Detik.com rutin mengadakan program Sunday Sharing. Pada event kesembilan ini, saya mendapat kehormatan untuk menjadi narasumber. Kebetulan temanya adalah Tips Agar Naskah Dilirik Penerbit, sesuai dengan dunia yang saya geluti.
Saya sangat senang karena tiga puluhan peserta antusias mengikuti sharing ini. Ada beberapa peserta yang datang dari luar Jakarta, seperti Pontianak, Batam, dan Bandung. Juga, ada dua peserta anak-anak. Pada sesi tanya jawab, mereka juga aktif bertanya seputar dunia penulisan.
Inilah tips-tips yang saya berikan pada acara yang diselenggarakan tanggal 28 September 2014 lalu , sesuai dengan pengalaman:
1. Lomba, Lomba, Lomba
Saya sudah membuktikan bahwa mengikuti lomba menulis sangat ampuh untuk branding. Jika kita sering ikut lomba, meskipun tidak menang, setidaknya panitia (yang biasanya adalah orang media atau penerbit) dapat menilai karya kita dan “mencatat” nama kita di dunia penulisan. Apalagi jika menang. Orang-orang media dan penerbit tak segan-segan untuk memesan naskah ke kita.
2. Jadi Teman
Di era digital ini, kita lebih mudah berteman dengan siapa pun, termasuk dengan orang media dan penerbit. Jadilah teman mereka meskipun baru di dunia maya. Bergabunglah ke komunitas penulisan. Datanglah ke acara-acara penulisan. Jadilah teman para penulis, editor, dan orang-orang penulisan. Dari pertemanan ini akan lahir kesempatan-kesempatan untuk menulis atau menerbitkan naskah.
3. It’s Time for Jaim
Semenjak ada sosial media, kita jadi lebih mudah mengenal dan dikenal banyak orang. Oleh karena itu,jagalah image kita. Jangan posting hal-hal negatif. Sebaliknya, bangunlah image bahwa kita adalah orang baik yang selalu menghargai orang lain. Para penerbit yang ingin mengajak penulis untuk bekerja sama,Β biasanya melihat-lihat socmed milik calon penulis untuk mendapatkan gambaran diri si penulis. Jika calon penulis beraura negatif, para penerbit pun malas mengajak bekerjasama.
4. Wajib Kepo
Mulai saat ini, aktiflah mencari info-info dari penerbit. Sebaiknya calon penulis rajin melihat-lihat socmed milik penerbit. Aktiflah menyimak timeline mereka. Sebab, biasanya mereka rutin memberi info seputar dunia menulis. Bisa berupa info lomba, tips menulis, bahkan pencarian naskah. Datanglah ke toko buku, pelajari ciri khas naskah dari masing-masing penerbit.
5. Ayo, serbuuu!
Untuk menjadi penulis, jalan satu-satunya adalah mulai menulis. Rajinlah membuat naskah, lalu kirim ke penerbit, dari bekal pengetahuan kita tentang ciri khas masing-masing penerbit. Kuncinya, kirim, lalu lupakan. Sambil menunggu info dari penerbit tersebut, teruslah menulis, untuk dikirimkan ke penerbit lain.
6. Awas, diserbu balik!
Sudah sering ikut lomba menulis? Sudah sering mengirim naskah ke penerbit? Namamu sudah “tersangkut” di hati editor dan kantor penerbit? Bersiaplah untuk diserbu balik. Berdasarkan pengalaman, para penerbit akan memesan naskah ke kita, dan sangat mungkin penawaran tersebut datang berbarengan atau bertubi-tubi.
Tips-tips ini juga dapat dibaca di sini.
Selamat menulis!
Wah pengalaman pribadi banget nih mba Nuniek π True banget mba… Membangun branding dan kredibilitas emang penting banget, sayang kalau penulisnya bertalenta tapi sikapnya negatif…. Mmmmh…
Semuanya jadi satu paket lengkap π
Pengen banget blogku dijadiin buku π
dilirik penerbit gede .. jadi ga ngemis gitu hihi buat jadi buku ama penerbit
bermanfaat banget tulisannya mba π