Jantung. Terus terang, saya sering “lupa” dengan keberadaan organ tubuh yang satu ini. Padahal, jantung adalah organ tubuh yang paling vital. Satu detik saja berhenti berdetak, kehidupan akan ikut berhenti, selamanya.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.
Pada saat yang sama, saya bertanya-tanya, mungkinkah penderita jantung dapat hidup normal?
Dalam seminar Living with Heart Disease yang diselenggarakan oleh Bunda Heart Centre RSU. Bunda, Jakarta, 24 Februari 2015 lalu, dr. Dicky. A. Hanafy, SpJP (K) menjelaskan bahwa penderita jantung dapat bertahan, asalkan mau mengubah gaya hidupnya. Merokok, makan makanan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, mengonsumsi alkohol, dan obesitas, adalah gaya hidup tak sehat yang dapat membuat penyakit jantung semakin berat. Bagi orang yang tidak menderita jantung, gaya hidup tak sehat itu menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.
Lalu, bagaimana perawatan bagi orang yang tiba-tiba terkena serangan jantung? Suasana The Hermitage Hotel, tempat diselenggarakannya seminar ini, langsung hening. Semua peserta antusias mendengarkan penjelasan lanjutan dari dr. Dicky. Biasanya, penderita akan mendapatkan perawatan di rumah sakit selama tiga hari hingga seminggu setelah terkena serangan jantung. Namun, jika ada komplikasi, perawatan akan lebih lama.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.

Foto by Id Satto – BloggerCrony.
Selain dr. Dicky, ada pula dr. Hariadi Hadibrata, SpBTKV, yang menjelaskan tentang pembedahan jantung. Jadi, penderita jantung akan diteliti lebih lanjut, untuk menentukan perlu atau tidaknya tindakan bedah jantung. Bedah jantung itu sendiri terdiri atas 3 hal, yaitu:
- Operasi pintas pembuluh darah
- Operasi perbaikan atau ganti katup jantung
- Operasi kelainan jantung bawaan
Kamu pilih yang mana?
Wah, sebisa mungkin jangan sampai pernah mengalami, ya. Kalaupun sedang menjalani operasi jantung, sebaiknya tetap menjalankan anjuran-anjuran dokter, pasca bedah jantung, yaitu:
- Tetap beraktivitas seperti biasa
- Olahraga teratur, pilih olahraga ringan, seperti jalan kaki
- Minum obat secara teratur
- Melakukan fisioterapi
- Cek laboratorium sesuai anjuran
- Tidak makan seenaknya
- Tidak melakukan olahraga high impact
Oh ya, seluruh peserta seminar ini juga diberikan fasilitas cek kesehatan, seperti kadar gula darah, tensi, kolesterol, dan kadar lemak dalam tubuh. Alhamdulillah, hasil cek saya normal semua. Hanya tensi yang agak rendah, karena saat ini saya sedang flu. Tapi, saya masih penasaran, karena kadang-kadang merasa tiba-tiba sakit di bagian dada selama beberapa detik, dan sulit menarik napas pada saat itu. Pada sesi konsultasi dengan dokter, saya langsung menanyakan hal itu. Menurut dokter, ada kemungkinan maag. Wah, kalau itu sih, sudah nggak perlu ditanya. Meskipun selalu makan teratur, maag saya masih juga sering kambuh. Akhirnya, dokter menyarankan saya untuk tes EKG.
EKG adalah tes untuk mengetahui irama jantung. Tidak semua peserta seminar berkesempatan mengikuti tes ini. Hanya peserta yang memiliki keluhan saja, seperti saya. Saat akan dites, saya agak takut, karena tubuh saya harus ditempeli alat-alat yang terhubung ke pendeteksi irama jantung. Dada, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki saya, dipasang alat yang menurut saya mirip dengan jepitan rambut yang ada di salon saat kita sedang potong rambut. Ternyata, selama tes, saya tidak merasakan apa-apa. Tidak ada rasa sakit sedikit pun. Hanya dalam beberapa menit, tes selesai, dan irama jantung saya sudah terekam. Duh, kalau tahu begini, kenapa tadi harus merasa takut, ya? Maklumlah, saya memang awam :D.

Foto koleksi pribadi.

Foto koleksi pribadi.

Ketika dokter membacakan hasil rekaman irama jantung, saya tersenyum lega. Irama jantung saya normal. Eh, jadi, rasa sakit di dada yang suka datang tiba-tiba itu, gejala apa, ya?
Setelah ini, timbul lagi pertanyaan di benak saya. Adakah makanan khusus untuk menyehatkan jantung? Ternyata, pertanyaan ini rasanya menjadi “bumerang” bagi saya. Sebab, saya dipertemukan kembali dengan makanan yang menurut saya tidak enak, tapi sangat berguna bagi kesehatan jantung.
Oat! Ya, oat! Beberapa waktu lalu, adik saya membelikan satu pack besar Quaker Oat. Berhubung saya tidak suka rasanya, saya taruh saja di dalam lemari pendingin. Eh, tapi, saya tertarik dengan demo cara memasak Quaker Oat di seminar ini. Hasil olahannya pun dibagikan, dan saya mencobanya. Ya, ampun! Rasanya enak! Kesimpulannya, saya harus bisa mengolahnya dengan baik. Kalau diolah menjadi bubur manis atau bubur ayam, rasanya jadi enak banget!
Ah, saya jadi ingat Quaker Oat di rumah. Bodohnya saya, makanan sepenting itu hanya teronggok di dalam lemari pendingin selama berbulan-bulan! Tapi, sekarang saya akan mencoba berbagai resep sedap dari Quaker Oat. Demi jantung yang lebih sehat.
Saya pernah dites jantung jg mak krn sering nyeri dada… kdg saya siapkan oat jg untuk sarapan suami 🙂
Kalo aku malah baru mau belajar suka oat. Hihihi … telat, ya.
Aku justru sukaaa banget oat, sayang keluarga ga begitu doyan. Oat bisa dijadiin cookies atau cake juga kan ya
Waahh kok bisa suka banget, sih? Kan agak kasar dan hambar, ya. Naah, kalo dijadiin cookies atau cake, aku suka. Karena ada rasa manisnya 🙂
Nunik, baca tulisan ini menyadarkan aku. Jantung organ yang penting untuk diperhatikan. Kerja berat banget eh kita lupa kalau ada jantung. terima kasih ya.
Sama-sama, Mbak Icha. Aku juga sering lupa dengan keberadaan organ ini. Padahal no 1 yang terpenting ya.
adiknya suamiku kedetect sakit jantung bawaan saat umurnya 1 thn… dan lgs divonis umurnya hanya 12 thn, walopun ternyata bertahan kurang dri 8 tahun 🙁 Makanya suka kuatir ama suami akunya… pernah aku coba bikinin quaker oat, tp dia ga doyan -__-. Tapi emg akunya blm jago jg bikinin spy rasanya jd lebih enakan mba…Mw cari2 lg resep bikin oat yg enak ah
Tapi balik lagi ya, Mbak. Takdir nggak bisa disesali. Tinggal yang masih sehat yang harus peduli, untuk tetap sehat 🙂
Dari hasil GMC, didapati “ada pembengkakan jantung disebelah kiri dan diduga peyumbatan pebuluh darah”. Atas kasus ini, saya putuskan utk merubah pola makan dan hidup saya, menjadikan diri “VEGETARIAN”, disamping rutin OR Jalan pagi +/- SATU JAM”. Saya ada catatan apa untung/faedah VEGE. Bisa contact E-mail saya. Tk. @16315#20:10
Wah, perubahan pola makan dan pola hidupnya inspiratif. Jadi sebaiknya kita menyadari dari sekarang ya, Pak. Jangan tunggu sakit dulu. Terima kasih sharingnya, Pak 🙂
saya mau nanya dokter.
ibu saya klau udah berfkir msalah rumh tangga..atau ada msalah….
perasaan dia mulai gak enak,kplanya mulai sakit…jatungnya mlai bertak tinggi,..
itu knpa y…tolong jwbannya….dok
Saya bukan dokter, Pak Aldi 🙂 ini saya sharing tentang workshop yang saya ikuti. Mungkin bisa langsung konsultasi ke dokternya 🙂
Kalau makan Oat tanpa apa2 ya memang gak enak mbak :p Tambahin aja gula aren, keju, atau coklat, pas masaknya, praktis tapi enak dan sehat 🙂
Naah, ide bagus, nih. Semoga banyak yang baca komen ini, ya 🙂