Ini bukan tahun pertama Mas Rexy melaksanakan ibadah puasa. Saya sudah mengajarkan puasa, sejak usia Mas Rexy 5 tahun. Masih bertahap, sih.
Berhubung sekarang umurnya sudah 8 tahun, saya menerapkan peraturan yang agak ketat. Mas Rexy harus benar-benar puasa penuh, setiap harinya.
Dimulailah petualangan itu. Mas Rexy yang agak susah disuruh makan, tampak asyik saja menjalankan puasa. Saya tidak kesulitan membiasakannya berpuasa lagi.
Pagi hari, Mas Rexy masih saja lincah. Dia masih lompat sana-sini, lari-larian, dan ngoceh-ngoceh selama bermain. Menjelang siang, mulailah dia tampak lemas. Mungkin kehabisan energi. Padahal, sahurnya sudah cukup.
Nah, menjelang jam 3 atau 4 sore, tibalah masa-masa “kritis”nya. Mas Rexy memeluk-meluk saya sambil mengeluh lemas, capek, dan kepengin makan. Hihihi … bagian ini paling lucu. Di sinilah saya menikmati Mas Rexy yang kepengin makan. Biasanya kan, harus diusahakan dulu, baru mau makan.
Tahun ini, saya baru mulai mengajarkan “ngabuburit”. Tujuannya agar Mas Rexy nggak terasa sedang menjalankan puasa.
Sebelum “jam kritis” tiba, saya ajak dia beraktivitas yang sifatnya santai, tenang, dan tidak memerlukan kegiatan fisik yang berlebihan.
Mas Rexy memilih membuat mainan dari kertas. Bahan-bahannya diperoleh dari buku aktivitas yang sudah tersedia. Peralatan tambahan yang diperlukan yaitu gunting dan lem kertas.
Jadilah Mas Rexy menghabiskan waktu alias ngabuburit, dengan membuat mainan-mainan ini.
Cara membuatnya juga mudah. Potong pola yang sudah disediakan di buku. Setelah itu, bentuk sesuai panduan. Lipat pola di bagian yang bergaris utuh, dan gunting pola di bagian yang bergaris putus-putus. Setelah itu, bubuhkan lem kertas di bagian yang tepat.
Mainan pun selesai dalam waktu singkat.
Tugas saya dan ayahnya di “proyek” ini adalah membantu menggunting pola. Mas Rexy agak kurang sabar saat menggunting bagian-bagian sudut.
Oh ya, pola-pola yang ada di buku ini tidak semuanya sudah berwarna. Ada beberapa gambar yang harus diwarnai terlebih dahulu, sebelum digunting dan dibentuk.
Kegiatan ini lumayan membantu membuat Mas Rexy agak “lupa” dengan kegiatan puasa. “Jam kritis” sih, masih ada. Tapi nggak “separah” ketika dia belum mengenal ngabuburit yang sifatnya santai.
Dengan melakukan kegiatan seperti ini, Mas Rexy mampu melakukan puasa sehari penuh, selama berminggu-minggu. Tapi, pada minggu terakhir, kesehatannya sedang menurun. Mas Rexy flu dan mulai batuk. Saya pun memberikan kelonggaran untuk “istirahat” dulu dari puasa sehari penuh. Dia boleh berbuka pada siang hari (untuk kemudian meneruskan puasa sampai maghrib).
Inilah ngabuburit ala Mas Rexy. Semoga tahun depan Mas Rexy dapat “pelajaran” baru lagi dalam berpuasa.
Leave a Reply