Sejak kecil, saya sudah “dekat” dengan candi. Saya lahir di sebuah kota yang banyak candinya. Bahkan, rumah yang dahulu saya tinggali, tepat di samping sebuah candi. Begitu bangun tidur, ke depan pintu dan menengok ke kanan, pemandangannya adalah sebuah candi megah. Sewaktu kecil sampai remaja, saya dan teman-teman hampir setiap saat main dan duduk-duduk di candi. Jadi dari bangun tidur pagi sampai mau tidur lagi, saya ada di lingkungan candi.
Sampai sekarang, ketika tidak tinggal di lingkungan candi lagi, saya rutin berwisata candi. Candi yang besar, megah, dan menyimpan nilai sejarah yang tinggi biasanya saya datangi, terutama candi yang ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi Sari, Candi Kalasan, Candi Prambanan, Candi Sambisari, dan Candi Borobudur, adalah beberapa candi yang rutin saya datangi hampir setiap tahun sekali. Candi lainnya, di Kawasan Dieng, terutama Candi Arjuna.
Saya senang banget dengan candi yang terawat, lingkungan sekitarnya hijau asri dan bersih. Lingkungan candi seperti ini membuat saya betah berlama-lama menikmati suasana sambil membayangkan hal-hal yang terjadi di masa lalu di sekitar candi tersebut. Ini juga membuat orang yang tadinya tidak berniat berwisata candi, jadi lebih tertarik. Pada akhirnya semakin banyak orang yang mencintai situs budaya dan sejarah Indonesia.
Itu sebabnya saya senang banget kalau ada program-program perawatan candi, baik perawatan fisik candi itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
Siap Darling, Penghijauan di Kawasan Candi Dieng, Banjarnegara
Omong-omong soal candi dan lingkungan hijaunya, ada Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan), yang punya program penghijauan di lingkungan situs cagar budaya. Baru-baru ini Siap Darling mengadakan penanaman di kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Dalam program ini, Siap Darling mengajak para mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan. Tujuan utamanya adalah penanaman berkelanjutan agar lingkungan situs sejarah tetap indah, terawat, asri, dan tentunya lestari.
Ada 6.500 pohon yang ditanam di kawasan Candi Dieng ini. Semuanya disebar di beberapa kawasan, yaitu di Candi Arjuna, Candi Setyaki, Candi Darmacala, dan Candi Bima. Setelah penanaman, tidak dibiarkan begitu saja. Tanaman-tanaman ini akan dipantau dan dirawat selama enam bulan untuk memastikan tumbuhnya optimal.
Acara seremonial penanaman pohon di kawasan Candi Dieng ini dihadiri beberapa pembicara, yaitu Widi Hartanto, ST, MT (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan ((DLHK)) Provinsi Jawa Tengah), Sukronedi (Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, Ir. Singgih Haryono (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Banjarnegara) mewakili Tri Harso Widirahmanto, S.H., M.H (PJ Bupati Banjarnegara), dan FX. Supanji (Vice President Director Djarum Foundation), serta Maizura (perwakilan Generasi Muda Generasi Lingkungan.
Menurut Widi Hartanto, penghijauan di kawasan situs sejarah cukup kompleks. Apalagi di kawasan Candi Dieng topografinya memungkinkan terjadinya cuaca ekstrem seperti embun es. Cuaca seperti ini berpotensi merusak bibit tanaman. Oleh karena itu Widi sangat menyambut baik program penanaman di kawasan ini. Hasilnya pun bisa dilihat dalam dalam tiga bulan ke depan dan jangka waktu yang lebih lama. Lebih jauh lagi, program seperti ini, kalau dipupuk dan dikembangkan, akan membuat masyarakat tergerak untuk melakukan penghijauan di lingkungan masing-masing.
Sementara, menurut Sukronedi, program seperti ini penting untuk membuat generasi baru lebih mengenal situs-situs sejarah, terutama candi, dan membuat mereka lebih paham nilai sejarah serta kesatuan nilai antara candi dan lingkungannya. Terlebih, Jawa Tengah adalah provinsi yang memiliki candi paling banyak di Indonesia.
Mengenal Siap Darling
Gerakan Siap Darling diluncurkan tahun 2019. Ini adalah program yang tujuan utamanya melakukan penanaman pohon di situs-situs warisan sejarah. Program ini melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Sejak itu Siap Darling sudah menginisiasi aksi-aksi pelestarian dengan mengadakan kegiatan penanaman pohon dan semak bunga di berbagai situs warisan sejarah. Dengan demikian generasi muda ikut andil dalam menjaga warisan sejarah dalam jangka panjang.
Sejak awal peluncuran tahun 2019 hingga saat ini, 2022, sudah melibatkan 2.352 darling squad dari 295 kampus di 203 kota/kabupaten. Pada 6 Juli 2022 lalu, ada 80 darling squad dari Wonosobo dan Banjarnegara yang menanam 6.500 pohon dan semak bunga. Semuanya menghijaukan kawasan Candi Arjuna, Bima, Gatot Kaca, Dharmacala, dan Setyaki
Di awal peluncurannya tahun 2019, di 8 kawasan candi di Pulau Jawa, termasuk di Candi Dieng. Jumlah pohon atau bibit tanaman yang ditanam di kawasan candi Pulau Jawa adalah:
- 5.296 bibit pohon di kawasan Candi Prambanan (2019)
- 4.873 bibit pohon di Situs Ratu Boko dan Candi Ijo (2019)
- 868 bibit pohon di Kawasan Percandian Gedong Songo (2020)
- 10.027 bibit pohon di Candi Barong, Candi Sambisari, dan Candi Banyunibo (2021)
Mutiara D. Asmara (Director of Communications Djarum Foundation) dan Abdurrachman Aldila (Program Associate BLDF) menuturkan bahwa Siap Darling, gerakan berbasis digital di bawah naungan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) yang akan terus berkomitmen menyelaraskan penghijauan di sekitar lokasi situs sejarah sambil bergerak melestarikan situs sejarah itu sendiri.
Siap-siap deh, nantinya kawasan candi dan situs sejarah lainnya akan jadi lebih hijau, asri, dan makin nyaman dikunjungi.
Kalau kamu mau tahu keseruan Siap Darling dengan program Candi Darling selengkapnya, bisa lihat di www.siapdarling.id
Leave a Reply