Semenjak susunan kabinet di negeri ini lebih cepat berganti, saya agak sulit menghafalkan nama-nama menteri yang menjabat. Pasalnya, baru saja hafal, masa jabatan para menteri sudah habis dan harus digantikan nama lain. Akibatnya, saya tidak pernah hafal lagi nama-nama menteri berikut posisinya.
Suatu hari, saya terlambat menonton acara kesayangan saya, Sarah Sechan, di Net TV. Saat itu bintang tamunya adalah Gita Wirjawan. Saya mengernyit. Siapa dia?
Gita mengobrol dengan Sarah Sechan, dengan gaya yang santai dan asyik. Saya terkejut ketika tahu bahwa Gita adalah Menteri Perdagangan. Eh, menteri bisa sesantai dan seluwes itu? Terlebih ketika Gita piawai bermain gitar dan keyboard. Wah!

Saya semakin penasaran. Setelah acara Sarah Sechan berakhir, saya langsung browsing untuk mencaritahu tentang Gita Wirjawan lebih lanjut. Akhirnya, saya menemukan web ini. Saya pun asyik menelusuri artikel demi artikel di web tersebut.
Tagline Berani Lebih Baik yang diusung oleh pria yang belum genap lima puluh tahun ini, membuat saya termenung. Benar juga, ya. Semua orang ingin berada pada keadaan yang lebih baik, tapi tidak semua orang berani melangkah menuju arah tersebut. Betapa tagline ini memiliki arti yang dalam.
Saya agak tergelitik dengan nama Gita. Biasanya, nama ini untuk anak perempuan. Tapi ini diberikan kepada anak laki-laki. Pasti ada cerita khusus di balik pemberian nama ini. Benar saja. Di artikel yang berjudul Gita Kecil diceritakan, Almarhum Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka Wirjawan (orangtua Gita) sangat mengharapkan si bungsu terlahir perempuan. Mereka juga telah menyiapkan nama “Gita” untuk si calon bayi. Ternyata, yang lahir adalah bayi laki-laki. Mereka pun tetap memberi nama itu pada bayinya. Unik juga 🙂
Perjalanan hidup pria ini berliku-liku. Masa remajanya dihabiskan di Indonesia, Bangladesh, dan India, mengikuti orangtuanya yang bertugas sebagai dokter kesehatan masyarakat. Saat itu Gita gemar berolahraga. Bahkan, sempat menjadi juara di beberapa kompetisi bulutangkis di India. Gita juga belajar piano klasik, dan hingga saat ini menjadi penikmat dan pemain musik andal. Pantas saja gayanya bermain musik di acara Sarah Sechan itu terlihat asyik banget. Kabarnya lagi, Gita adalah penggemar musik rock. Wah, benar-benar Bapak Menteri yang gaul!

Rupanya, Gita bukan laki-laki biasa. Posisi saat ini yang sebagai menteri, tidak diraih dengan mudah. Saat kuliah di Amerika Serikat, Gita mengalami kesulitan keuangan. Penyebabnya adalah saat itu ayahnya telah pensiun. Dana yang tersedia tidak cukup untuk membiayai kuliah Gita. Gita pun mengatasinya dengan bekerja menjadi pencuci piring di restoran, supir taksi, bahkan pembersih toilet. Tak hanya itu. Gita juga rajin memberikan les piano. Sifatnya yang pekerja keras dan tekun ini membuat Gita akhirnya pulang ke Indonesia dengan mengantungi tiga gelar bidang akuntansi, adminstrasi bisnis dan ilmu administrasi publik.
Hobi berolahraga, senang matematika, dan gemar bermain musik, tampaknya membuat hidup Gita seimbang. Dari artikel-artikel tentang aktivitasnya , saya bisa melihat, Gita mampu berpikir taktis dalam mengelola semua pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Ini terbukti dari keberhasilannya yaitu, semasa menjabat sebagai Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Gita berhasil meningkatkan realisasi investasi asing. Dan, ini tercatat sebagai angka tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Selain itu, saat menjabat sebagai Ketua Umum PBSI, Gita membuat para atlet dan pelatih bulutangkis semakin mudah mendapatkan sponsor.
Cara berpikir yang luas dan inovatif serta gaya yang luwes dan asyik, membuat saya semakin terinspirasi dalam mengarahkan anak saya, untuk menyeimbangkan hidup lewat olahraga dan musik. Saya ingin mendidik anak dengan konsep berani lebih baik, seperti Gita Wirjawan.
Satu hal lagi, Gita Wirjawan adalah salah satu menteri termuda di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan … hmm … ganteng!

Oh, ya. Saat menonton Gita di acara Sarah Sechan tempo hari, saya sempat menggosipkan kegantengan Bapak Menteri ini, bersama teman di BBM, lho. Pssst! Jangan bilang siapa-siapa, ya!
Leave a Reply