Yudi Efrinaldi adalah wirausahawan asal Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Saat ini Yudi memiliki usaha kuliner dengan merek Es Gak Beres. Yudi bermitra dengan berbagai pengusaha, sehingga sudah memiliki hampir 500 gerai Es Gak Beres, yang tersebar di beberapa daerah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah.
Sumber: Pixabay
Yudi sudah berhasil menjadi wirausahawan sukses. Namun, perjalanan menuju kesuksesan ini berliku-liku. Ada banyak hal yang dilalui, sebelum usahanya menjadi seperti saat ini.
Berganti-ganti Produk
Sebelum mantap membuka usaha Es Gak Beres, Yudi sempat berjualan berbagai produk kuliner. Yudi mengawali usahanya dengan mencoba berjualan bubur ayam di pinggir jalan. Sayangnya usaha ini tidak membuahkan hasil. Yudi pun berganti berjualan pisang goreng krispi. Usaha yang ini dilakukan secara online. Hasilnya sama saja, kurang berhasil.
Yudi mencari cara lain. Dia pun memikirkan produk lain yang kira-kira banyak pembelinya. Pria dari Sumatera Utara ini mengerahkan kreativitasnya, mencari inspirasi di mana-mana, termasuk media sosial dan platform online. Akhirnya, Yudi memilih produk berupa es.
Sumber: GNFI
Saat berjualan es inilah Yudi mendapatkan pengalaman bermacam-macam. Ada pembeli yang menyukai esnya, sehingga menjadi pelanggan tetap. Ada pembeli yang memberi pujian dan semangat. Namun, ada juga calon pembeli yang melontarkan kata-kata pedas, sehingga Yudi patah semangat.
Ada pengalaman paling mengesankan. Yudi sangat bersemangat dalam meningkatkan penjualan. Salah satunya adalah mempromosikan melalui media sosial, sehingga esnya laris, terutama pada Bulan Ramadan. Belum sore, esnya sudah habis. Banyak calon pembeli yang kehabisan. Suatu hari ada calon pembeli yang mengalami hal tersebut. Calon pembeli itu kecewa karena tidak mendapatkan es yang diinginkan. Lalu, calon pembeli itu mengucapkan kata, “Ah, ini es gak beres!”. Maksud pembeli itu adalah mengemukakan rasa kesal. Namun, Yudi menganggapnya berbeda.
Yudi selalu berpikir inovatif dan kreatif. Ketika calon pembeli memaki seperti itu, Yudi malah mendapat inspirasi. Yudi pun mengganti merek esnya menjadi Es Gak Beres. Tak disangka, merek ini sangat berpengaruh. Para pembeli menganggap nama ini unik dan tidak biasa. Bahkan banyak orang yang menjadi penasaran karena namanya unik. Untuk menuntaskan rasa penasaran, mereka pun ramai-ramai mencoba produk ini. Dari sini, Es Gak Beres menjadi produk yang dikenal dan diinginkan banyak orang. Seringkali es ini habis terjual dalam waktu singkat.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Es Gak Beres terus menjadi kuliner kesukaan banyak orang, karena Yudi inovatif dalam menjalankan operasionalnya. Meskipun demikian, banyak pula tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kanyak kompetitor bermunculan. Adalah hal biasa, ketika ada produk yang terkenal dan diminati banyak orang, akan muncul pengusaha lain yang mengekor. Mereka menciptakan produk es yang sama dengan Es Gak Beres, dengan harapan mencapai kesuksesan yang sama. Hal ini membuat Es Gak Beres memiliki banyak kompetitor.
Sumber: Viva
Yudi mencari solusi agar Es Gak Beres tetap beda dengan kompetitor yang bermunculan serta tetap memiliki ciri khas. Yudi pun memberlakukan sistem mitra. Dia membuka kerja sama dengan para mitra. Sistemnya, para mitra tersebut harus membeli bahan baku dan perlengkapannya dari perusahaan milik Yudi, sehingga terjaga keasliannya.
Banyak orang yang berminat menjadi mitra. Sayangnya, dari sini timbul tantangan lagi. Ada beberapa mitra yang tidak mematuhi peraturan. Mereka membeli bahan baku dari tempat lain, sehingga rasa produknya berbeda dan tidak sesuai standar lagi. Sudah pasti kualitasnya pun menurun dan berpengaruh pada kepercayaan pembeli.
Sukses Berkat Kegigihan
Meskipun banyak tantangan, Yudi pantang menyerah. Dia terus gigih mengelola dan mengembangkan Es Gak Beres. Kegigihan ini pun membuahkan hasil. Seiring dengan berjalannya waktu, Yudi bisa mengembangkan Es Gak Beres dengan baik. Omzetnya sudah mencapai Rp100 juta sampai Rp150 juta sebulan. Yudi juga mempekerjakan masyarakat di sekitarnya. Ada 40 karyawan di bidang produksi bahan baku dan 10 karyawan di bagian pengelolaan cafe dan resto.
Selain itu, Yudi juga bergerak di bidang sosial. Perusahaannya menyediakan ambulans gratis bagi yang membutuhkan. Selain itu, Yudi menyediakan pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa dan ibu rumah tangga, agar mereka dapat membuka usaha sendiri. Biaya semua ini tentu saja diambil dari keuntungan perusahaan milik Yudi.
Sumber: GNFI
Kesuksesan Es Gak Beres juga membawa Yudi menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Awards bidang kewirausahaan, tahun 2021. Yudi mendapatkan apresiasi tersebut karena dinilai memiliki peran besar dalam mengembangkan wirausaha serta membantu perekonomian daerah sekitarnya dengan menyerap tenaga kerja dari daerah tersebut.
Yudi sangat senang dengan pencapaian ini. Baginya, usaha itu harus memberikan manfaat, baik bagi pemilik maupun orang-orang di sekitarnya.
Leave a Reply