• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Review / Place / Mengenal Bangsa Lewat Museum Indonesia

Mengenal Bangsa Lewat Museum Indonesia

April 20, 2013 Nunik Utami Leave a Comment

Sudah lama saya ingin masuk ke Museum Indonesia, tapi waktunya selalu tidak tepat. Kali ini, sebenarnya waktunya juga sangat tidak tepat. Saya, suami, dan Mas Rexy sampai di depan museum ini pukul 16.00, tepat ketika museum (seharusnya) tutup. Dengan sedikit “pemaksaan”, akhirnya penjaga museum yang ramah, mengizinkan kami masuk. Ternyata, petugas ini sudah mengenal suami saya (yang sering melakukan pemotretan di Museum Indonesia). Ohh, pantas kami masih boleh masuk :D.

Tiket masuk yang seharusnya Rp. 10.000/orang, di hari ulang tahun TMII ini menjadi Rp. 10.000/2 orang. Dan, karena sudah jam tutup, kami hanya diminta membayar Rp. 10.000 untuk 3 orang, ditambah izin membawa kamera, Rp. 5.000. Asyiikkk, murah banget! 😀

Meskipun sudah sore, pengunjung museum masih banyak. Tuh kan, ini bukti bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya senang mengunjungi museum 😀

Arsitektur museum yang bergaya Bali ini terlihat sangat indah. Tak heran jika banyak orang rela mengantri untuk berfoto. Saya sendiri sudah beberapa kali berfoto di sini bersama teman-teman, sejak 2005.

Museum Indonesia ini dibangun pada 1976 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1980, bertepatan dengan ulang tahun TMII yang ke-5. Museum ini terdiri atas tiga lantai. Lantai satu yang bertema Bhinneka Tunggal Ika, menampilkan pakaian adat dari seluruh provinsi di Indonesia. Selain itu juga terdapat berbagai macam gamelan dan jenis-jenis wayang. Benda-benda di lantai satu ini mencerminkan keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Di lantai dua, pengunjung akan menemukan diorama-diorama yang menggambarkan budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Contohnya, upacara turun tanah untuk bayi, upacara khitanan, kamar pengantin Palembang, dan upacara pemilihan ketua adat. Saya sangat ingin berlama-lama di setiap diorama ini. Menurut saya, upacara-upacara ini sangat unik. Lewat museum ini, saya bisa membayangkan ketika upacara itu berlangsung. Sayang, sempitnya waktu membuat saya harus cepat-cepat beranjak dari dari lantai 2.

Sesuai dengan tema Seni dan Kriya, lantai tiga menampilkan seluruh benda buatan masyarakat Indonesia. Benda-benda itu berupa karya seni logam, ukiran dari kayu, serta batik dan kain-kain indah, mahakarya anak negeri. Benda-benda yang ditampilkan ini tidak hanya karya yang dihasilkan di zaman modern, tetapi juga karya sejak zaman baru dikenalnya tulisan. Tulisan-tulisan yang ditorehkan di atas daun lontar pun dipajang di salah satu diorama di lantai 3.

Saran saya, keberadaan museum-museum di TMII ini (terutama Museum Indoneisa), agar lebih disosialisasikan ke masyarakat. Pihak TMII juga hendaknya lebih sering menggelar event yang ada hubungannya dengan museum. Tidak hanya untuk para blogger (yang selama ini saya ikuti) dan anak-anak sekolah, tetapi juga untuk masyarakat umum. Setidaknya, akan membuat museum lebih memasyarakat, sesuai dengan misi TMII dengan slogan “Museum di Hatiku”. Semoga saja museum-museum di Indonesia semakin diminati, seperti Museum Louvre di Paris yang selalu dipadati pengunjung.

Sebenarnya, saya belum puas memandangi, menikmati, membayangkan, dan memotret benda-benda koleksi Museum Indonesia. Tapi, seorang petugas sudah menghampiri kami dan memberitahukan bahwa jam berkunjung benar-benar telah selesai. Kami pun bergegas turun.  Dalam hati, saya berniat akan kembali lagi ke sini, dengan waktu yang lebih panjang.

 

Place, Review

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Pijer? Apa itu?
  • Capcay Bakso Kuah So Good
  • RS Premier Bintaro dan Info dr. Ajiantoro tentang Penanganan Saraf Kejepit
  • Agar Tampak Elegan dan Berkelas, Pahami Tata Cara Makan Daging Steak yang Benar

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,116 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

asuransi batik bayi tabung belanja online bisnis bitcoin blog budaya buku cerpen fashion film financial planner finansial gadget hijab hotel indonesia investasi jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kosmetik kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil musik muslimah otomotif parenting pashmina properti seni teknologi toko online traveling travelling UMKM voucher diskon

Posting Terbaru

  • Berburu Hidangan Khas Timur Tengah untuk Buka Puasa
  • Inilah Jenis-Jenis Coin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi
  • Tips Mengelola keuangan Usaha Agar Cuan Cepat Datang
  • Tips Menghemat Biaya Pemasangan CCTV Outdoor di Rumah
  • 3 Rekomendasi Produk Bibir Terbaru Somethinc

Komentar Terbaru

  • teguhedis on Patuhi Hal-Hal Ini Agar Aman dan Nyaman Berwisata di Kabupaten Semarang
  • Djangkaru Bumi on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Agung Han on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Reyza dahlia on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Maya Nirmala Sari on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
Copyright © 2023 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis