Beberapa waktu lalu saya mengikuti webinar tentang Elearning Parenting Rasulullah. Saya tertarik dengan tema ini karena menurut saya ilmu parenting yang diajarkan oleh rasulullah akan relevan sampai kapan pun.
Saya sering berpikir, mendidik anak di era digital seperti saat ini, seperti berhadapan dengan pisau yang punya dua sisi. Sisi pertama, berguna banget untuk menghadapi kehidupan. Bahkan bisa mempermudah hidup. Namun, di sisi lain, mungkin saja dapat membuat anak terjerumus, terutama jika tidak paham cara menggunakannya.
Begitu luasnya dunia digital membuat semua informasi bisa diakses oleh anak dengan mudah. Khawatirnya, anak mengakses informasi yang buruk, sehingga menggiring anak-anak pada kehidupan yang keluar jalur. Duh, jangan sampai, deh. Itu sebabnya saya tekun banget menyimak webinar ini sampai selesai dan mencatat semua ilmunya untuk saya praktikkan dalam kehidupan sehari
Launching ELearning Parenting Rasulullah
Webinar tersebut sekaligus merupakan peluncuran media pembelajaran online atau e-learning Parenting Rasulullah. Peluncuran yang dilaksanakan pada Jumat, 20 November 2020 ini digagas oleh Sygma Daya Insani (SDI). Di sini saya jadi makin mengerti rahasia-rahasia mendidik anak ala Rasulullah terbukti berhasil membangun generasi terbaik sepanjang zaman.
Pada acara launching Elearning Parenting Rasulullah ini hadir Ustaz Luqmanulhakim, pendiri dan pengasuh Pondok Modern Munzalan Mubarakan Ashabul Yamin di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Hadir pula Benny Triandi Djajadi, CEO SDI.
Selama menyimak webinar, saya tercengang-cengang. Banyak hal dalam mendidik dan mengasuh anak yang salah, yang selama ini saya lakukan. Misalnya, anak jangan sampai menjadi korban ambisi orangtuanya. Duh, jleb banget nggak, sih? Saya tuh, selama ini selalu ingin Mas Rexy latihan nulis agar bisa jadi penulis. Padahal dia tampak tidak berminat menjadi penulis. Kalau disuruh latihan nulis, malas-malasan. Begitu juga kalau disuruh ikut kompetisi menulis. Padahal, di antara sedikit ajang kompetisi menulis yang akhirnya mau dia ikuti karena saya suruh, semuanya berhasil menjadi pemenang. Sayanya jadi semakin semangat mendorong dia nulis, dong.
Setelah saya perhatikan, Mas Rexy nggak pernah minta ikut lomba. Selalu saya yang menyuruh ikutan. Dari sini saya jadi berpikir, kemungkinan besar sayalah yang berambisi anak jadi penulis. Padahal dia penginnya bidang lain.
Lalu, saya juga termasuk orangtua yang senang anak ikutan les ini itu. Padahal ini juga belum tentu bagus buat anak. Anak bisa jadi stres karena mengerjakan banyak tugas les yang mungkin saja bidangnya tidak diminati.
Saya semakin merasa bersalah ketika Ustaz Luqman mengatakan bahwa anak adalah titipan Allah dan bukan barang yang bisa dititipkan. Kadang-kadang, sebagai ibu, kita kan, merasa bahwa anak ini milik kita. Bisa kita arahkan ke mana saja sesuka kita. Bisa kita suruh ini itu yang tampaknya seperti membangun kepribadian anak, padahal minat anak bukan ke arah situ. Anak juga manusia. Makhluk hidup yang akan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.
Video Elearning Parenting Rasulullah Bisa Dibeli Secara Umum
Kamu pengin tahu cara-cara parenting rasulullah? Tenang. Gak sempat ikutan webinar kemarin pun tetap bisa dapat info tentang parenting rasulullah ini, kok. Yup, videonya bisa dibeli oleh masyarakat umum. Cara belinya bagaimana? Simak saja video di bawah ini, ya.
Program Elearning Parenting Rasulullah benar-benar membantu saya, nih. Pikiran saya jadi lebih terbuka. Betul banget, jadi orangtua itu nggak ada sekolahnya, nggak ada kurikulumnya. Mau nggak mau ya harus learning by doing. Belajarnya dari mana-mana. Nah, kalau ada info tentang parenting rasulullah kayak gini kan, membantu banget. Biar kita ngerti sekaligus nggak salah arah dalam mendidik anak. Yuk, sama-sama belajar dengan menggunakan Elearning Parenting Rasulullah ini!
Leave a Reply