Saya pernah berpikir, ada nggak sih, planet selain bumi yang bisa digunakan sebagai tempat tinggal? Beberapa waktu lalu saya lihat memang ada tawaran (tepatnya tantangan) untuk tinggal di Mars. Yang bikin tercengang, ternyata peminatnya banyak banget. Bahkan hampir semua orang dari seluruh dunia berbondong-bondong untuk mendaftar. Padahal salah satu konsekuensinya, tidak bisa kembali ke bumi. Info ini sudah jelas-jelas disampaikan sejak awal.
Saya pribadi, tentu saja nggak mau ikut ke Mars. Apalagi sudah tahu nggak bisa kembali ke Bumi. Sampai saat ini saya masih yakin, Bumi adalah satu-satunya planet yang bisa dihuni oleh makhluk hidup. Bumi punya seluruh elemen yang dibutuhkan manusia dan makhluk hidup lainnya. Air, udara, mineral, tumbuhan, dan zat lain yang nggak mungkin bisa disebut satu per satu saking banyaknya. Saya sudah “telanjur nyaman” tinggal di Bumi yang penuh hijau-hijauan.
Penghijauan di Indonesia
Omong-omong soal hijau-hijauan, saya paling senang main ke tempat yang banyak pohonnya. Taman di tengah kota, hutan kecil, atau taman nasional, bikin mata dan pikiran terasa segar lagi. Mata dimanjakan oleh warna hijau asri, tubuh jadi terasa lebih nyaman karena pasokan oksigen melimpah, dan pikiran jadi tenang.
Tempat-tempat hijau seperti ini bukan hanya bermanfaat bagi tubuh, tapi juga alam. Hutan berperan besar untuk menjaga keseimbangan alam. Ini fungsi hutan secara keseluruhan:
Pohon dan hutan adalah pertahanan terbaik untuk mencegah bencana alam banjir dan tanah longsor. Berkat hutan, bencana-bencana itu bisa dihindari. Akar-akar pohon yang kuat dan saling membelit, menahan agar tanah tetap berada di tempatnya. Hutan juga membendung air yang mengalir ke hilir, sehingga dapat mencegah banjir.
Sebanyak 25 persen obat-obatan, ada di hutan. Ya, seperempat obat-obatan yang berasal dari tanaman, ditemukan di hutan hujan. Berbagai penyakit pun bisa disembuhkan berkat adanya tanaman ini.
Di hutan banyak makanan. Kita bisa menemukan kacang-kacangan, jamur, dan tanaman lain yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Lalu, ada banyak tumbuhan yang tidak bisa dikonsumsi manusia, tetapi baik untuk hewan.
Diam-diam, hutan adalah rumah bagi seluruh makhluk hidup. Sudah pasti, hutan adalah rumah bagi semua tumbuhan. Hutan juga rumah untuk berbagai hewan (kecuali hewan laut dong, ya). Yang menakjubkan, hutan juga sebagai rumah bagi manusia. Ternyata ada 300 juta orang yang tinggal di hutan dunia. Yang tidak tinggal di hutan pun hidupnya bergantung pada hutan. Salah satunya adalah mengandalkan kayu-kayu dari hutan untuk membangun rumah.
Asal tahu saja, hutan Indonesia itu istimewa, lho. Hutan Indonesia adalah ketiga terluas di dunia. Hutan ini terdiri atas hutan hujan yang ada di Kalimantan dan Papua, serta hutan tropis (hutan yang lokasinya selain di Kalimantan dan Papua).
Indonesia punya keanekaragaman hayati yang luar biasa di hutan-hutannya. Bahkan keanekaragaman hayatinya terbanyak di dunia, setelah Brasil dan Kolombia. Selain itu, Indonesia juga rumah bagi kadal terbesar di dunia, yaitu komodo. Menakjubkan, ya. Bisa dibilang, #HutanKitaSultan. Benar-benar deh, #IndonesiaBikinBangga
Kondisi Hutan Indonesia
Sebegitu hebatnya hutan kita, sampai-sampai seluruh dunia juga kagum. Bahkan banyak orang dari seluruh dunia yang menggunakan hutan Indonesia sebagai bahan penelitian, saking lengkapnya isinya.
Sayangnya saat ini kondisi hutan Indonesia memprihatinkan. Hutan luas dengan isi dan manfaat yang mengagumkan bagi seluruh dunia itu sedang dalam kondisi kritis. Salah satu penyebabnya adalah pembalakan hutan yang tidak terkontrol, baik pembalakan legal maupun ilegal.
Deforestasi atau habisnya hutan, sudah mencapai 3,8 juta ha per tahun. Itu berarti hutan Indonesia lenyap seluas 7,2 per menit! Duh, fantastis banget! Kebayang banget memprihatikannya.
Kalau sudah begini, jangan heran bencana alam terjadi di mana-mana. Banjir, tanah longsor, serta perubahan cuaca yang ekstrem akibat ketidakseimbangan alam makin sering terjadi. Bahaya banget! Kalau dibiarkan, apa jadinya?
Jaga Hutan Bersama-sama
Sedih mendengar fakta hutan Indonesia yang sudah parah? Sama! Saya dan tentunya jutaan orang di Indonesia, bahkan dunia, sedih melihat kenyataan ini. Oleh karena itu, sebaiknya kita ikut andil dalam menjaga hutan. Kita bisa mulai melakukan sesuatu. Semua ini demi #UntukmuBumiku. Jadilah #TeamUpforImpact. Jangan sampai setelah hutan benar-benar gundul dan tidak menyisakan satu helai daun pun, kita baru menyesal.
Lalu, bagaimana cara ikut andil dalam menjaga hutan? Ada banyak cara, yaitu:
- Melakukan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang telah gundul. Kamu yang aktif sebagai pencinta alam, boleh nih, mengadakan reboisasi langsung di hutan.
- Mengurangi penggunaan kertas. Tahu kan, bahwa kertas itu terbuat dari kulit pohon? Semakin banyak kertas yang digunakan, semakin banyak pula pohon yang ditebang untuk diolah menjadi kertas. Jadi, kurangi penggunaan kertas, ya.
- Tidak membuang sampah sembarangan di hutan. Sampai yang dibuang sembarang di hutan akan membuat hutan rusak. Apalagi kalau membuang puntung rokok. Wah, ini bisa menyebabkan kebakaran hutan. Satu puntung rokok yang terbuang saja berpotensi membuat hutan terbakar luas.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melestasikan hutan. Kalau tidak bisa ikut andil langsung di hutan, ya dari jauh saja. Menjaga perilaku kita seperti mengurangi penggunaan kertas juga besar manfaatnya, lho.
Dengarkan Lagu untuk Menjaga Hutan
Selain yang sudah disebutkan di atas, cara lain untuk menjaga hutan adalah dengan mendengarkan lagu.
Eh, gimana? Mendengarkan lagu bisa menjaga hutan.
Betul. Kalau kamu mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi, berarti sudah ikutan menjaga dan melestarikan hutan. Sebab, semakin banyak yang mendengarkan lagi itu, semakin banyak juga royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia.
Lagu Dengarkan Alam Bernyanyi bisa kamu dengarkan di Spotify dan Apple Music. Ini dia lagunya:
Omong-omong, kenapa sih, kita harus menjaga hutan untuk kelestarian bumi?
Ya, karena bumi adalah satu-satunya tempat kita untuk hidup.
Amir Mahmud says
Tulisan yang sederhana tapi mengena.