Banyak orang yang pengin banget melahirkan secara normal. Saya salah satunya. Jujur saja, waktu itu penasaran banget pengin tahu rasanya melahirkan per vaginam. Dulu saya memang baru hamil setelah tiga tahun menikah, tapi memang tidak ada indikasi apa-apa. Dokter hanya bilang, saya terlalu kurus, sehingga pembentukan hormon kurang maksimal. Iya sih, wong dulu berat badan saya cuma 38 kg. Benar, itu berat badan, bukan nomor sepatu. Kalau habis puasa Ramadan, berat saya menyusut satu kg, menjadi 37 kg. Badan saya waktu itu memang setipis wayang kulit.
Nah, ketika hamil, saya sengaja periksa di dua tempat berbeda, yaitu di dokter dan bidan. Di dokter, saya ingin memantau perkembangan janin, karena waktu itu setelah enam bulan nggak haid (karena pembentukan hormon yang kurang maksimal), tiba-tiba saya hamil. Aneh, kan? Namun begitulah kenyataannya. Kalau Allah Swt sudah berkehendak, apapun bisa terjadi. Saya memang ingin lahiran di bidan saja, karena ada bidan yang terkenal banget kesabarannya. Bidan yang satu ini selalu mengusahakan kelahiran secara normal, semaksimal mungkin, terutama jika tidak ada indikasi apapun.
Terbukti, saat saya mengalami pembukaan satu hingga lengkap (10), bidan sabar menunggu. Termasuk ketika sudah pembukaan lengkap, ternyata anaknya belum bisa keluar juga. Saya sampai kelelahan. Maklum, anaknya besar, dengan berat 3,7 kg dan panjang 51 cm.
Melahirkan Normal, Anak Lebih Sehat
Sebelum hamil, saya sudah baca-baca banyak artikel tentang melahirkan. Dari situ saya tahu bahwa melahirkan secara normal membuat anak “terperas” sempurna, sehingga kesehatannya lebih baik daripada anak yang lahir secara caesar.
Eh, kebetulan saat mengikuti webinar dari Nutrilon, saya jadi mendapat info bahwa anak yang lahir secara normal akan mendapatkan mikrobiota melalui jalan lahir. Ini berarti bateri baik jumlahnya tinggi. Sementara, anak yang lahir melalui proses caesar, akan mendapatkan mikrobiota dari lingkungan rumah sakit. Berarti jumlah bakteri baiknya bisa lebih sedikit dibandingkan anak yang lahir per vaginam. Kondisi seperti ini berpotensi mengalami disbiosis, yaitu ketidakseimbangan jumlah antara bakteri baik dan bakteri buruk. Dampaknya akan berpengaruh pada kondisi kesehatan anak.
Narasumber pada webinar ini ada DR. dr. Ali Sungkar, SPOG (K), Dokter Konsultan Obstetri & Ginekologi, Prof. DR. Moh Juffrie, SpA(K), PhD (Gastro), Dokter Anak Konsultan Gastroenterologi, dan Cynthia Lamusu, Ibu dengan Persalinan Caesar. Mereka membagikan informasi penting tentang sistem imun tubuh anak yang dilahirkan secara caesar. Ketidakseimbangan mikrobiota atau bakteri baik/buruk yang didapat saat proses persalinan secara caesar bisa membuat sistem kekebalan tubuh anak kurang kuat. Gangguan imunitas ini bisa membuat anak lebih rentan terkena alergi akan beragam hal, termasuk alergi pada makanan.
Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh Anak dengan Asupan Mikrobiota Seimbang
Dengar tentang ini kan, jadi sedih ya, kalau harus melahirkan secara caesar? Namun, nggak perlu begitu juga. Kalau ada indikasi tertentu dan mengharuskan melahirkan secara caesar, ya, nggak apa-apa juga, demi keselamatan ibu dan anak.
Beberapa indikasi yang mengharuskan operasi caesar adalah:
- Gagal dalam kemajuan persalinan, yang biasa terjadi pada ibu dengan usia lebih tua.
- Sudah pernah caesar sebelumnya.
- Panggul ibu sempit.
- Persalinan lebih dari satu (anaknya kembar atau malah tripel).
- Presentasi bokong (posisi bokong anak belum berputar secara sempurna)
Lalu, bagaimana soal kesehatan anak yang harus lahir secara caesar? Para narasumber memberikan tips, bahwa anak yang lahir secara caesar bisa dikejar nutrisinya agar sistem imunnya bisa lebih kuat. Caranya adalah dengan memberi asupan ASI yang mengandung probiotik dan prebiotik, selanjutnya mengonsumsi makanan yang mengandung mikrobiota tinggi. Makanan dengan mikrobiota tinggi ini maksudnya adalah makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik tinggi. Hal ini bisa didapatkan dari beragam sumber pangan, baik sayur ataupun susu.
Jadi, jangan sedih kalau harus melahirkan secara Caesar ya moms! Tentunya kita harus paham bahwa apapun proses persalinannya, maka ini semua buat kebaikan kita dan si kecil. Soal anak yang imunitas tubuhnya jadi kurang maksimal, bisa dimaksimalkan setelah lahir. Nah untuk para mama yang masih ingin baca-baca seputar informasi terkait nutrisi, imunitas hingga mencoba alat deteksi risiko kelahiran Caesar, mama bisa kunjungi www.nutriclub.co.id ya.
wew,, ternyata mbak Nunik dulu kecil banget. Akhirnya yang anak pertama itu lahiran normal ya mbak? Emang proses alami itu ada maksud dan tujuannya. Kalau pun terpaksa lahiran cesar juga disarankan ASI eksklusif untuk membentuk imunitas maksimal, proses alami juga. Pokoknya ikutin aturan alam, hasilnya lebih baik.