Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu – John. F. Kennedy
Saya sering merenungi kata-kata yang dilontarkan oleh salah satu Presiden Amerika Serikat itu.
Memberikan sesuatu kepada negara? Memangnya saya punya apa untuk diberikan kepada negara? Begitulah pikiran saya.
Seiring berjalannya waktu, mau tak mau saya melihat banyak problema dalam masyarakat. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah yang berkaitan dengan anak.
Balita yang sudah mulai merokok, anak difabel yang tak diakui orangtuanya, anak yang dianiaya ibunya, anak yang sudah harus memberi nafkah untuk adik-adiknya.
Saya menarik napas dalam-dalam ketika mendengar berita-berita seperti itu.
Miris. Sakit. Sedih.
Saya agak “terhibur” ketika di sisi lain menemukan banyak anak yang berprestasi. Ada anak yang pandai berpidato, anak yang hebat di bidang olahraga, juara menyanyi hingga tingkat internasional.
Sebagai trainer penulisan yang mengajar kelas menulis cerpen di beberapa sekolah dasar Islam terpadu, saya juga menemukan berbagai kisah seputar dunia anak. Mereka senang bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Ada anak yang “curhat” karena cemas kalau sedang jalan-jalan di mall tiba-tiba datang bulan, ada anak yang minta saran karena kesulitan berkomunikasi dengan ayah yang sudah hidup dengan keluarga barunya, dan masih banyak lagi.
Semua cerita tentang kehidupan anak, perlu wadah yang tepat sebagai tempat menampung. Lebih baik lagi, pihak pemerintah langsung yang mewadahi.
Senin, 29 Juni 2015 lalu, saya diundang mengikuti pertemuan di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Pertemuan ini membahas tentang Serempak.or.id.

Apa itu Serempak?
Serempak adalah satu-satunya portal sebagai wadah komunikasi tentang semua hal yang terkait dengan perempuan dan anak. Portal ini difasilitasi oleh KPPPA untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Semua orang boleh mengisi web berupa artikel. Temanya bebas, terkait dengan perempuan dan anak-anak. Tidak harus selalu topik yang berat. Pendidikan untuk anak, parenting, kegiatan anak-anak, kecantikan, kesehatan, wisata, perjalanan, adalah beberapa dari sekian banyaknya tema yang bisa ditulis di Serempak. Di sini kita juga bisa mendiskusikan berbagai macam hal.

Awalnya, web Serempak adalah milik Yayasan Air Putih. Kemudian, diserahkan kepada KPPPA.
Saya jadi ingat kegiatan sehari-hari anak-anak di pedalaman Banyuasih, Banten. Kehidupan mereka jauh dari fasilitas yang memadai. Mereka harus menempuh jarak 4 km pp ke sekolah setiap harinya, dengan berjalan kaki. Pada sebuah kesempatan, saya pernah mengajar mereka. Nanti, saya ingin berbagi cerita tentang mereka, di web Serempak.
Pada pertemuan ini, ada Pak Wahyu dari Sekretaris KPPPA mengatakan, tujuan di-launching-nya Serempak ini sekaligus untuk menggali informasi melalui teknologi.

Pak Robert AB dari Universitas Bina Nusantara juga memberikan sharing tentang digital marketing. Segala sesuatu yang berkaitan dengan internet adalah digital marketing. Dengan digital marketing, segala sesuatu menjadi lebih cepat diketahui masyarakat, lebih luas, dan dengan biaya yang lebih murah.

Sebagai blogger yang sukses, Teh Ani juga berbagi cerita. Menurutnya, menulis di web itu sangat penting. Kita bisa berbagi segala sesuatu agar semakin banyak masyarakat yang tahu. Ilmu yang dibagikan tentu akan terus membuat kita berkembang. Terbukti, dengan rajin membagi tulisan, Teh Ani memperoleh kepercayaan dari banyak pihak, salah satunya adalah NGO perusahaan asing.

Serempak memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin menulis.
Saya jadi berpikir, inilah salah satu hal yang dapat saya berikan kepada negara, terutama tentang dunia pendidikan, anak, dan wanita.
Yuk jadi kontributor Serempak mak
Yuk, aku mau banget.
ayo mak di tunggu tulisannya
hyuukk