Saya bersyukur banget tinggal di Jakarta, di daerah yang tidak kekurangan pasokan listrik. Di tempat saya, jarang mati listrik. Kalau pun terjadi, hanya beberapa detik dan langsung nyala lagi. Kebutuhan saya akan listrik, benar-benar terpenuhi dan tidak kurang apa pun.
Saya pernah berpikir, Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah perusahaan yang asyik banget karena bisa memonopoli kebutuhan listrik di negeri ini. Iya, PLN kan, nggak ada saingannya. Ibaratnya, mereka memegang kendali atas pasokan listrik di Indonesia. Keuntungan yang didapat, masuk ke situ semua, deh.
Eh, ternyata saya hanya berpikir sebelah mata. Justru karena hanya satu-satunya perusahaan pemasok listrik, pekerjaan PLN itu jadi berat banget. Dia harus membuat seluruh wilayah di Indonesia ini terang. Gimana nggak berat, coba? Di negara kepulauan kayak gini, banyak banget kendala untuk membuat semua wilayahnya kebagian listrik. Bisa karena lokasi wilayah yang terpencil, infrastruktur yang belum memadai, sampai faktor biaya yang selangit.
Saat berdiskusi dengan pihak PLN tanggal 30 Mei 2018 lalu, saya semakin tahu tentang pencapaian atas kerja keras PLN selama ini.


Listrik untuk Desa
Saya sering bertanya, daerah-daerah terluar di Indonesia, kondisi listriknya bagaimana? Kalau lihat kondisi daerah yang berbatasan dengan negara lain, kayaknya kok, masih belum tersentuh listrik, ya.
Ternyata, PLN sudah mengalirkan listrik ke ribuan desa di Indonesia ini. Desa-desa itu terutama desa yang aksesnya sulit dijangkau, lho. Misalnya, desa yang kalau ke sana hanya bisa dicapai dengan menggunakan boat atau bahkan kuda. Tentu saja biaya memberikan aliran listrik ke desa-desa seperti ini, tidak murah.
Lalu, biayanya dari mana? Ya, dari Anggaran Perusahaan Listrik Negara (APLN). Jadi, PLN itu nggak membeda-bedakan urusan listrik pada seluruh desa yang ada di Indonesia ini sebagai bagian dari negeri kita tercinta. PLN mau mengeluarkan uang sebegitu besarnya, demi pembangunan negeri ini. Bagaimana pun, listrik itu kebutuhan utama dan garda terdepan dalam pembangunan dan penggerak ekonomi. Jadi, listrik ini harus sudah tersedia di awal, sebagai perintis pembangunan.
Meskipun ini adalah desa terdepan, terluar, dan tertinggal, PLN tidak ragu-ragu untuk memasok listrik. Kalau listrik sudah tersedia di semua wilayah, itu berarti sudah mendukung pembangunan negeri ini. Korelasinya, kalau fasilitas listrik sudah ada, negara lain yang mau berinvestasi di Indonesia juga nggak ragu-ragu.


Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Lalu, dari mana energi listrik berasal? PLN sudah melakukan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), lho. Energi ini berasal dari panas bumi, biomassa, biogas, tenaga surya (matahari), sampah, dan lain-lain. Dari sumber-sumber itulah listrik dihasilkan.
Mengapa PLN melakukan pengembangan ini? Untuk memasok listrik ke masing-masing wilayah kan, memang beda-beda caranya, tergantung kondisi alam di tempat tersebut.
Misalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) paling cocok untuk diterapkan di daerah-daerah terpencil, tertinggal, serta di pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga. PLTS juga diusulkan untuk digunakan di desa-desa yang terisolasi.
Ada juga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) atau yang menggunakan baterai. Cara ini tepat bila diterapkan pada desa-desa di Indonesia Timur, yang jam nyalanya di bawah 12 jam per hari.
Program 35.000 MW
Dalam menerangi seluruh wilayah di negeri ini, PLN harus punya strategi. Nah, strategi yang baru saja dilakukan adalah program 35.000 MW. Program ini sudah disetujui dan perjanjiannya dengan pemerintah, sudah sudah ditandatangani.
Untuk menyalurkan listrik itu kan, nggak mudah. PLN harus membangun transmisi dan gardu induk agar bisa memberikan pasokan listrik. Melalui program 35.000 MW, per April 2018 PLN sudah berhasil membangun ribuan transmisi dan gardu induk sebagai pembangkit listrik. Sejak 2015, jumlah pembangkit listrik ini juga sudah mengalami peningkatan.

Tidak Ada Lagi Defisit
Hei! Mau complain pada PLN karena di daerahmu sering mati listrik? Coba deh, dicek dulu, ada masalah nggak dengan gardunya? Mungkin ada trafo yang rusak? Atau, mungkin juga ada daya yang kelebihan beban?
Sering mati listrik di daerah tertentu bukan selalu berarti daerahmu kekurangan pasokan listrik. Sebab, saat ini kondisi kelistrikan nasional tidak ada lagi yang mengalami defisit, kok. Apa lagi di daerah kota seperti Jakarta atau kota-kota besar lainnya.
Jadi, sebelum mengira PLN tidak beres dalam memasok listrik, coba periksa dahulu kondisi peralatan kelistrikan yang digunakan di daerahmu. Jangan-jangan seringnya mati listrik itu karena ada yang nggak beres di situ.

Oh iya, sekarang juga sudah ada PLN Mobile, lho. Kalau kamu ingin complain, tambah daya, atau mau cari info apa pun tentang PLN, bisa langsung lihat di apps-nya. Segera unduh, ya.
Mungkin saya mainnya kurang jauh. Saya hanya pernah berkunjung ke Belakang Padang, sebuah pulau terluar di Indonesia yang ada di Batam. Itu pun menurut saya nggak terpencil-terpencil amat. Kalau saya mainnya agak jauhan, pasti pikiran saya sudah terbuka sejak dahulu, bahwa kerja PLN itu bukan kerja main-main.
PLN yang merupakan satu-satunya perusahaan pemasok listrik di Indonesia, ternyata tidak semata-mata memikirkan keuntungan. Justru, PLN bekerja keras membuat negeri ini terang secara merata. Pencapaian PLN sejauh ini pun sangat mengagumkan.
Jadi, saya nggak mau sembarangan complain kalau mati listrik. Bukan karena daerah saya jarang mati listrik, tapi karena PLN sudah bekerja begitu keras membangun negeri ini. Malu kan, kalau kita sering complain cuma gara-gara mati listrik satu atau dua jam, sementara orang-orang di daerah terluar dan terpencil nun jauh di sana, masih bisa sabar padahal listriknya masih terbatas.
Leave a Reply