Bicara tentang investasi, seringkali membuat saya bingung. Sebenarnya saya nggak terlalu banyak tahu tentang investasi. Di dalam pikiran saya, yang namanya investasi ya sudah, tinggal mengumpulkan uang saja, lalu belikan sesuatu yang bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Misalnya, property atau emas.
Ternyata, berinvestasi itu ada aturannya. Paling tidak, kita tahu jenis investasi yang paling sesuai dengan tujuan. Mau digunakan untuk jangka pendek atau panjang. Bukan sekadar untuk tabungan. Nah, inilah yang selama ini nggak saya pikirkan. Mau jangka pendek atau panjang, yang penting berinvestasi saja.

Hal ini saya ketahui dari teman yang mengerti tentang investasi. Saya pun mencuri ilmunya untuk bisa lebih mengerti tentang simpan menyimpan uang ini. Berdasarkan informasi yang berhasil saya korek, ada beberapa jenis investasi yang perlu kita ketahui, yaitu:
Properti
Yang satu ini saya sudah mengerti sejak dulu. Kalau sedang ada uang, beli saja rumah, ruko, apartemen, atau tanah kosong. Harga property tidak pernah turun. Justru selalu semakin tinggi. Jadi, bisa banget berinvestasi dengan membeli properti ini. Sayangnya, properti ini tidak likuid. Jadi kalau kita butuh uang, perlu waktu dulu untuk jual.
Logam mulia
Semasa hidup, alm mama saya nabungnya berupa perhiasan emas. Katanya, harganya naik terus dan bisa bikin untung. Mama saya sudah berkali-kali membuktikan, sih. Misalnya, belinya dengan harga Rp200rb/gr. Beberapa tahun kemudian, dijual, dengan harga saat itu. Tapi lama kelamaan, setelah saya cukup dewasa untuk mengamati, emas yang sudah menjadi perhiasan nggak bisa dijadikan sebagai alat investasi. Kenapa? Karena sekarang beda dengan zaman mama saya. Sekarang, kalau kita jual emas, toko emasnya minta ditunjukkan surat pembeliannya. Jadi mereka membeli dengan harga sesuai saat kita beli. Bahkan, dipotong ongkos pembuatannya, per gram juga. Nggak jadi untung, malah rugi. Sekarang saya tahu, kalau mau investasi emas, ambilnya yang logam mulia (LM) aja. Kita bisa beli di Aneka Tambang (Antam). LM jelas menguntungkan, dibandingkan dengan perhiasan emas. Akhir-akhir ini toko emas juga sering menawari saya untuk membeli LM. Saat beli, kita dikasih sertifikatnya. Bisa juga titip simpan di Pegadaian atau bank tertentu, tentu saja dengan membayar sejumlah uang sesuai peraturan yang berlaku. Mau disimpan di rumah juga bisa sih, asal nggak khawatir risiko pencurian atau malah lupa naruhnya ๐
Deposito
Yang ini saya sudah berkali-kali menggunakan. Cara menyimpan uang dengan program deposito, mudah banget. Kita tinggal mendatangi bank yang kita tuju. Bilang saja mau buka deposito. Nanti kita dikasih bilyet, yaitu bukti kepemilikan untuk kita sebagai deposan. Menyimpan uang dalam bentuk deposito biasanya min Rp10juta. Tapi belakangan ada juga bank yang bisa menerima deposito dengan min Rp1juta, asalkan bukanya melalui internet banking. Kalau sudah, kita bisa ke bank untuk meminta bilyet. Buat saya, deposito ini likuid banget. Saya sering buka deposito yang tujuannya untuk biaya sekolah anak. Jadi, saat waktunya tiba, uangnya bisa cair dan langsung digunakan. Kita boleh nyimpan deposito sampai kapan saja. Bunganya lebih besar dari tabungan biasa. Kita juga bisa pilih pembayaran bunga tiap satu, tiga, atau enam bulan. Pakai saja sistem automatic roll over (aro). Artinya, deposito kita otomatis diperpanjang sampai waktu yang kita inginkan. Kalau tiba-tiba kita mau rontokin duitnya saat ini juga, ya bisa. Nggak kena potongan, tapi bunga bulan tersebut tidak dibayarkan. Yuk deh, kita iket-iketin duitnya di deposito!
Reksadana
Belakangan ini ada salah satu teman yang gencar mengenalkan saya pada reksadana. Sebenarnya saya sudah tertarik mempelajari reksadana, sejak dulu. Iya, deposito sudah nggak mempan lagi buat saya yang suka ngerontokin duit saat itu juga karena ada keperluan mendesak. Saya perlu investasi dalam bentuk lain. Reksadana lah yang menurut saya paling mungkin. Katanya, Rp100ribu pun bisa kita masukkan di reksadana. Wah, asyik juga nih, kalau ada duit sesedikit apa pun, bisa aja kita iket ke reksadana, biar nggak berhamburan nggak karuan. Nanti saya mau pelajari lagi ah, ketentua-ketentuan berinvestasi menggunakan reksadana.
Saham
Ini saya belum tahu banget dan belum tertarik. Yang ada di benak saya, mainan saham itu harus dipantau terus. Sebab, nilai saham itu naik turun dalam hitungan detik. Biasanya teman-teman saya beli saham kalau lagi murah dan cepat-cepat jual lagi kalau harganya lagi tinggi. Ya memang harus pakai strategi dan analisis yang tajam. Investasi saham memang lebih menguntungkan, tapi ya tergantung nilai saham pada saat itu, sih. Kalau saya pribadi, belum berani investasi saham. Melihat pengalaman teman, dia bisa kaya banget saat saham lagi tinggi, tapi pernah nangis bombay pas salah strategi dan jual sahamnya di saat yang nggak tepat.
Valuta asing
Yang ini, beberapa teman sudah melakukannya. Saya lihat sih, asyik banget. Ada yang mengumpulkan dinar, ada juga yang US dollar. Kalau lagi ada uang lebih, mereka menukarkan dengan valuta asing. Tidak hanya saat ada uang lebih, mereka bahkan sengaja mengumpulkan uang untuk investasi berupa mata uang luar negeri yang nilainya jauh lebih tinggi daripada rupiah. Saya juga pernah. Nggak sengaja, sih. Setiap main ke luar negeri, saya sengaja menyediakan beberapa ratus US dollar, untuk jaga-jaga. Takutnya masih butuh mata uang setempat, tapi nggak punya cukup rupiah untuk menukarkan. Kalau US dollar kan, bisa dipakai di negara mana pun. Nah, saat pulang ke Indonesia, sering juga US dollar-nya nggak terpakai. Sesampainya di Tanah Air, saya nggak langsung menukarkan lagi menjadi rupiah. Saya simpan saja. Sampailah saya pada saat saya perlu uang lebih. Akhirnya si dolar saya tukar lagi menjadi rupiah dan pada saat itu nilainya sudah lebih tinggi. Untung, deh.
Kamu sendiri, investasi dalam bentuk apa? Menurut saya sih, apa pun bentuk investasinya, cocok-cocokan, tergantung kebutuhan kita. Saat berinvestasi, sudah seharusnya kebutuhan sehari-hari kita sudah terpenuhi semua. Kalau butuh uang untuk investasi, mungkin juga bisa ajukan pinjaman online. Yang terpenting, risiko dan bentuk investasinya sudah kita pahami dengan baik.
Lalu, ada investasi dalam bentuk apa lagi? Cerita-cerita, dong! ๐
Yang sudah pernah dicoba ada LM sama deposito. Udah beberapa kali buktiin sih, kalau LM memang pasti pertambahan nilainya lumayan. Makin lama, makin naik.
Kalau deposito, sudah jarang ambil. Rasanya penambahannya gak begitu signifikan hehehe.
Nah kalau sekarang saya penasaran dengan investasi saham sama reksadana.
Sama sekali belum pernah coba.
Sejauh ini memang udah cocok sih nabung LM. Apalagi di pegadaian terdekat juga sudah ada.
Halo Mbak, aku lebih memilih untuk investasi properti. Karena properti tidak pernah turun dan tidak bergantung kepada inflasi. Setiap harinya harga tanah semakin naik, sementara kebutuhan papan semakin tinggi jadi ya keadaan seperti itu membuat harga tanah semakin meroket.
Wah saya baru tahu mbak kalau mau jual perhiasan emas sekarang seperti itu. Mikirnya ya kayak dulu, berapa harga emas sekarang itu yang dibeli. Ternyata enggak ya.