Saya masih ingat banget, masyarakat di Jakarta menyambut baik saat program Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor dicanangkan. Baru ingat, ternyata CFD kali pertama ada tahun 2002. Nggak terasa sudah 16 tahun program itu ada. Siapa yang nggak senang ada program itu, coba? CFD Jakarta dilaksanakan di pusat kota, di jalan-jalan protokol. Tahu sendiri kan, hari biasa, mana ada orang yang boleh sembarangan melintas di jalan itu? Mana ada kendaraan roda dua yang bebas lewat jalan itu tanpa lihat-lihat rambu kalu lintas? Saat CFD, semua peraturan itu seakan terbang. Ya masih teratur sih, tapi semua orang bisa dengan bebasnya melintas di jalan yang biasanya mobil berlari kencang. Orang bisa bebas foto-foto di Bundaran HI yang biasanya mau nyeberang saja susah (dan memang dilarang juga, sih). Orang bisa berjalan, berlari, melompati pembatas jalan, dan beraktivitas dengan bebas dan aman di jalan raya yang biasanya cuma boleh dilewati mobil. Sebab, hari itu semua kendaraan bermotor tidak boleh lewat di jalan-jalan utama tersebut.
Sebenarnya apa sih, tujuan program CFD? Menteri Kesehatan Ibu Nila Moeloek menjelaskan bahwa program CFD bertujuan untuk menyehatkan masyarakat. Jalan yang tanpa kendaraan bermotor tentu membuat udaranya lebih bersih. Masyarakat bisa berolahraga di sini. Jalan kaki, lari, bersepeda, adalah beberapa contoh olahraga yang bisa dilakukan di jalanan yang tanpa kedaraan bermotor.
Selain sebagai sarana olahraga, CFD juga bisa sekaligus dijadikan quality time keluarga. Masyarakat bisa berolahraga bersama keluarga. Mengajak anak jalan-jalan pagi di area CFD akan menumbuhkan kebiasaan anak untuk berolahraga. Kebiasaan ini tentu diharapkan nantinya generasi muda juga terbiasa berolahraga di mana pun dan kapan pun.
Nggak heran kalau negara-negara ASEAN belajar dari Indonesia soal yang satu ini. Indonesia pun menjadi negara pelopor dalam mengadakan program CFD. Awalnya, Brunei Darussalam mencontoh program ini. Negeri jiran yang satu ini menyelenggarakan program CFD dan masyarakatnya juga menyambut dengan antusias. Lalu, negeri jiran lainnya juga ikut membuat program serupa. Jadilah Indonesia tempat belajar darlam melaksanakan CFD di negara masing-masing.
Selain Brunei Darussalam, Malaysia juga sudah melakukan acara Car Free Day atau Car Free Morning setiap minggunyaa. Sementara, negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura sudah mulai mengadakan program serupa sejak 27 Juli 2018. Negara ASEAN lainnya pun sudah menjadwalkan program ini.
Karenanya, tanggal 5 Agustus 2018 lalu diadakan peluncuran Hari Tanpa Kendaraan Bermotor ASEAN atau ASEAN Car Free Day. Di acara ini hadir Menteri Kesehatan Ibu Nila Moeloek, Perwakilan Tetap untuk ASEAN dari negara anggota ASEAN di Jakarta, dan Sekretaris Jenderal ASEAN dan Deputi Sekretaris Jenderal untuk Komunitas Sosial Budaya ASEAN. Acara ini bertempat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta.
Tingginya antusias masyarakat terhadap program CFD ini membuat pemerintah Indonesia sangat mendukung kelangsungan acara ini. Pemerintah akan terus mengadakandan memfasilitasi program CFD demi mencapai masyarakat yang lebih sehat. Apalagi CFD sesuai dengan program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan.
Saya juga suka ikutan CFD karena pulangnya bisa sekalian kulineran. Makanya saat Bu Nila Moeloek menyarankan bahwa setelah ikutan olahraga di area CFD sebaiknya lebih selektif memilih makanan. Kulinerannya dibatasi. Maksudnya untuk menyeimbangkan antara olahraga dan asupan makanan. Biar lebih sehat, gitu. Di situlah saya merasa tertohok. Sebab, itu saya banget, yang habis CFD-an ya tetap aja kulineran 😀
Leave a Reply