Dimuat di Majalah Bravo! edisi Juni 2009
Halo, namaku Rexy. Aku punya hobi baru. Yaitu bermain bola. Ayah juga hobi bermain bola. Ia sering mengajakku latihan.
Minggu pagi ini, aku dan Ayah sudah berada di lapangan bola dekat rumah.
“Rexy, ayo coba tendangan yang minggu kemarin Ayah ajarkan,” kata Ayah sambil meletakkan bola di tengah lapangan.
“Oke, Yah….,” aku mulai mengambil ancang-ancang untuk menendang bola.
Satu…Dua…Tiga… Dukkkkkkk…
Syuuuttttttt…. Bola terlempar jauh.
Plok plok plokkk….. Ayah bertepuk tangan.
“Hebaatt….Tendangannya bagus sekali,” kata Ayah.
Ah, aku senang sekali Ayah memujiku seperti itu. Aku jadi tambah semangat untuk latihan bola.
“Sekarang Ayah ajarkan bagaimana menipu lawan,” kata Ayah. Aku mengikuti dengan tekun.
“Yakk, bagusss. Anak Ayah memang hebat,” Ayah tersenyum gembira.
Aku jadi merasa seperti pemain bola kelas dunia. Apalagi, kata Ayah, tahun depan aku akan dimasukkan dalam tim sepakbola yang besar. Cihuuyy….Asyik kan?
***
“Halo, Mama. Sedang masak ya?” tanyaku pada Mama.
“Iya, Mama masak makanan kesukaan kamu nih. Ikan lele goreng. Eh, kata Ayah kamu semakin hebat ya main bolanya?”
“Iya, dong Ma….,” kataku bangga. “Lihat ini, Ma…,” aku langsung mengambil bola dan menunjukkan pada Mama cara menendang yang hebat.
Duukkk….. Bola itu kutendang ke tembok keras-keras.
“Eehhhh, Rexy! Main bola jangan di dalam rumah dong,” kata Mama.
“Ah, Mama. Aku kan mau menunjukkan ke Mama kalau tendanganku bagus,” sahutku. “Coba lihat lagi nih, Ma. Yang ini lebih bagus,”
Dukkkkk…. Kutendang bola itu sekali lagi.
“Rexy! Aduhhh…Kamu bandel amat sih!” Mama mulai marah.
Aku terdiam. Huhh, Mama nggak mengerti bola nih. Payah. Aku langsung duduk di kursi makan, lalu bersiap-siap menyantap makan malamku bersama Mama dan Ayah.
“Oh, iya Yah. Kapan Ayah mau membelikan akuarium buatku?” aku melirik Ayah. Beberapa bulan yang lalu Ayah janji padaku mau membelikan akuarium yang bagus buat ikan Koi peliharaanku.
“Ohh, iyaaaa…,” sahut Ayah. “Bagaimana kalau hari Minggu besok? Kalau latihan bolamu bagus, langsung Ayah pesan akuarium yang paling baik. Bagaimana?” tanya Ayah.
“Asyiikkk…,” aku bersorak senang. Sebentar lagi ikan-ikan Koi milikku akan pindah ke akuarium yang bagus. Kasihan kan kalau ikan-ikan itu hanya diletakkan di ember bekas.
***
“Rexy, coba kamu ke sini,” Ayah memanggil saat aku sedang latihan menendang bola di dalam kamar. Aku bergegas ke luar.
“Waahhhhh… Bagus sekali Yaaahhh…,” aku hampir tidak percaya. Di sudut ruangan sudah terpajang akuarium besar.
“Ini dia janji Ayah. Sekaligus hadiah karena kamu berlatih baik sekali tadi pagi,” seru Ayah.
Aku langsung menghampiri akuarium itu. Benar-benar bagus. Aku cepat-cepat memindahkan ikan Koi-ku dari rumah lamanya.
Sekarang aku punya kesibukan baru. Selain sering berlatih menendang bola di kamar, aku juga rajin mengurus ikan Koi-ku.
Psstttt, kalian jangan bilang-bilang ke Mama kalau aku masih sering berlatih menendang bola di kamar ya. Soalnya aku takut dimarahi Mama. Padahal, menurutku sih tidak apa-apa lho. Tapi kok Mama melarang ya?
***
Dukk…Dukk.. Berkali-kali aku menendang bola ke dinding kamar. Wah, asyik nih. Aku ingin agar tendanganku semakin baik. Agar Ayah senang dan aku cepat masuk ke tim yang besar.
Dukkk…Itu tendangan yang kupelajari pertama kali.
Dukkk…Kalau ini tendangan paling baru yang diajarkan Ayah.
Nah, sekarang aku akan melakukan tendangan yang paling hebat.
Satu…Dua…Tiga!
“Rexy, kamu mau makan sekarang atau…,” tiba-tiba Mama membuka pintu kamar dan…
Bola yang aku tendang melayang keluar lalu…
PRANGGGGGGGGG…
Aku hampir pingsan saat melihat bola itu menimpa akuarium. Mama juga tak kalah kagetnya melihat akuarium itu hancur berkeping-keping.
Beberapa saat kemudian, Mama berteriak “JADI KAMU MASIH MAIN BOLA DI DALAM KAMAR???”
Aku terbelalak. Sekarang aku tahu mengapa Mama melarangku latihan bola di dalam rumah. Tiba-tiba aku merasa sangat menyesal. Ikan Koi-ku akan tinggal di ember bekas lagi.
Leave a Reply