Kadar gula darah di dalam tubuh ternyata nggak bisa disepelekan, ya. Kadarnya benar-benar harus pas alias normal. Nggak bisa kurang, nggak bisa lebih. Saya baru memerhatikan kadar gula darah di dalam tubuh setelah beberapa orang yang saya kenal mengalami masalah terkait gula darah.
Pertama, tentang Si Mbak A (sebut saja begitu, ya). Awalnya, Mbak A beres-beres rumah. Sedang asyiknya merapikan rumah, punggung kakinya lecet karena kecelakaan kecil. Seperti biasa, Mbak A mengobatinya dengan obat luka biasa. Yang aneh, biasanya lecet kecil kayak gitu kan, cepat sembuh. Yang ini beda banget. Semakin lama bukannya semakin sembuh tapi lukanya semakin lebar dan berair!
Begitu saya tahu, pikiran saya sudah langsung ke satu hal. Itu tanda diabetes!
Saya pun menyarankan Mbak A untuk memeriksakan kadar gula darahnya. Benar saja. Kadar gula darah Mbak A mencapai 400! Waduh! Padahal, normalnya nggak boleh lebih dari 200.
Saya cuma bisa menghela napas. Si Mbak pun berobat lebih serius, karena diabetesnya sudah memperlihatkan efek yang lumayan mengerikan. Padahal, gula darah normal sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat. Selain berobat secara medis, Si Mbak juga mengonsumsi obat-obatan herbal.
Setelah kejadian itu, saya baru menyadari bahwa selama ini Mbak A memang hobi ngemil. Makan pagi maunya roti isi telur, daging, keju, dan sayuran. Agak siang, ngemil donat dan minum teh manis dalam kemasan. Makan siang nya nasi beserta kawan-kawannya. Beberapa jam kemudian nyantap kue-kue atau keripik. Begitu terus sampai malam dan begitulah gaya hidupnya. Setiap ditawari jajanan, pasti mau. Mbak A nggak pernah membatasi diri dari makanan-makanan yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Beginilah akhirnya. Diabetes tak terelakkan. Beruntung, kadar gula darah di dalam tubuhnya bisa dikendalikan dengan cepat.
Cerita lain lagi datang dari Mas B (nama samaran juga, nih). Si Mas ini tampak sehat-sehat saja dan ceria. Sama sekali nggak tampak kelainan apa pun. Dia nggak pernah tampak sakit. Sama seperti Mbak A, Mas B ini punya kebiasaan menyantap makanan yang enak-enak dan nggak pernah membatasi asupan juga. Bahkan, dulu Mas B punya kebiasaan minum teh manis 3 gelas sehari, setiap harinya.
Suatu hari, Mas B ini datang ke acara talkshow. Di acara itu ada sponsor yang menyediakan fasilitas tes kesehatan, seperti kadar gula darah, tekanan darah, dan kepadatan tulang. Mas B ikutan tes. Dia terbelalak tak percaya dengan hasil pemeriksaan kadar gula darahnya yang mencapai 300!
Saya masih ingat betul ekspresi Mas B yang terbengong-bengong begitu, tanpa senyum, apalagi keceriaan yang biasanya selalu tampak. Dia benar-benar kaget karena sama sekali nggak menyangka dengan kondisi itu. Petugas pemeriksanya juga heran karena seharusnya orang yang kadar gulanya tinggi, merasa lemas. Ini, Mas B merasa sehat dan normal-normal saja.
Akhirnya Mas B berusaha keras untuk menormalkan kadar gula darahnya. Dia menjaga pola makan dan menu makanan yang lebih sehat. Dia sangat menyadari bahwa gula darah normal itu penting untuk menjaga kelangsungan hidup sehat. Setelah berjuang keras, Mas B pun berhasil menurunkan kadar gula darahnya ke tingkat normal. Saya yang mendengar kabar ini, ikut lega.
Sekarang memang saatnya menahan diri untuk menyantap camilan yang belum tentu sehat agar gula darah normal. Triknya bisa dengan cara rutin mengonsumsi serat agar kita merasa kenyang lebih lama, sehingga tidak tergiur untuk ngemil.
Leave a Reply