengurangi risiko penularan virus.
-
Catatan:
-
-
- Harga tiket masuk Museum Kereta Api Ambarawa Rp5.000 (anak-anak), Rp10.000 (dewasa).
- Jam buka pukul 08.00 – 17.00 WIB.
-
Tips Umum Saat Berekreasi di Tempat-Tempat Wisata Kabupaten Semarang
Sebelum berwisata ke tempat-tempat indah di Kabupaten Semarang tersebut selama masa adaptasi kebiasaan baru, siapkan dan lakukan hal-hal berikut:
- Membawa uang tunai secukupnya.
- Simpan uang tunai di plastik terpisah agar tangan tidak sering tersentuh uang yang kotor.
- Tidak sering-sering menyentuh wajah dengan jari untuk mengurangi risiko masuknya virus melalui mulut.
- Membawa masker cadangan untuk berganti setiap empat jam.
- Membawa makanan dan minuman sendiri agar lebih terjaga kebersihannya.
- Membawa perlengkapan shalat sendiri untuk mengurangi risiko penyebaran dan penularan virus.
Bagaimana pun, berwisata itu untuk bersenang-senang dan menjaga agar mental tetap stabil. Jadi, tetaplah patuhi protokol kesehatan agar tetap aman dan sehat. Selamat berwisata di Kabupaten Semarang, dengan beradaptasi kebiasaan baru.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog “Wisata Kabupaten Semarang di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.
Seru yaa mbaa wisata kabupaten Semarang. Aku kalo piknik pasti rujukannya ya kab Semarang. Udaranya segerrr.
Iya, asyik banget di daerah sini. Sejuk.
Iku kapan to Nik kamu ke Kab. Semarang, kok ora ajak-ajak? :))
Kangen ya bisa dolan bareng lagi nih, kapan2 ke Semarang lagi yoooo
Hehehe lali, 2017 opo 2018, yo. Wis suwe.
Dulu pernah ke gedong songo, cuma udah lama ga ke semarang. daerahnya dingin enak untuk jalan2 sama keluarga