Lebaran tahun ini saya merasa jauh lebih santai. Setelah anak sakit selama seminggu menjelang lebaran dan memutuskan untuk tidak terlalu heboh membuat berbagai macam masakan, serta tidak heboh menentukan pakaian lebaran yang senada untuk seluruh anggota keluarga, di malam takbiran saya punya banyak waktu luang.
Kebetulan, film “Love Sparks in Korea” tayang untuk hari pertama di hari terakhir puasa tahun ini. Saya langsung ke bioskop untuk nonton.
Meskipun saya tidak jadi-jadi baca novelnya dan keburu diadaptasi menjadi film, saya tahu bahwa film ini mengusung tema traveling. Yang saya tidak tahu, ternyata setting-nya bukan hanya di Korea, tapi juga di Taman Nasional Baluran dan Kawah Ijen, Banyuwangi.
Cerita ini mengisahkan kehidupan Rania yang tumbuh sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Keluarga mereka tinggal di pinggiran rel kereta api di daerah Kranji, Bekasi. Meskipun hidup di bantaran rel kereta api, ayah Rania punya cita-cita yang tinggi untuk anaknya. Ayah Rania menginginkan Rania menjadi mata dan kaki yang mewakili mereka untuk memandang dan menginjak berbagai daerah di belahan bumi ini. Bahkan, ayah Rania meminta Rania meniru Ibnu Bathuthah, penjelajah Islam yang kehebatannya tidak kalah dengan Marcopolo, Colombus, dan Magelhaens yang berhasil menaklukkan dunia. Apalagi, Ibnu Bathuthah menjelajah dunia tidak menggunakan bantuan kendaraan seperti mobil, kereta api, maupun pesawat terbang.
Rania pun berkeliling dunia. Hampir semua negara pernah disinggahi. Ketika berencana menyudahi petualangannya berkeliling dunia, ayah Rania justru menantang gadis itu untuk melakukan perjalanan ke Baluran dan Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Ada alasan kuat yang membuat ayah Rania meminta anaknya ke sana. Apalagi kalau bukan soal cinta?

Berkat perjalanan pulalah Rania bertemu dengan Hyun Geun, pemuda asal Korea Selatan yang berprofesi sebagai fotografer. Rania yang penulis sebenarnya klop dengan Hyun Geun yang fotografer. Sayangnya, hubungan mereka tidak boleh lebih dari sekadar teman, karena ada hati lain yang menanti Rania, yaitu Ilhan.
Film yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari (Rania), Morgan Oey (Hyun Geun), Giring Ganesha (Ilhan), dan Ringgo Agus Rahman (Alvin) ini diangkat dari novel bertajuk “Jilbab Traveler” karya Asma Nadia. Saya merasa bahwa cerita tentang Rania ini adalah kehidupan pribadi Asma Nadia (yang nama aslinya adalah Asmarani Rosalba). Tia dan Eron yang merupakan saudara Rania adalah Helvi Tiana Rosa (kakak Asma) dan Eron (adik Asma yang kalau tidak salah namanya juga Eron). Pada kenyataannya, Asma Nadia memang tumbuh di dalam keluarga yang tinggal di bantaran rel kereta api dan kemudian namanya besar sebagai penulis terkenal yang punya kesempatan melanglang buana.
Film ini cukup menarik. Banyak konflik yang diciptakan di sini, sehingga adegannya lincah berganti-ganti, tanpa ada adegan yang monoton atau dilakukan dalam waktu yang lama. Mata saya juga cukup dipuaskan oleh setting Baluran, Kawah Ijen, serta Korea. Sayangnya, tempat-tempat indah di Korea tidak terlalu dieksplorasi secara mendalam. Untungnya setting mengambil musim dingin, sehingga salju menjadi pemandangan asyik yang bisa dinikmati di dalam film ini.
Banyaknya adegan dan konflik serta proses jatuh cinta para tokohnya tergambar dengan asyik. Saya sudah bisa menebak endingnya, namun proses mencapai ke ending yang demikian melalui lika-liku membuat film ini tidak kunjung terlihat endingnya sampai menjelang akhir film.
Meskipun bercerita soal cinta, film ini aman ditonton oleh anak-anak. Sebab, tidak ada adegan atau kata-kata yang tidak pantas untuk anak. Saya merasa lega, karena pada saat lebaran seperti ini, semua orang pasti ingin beraktivitas bersama seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak.
Penggambaran suasana Korea yang bersalju membuat film ini terasa berbeda, mengingat suasana Jakarta pada saat ini sedang lebih banyak panasnya.

Cerita rania keliling dunia ini karena apa ??? Banyak duit, beasiswa atau apakah ??? Daku jadi penasaran
Ada alasan kuat, Om Cumi. Nggak aku ceritakan di sini biar nanti kalau nonton terasa serunya. Hehehe
Review nya cakep Mbak Nunik. Filmnya pasti juga tidak kalah cakep ya. Jadi pengen nonton juga Karena travelling travelling ini π
Memang pas banget nih filmnya buat Mbak Evi. Selamat nonton, ya π
banyak film indonesia bagus2 saat 2 sekarang ini ya mbak..
moga2 bisa sempat nonton ini sama yg satu lagi Rudy Habibie
Iya, Mbak. Film Indonesia yang bagus2 nggak berhenti2 tayang di bioskop. Semoga bisa nonton, ya. Soalnya bulan2 depan juga akan ada banyak lagi film Indonesia lainnya. Aku pengin nonton semua. Hehehhhe
Korea bersalju itu mmg romantis bangeet
Akuuu pengen ngerasain musim dingin di Korea Selatan Mba hehehe, I wish I can,amiiiin hehehe
aku malah fokus kepada salju ama tempatnya cakep kak
Bener banget. Putih di mana-mana. Cakeep π
Aku nggak nonton filmya. Seru juga ya, setting Korea, dan ada Baluran sama kawah Ijen juga ?
Wuah penasaran!
Iya, Mbak, seru. Pemandangannya bagus banget.
liat foto paling bawah..sahdu..n bikin baper..hahahah
Baper massal, Mbak. Hihihi
aaaaaah tidakaak aku pinign nonton lagi π bagu sya Nik
Iya, bagus, terutama pemandangannya.
Waktu itu aku pengen nonton ini tapi ketinggalan, udah ga ada aja di bioskop. Tar download deh. Kayaknya bagus setelah lihat review Mba Nunik π
Bagus, Mbak Nia. Pemandangannya bagus, konflik ceritanya juga bagus π