Setelah beberapa waktu lalu saya membahas tentang atezolizumab sebagai pengobatan kanker paru-paru, sekarang ada trastuzumab. Yang terakhir ini adalah metode baru untuk pengobatan kanker payudara, terutama dengan kondisi HER2 positif. Seperti atezolizumab, trastuzumab juga lebih menjanjikan
Trastuzumab, Gabungan Kemoterapi dan Terapi Target
Jangan salah, ya. Yang disebut kemoterapi adalah pengobatan dengan menggunakan obat-obatan kimia. Istilah “kemoterapi” lebih popular sebagai pengobatan untuk kanker. Padahal, semua pengobatan yang menggunakan obat kimia adalah kemoterapi.
Nah, trastuzumab ini adalah gabungan dari pengobatan menggunakan obat kimia dengan terapi yang ditargetkan langsung ke sel yang rusak. Jadi, cara kerja trastuzumab adalah obat-obatan kimia yang langsung ditembakkan ke sel kanker atau sel yang rusak. Sel yang sehat, nggak ikut terkena serangan obat ini.
Ini sedikit melegakan. Sebab, dari dulu saya bertanya-tanya, kenapa sih, kanker diobati dengan obat kimia? Itu kan, yang diserang bukan hanya sel kankernya tapi juga sel yang sehat. Akibatnya, sel-sel sehat jadi ikut rusak. Makanya rambut jadi rontok, lidah jadi kebas, dan lain-lain. Ternyata, harapannya adalah, setelah sel kanker diserang, sel sehat yang rusak akan kembali tumbuh. Pada pengobatan menggunakan trastuzumab, sel sehat akan aman, sehingga mengurangi efek samping.
Trastuzumab Sudah Disetujui BPOM
Beberapa hari yang lalu, saya menghadiri acara tentang informasi trastuzumab, yang diselenggarakan oleh Roche. Roche memproduksi obat trastuzumab emtansine untuk pengobatan kanker payudara khususnya dengan status HER2 positif.
Human Epiderma Receptor (HER)2 adalah suatu protein yang diproduksi oleh gen tertentu. HER2 dikatakan positif apabila jumlah protein ini berjumlah sekitar 2 juta, pada permukaan sel kanker. Ini berarti jumlahnya 100 kali lipat dibanding sel yang sehat. Dengan adanya jumlah HER2 yang sangat berlebihan, sel kanker menjadi tumbuh dan memperbanyak diri lebih cepat, bahkan tidak terkontrol.
Trastuzumab emtansine memberi harapan bagi pasien kanker payudara dengan HER2 positif. Obat ini merupakan kombinasi dua agen antikanker di dalam satu obat. Penggunaan obat ini juga sudah disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk pengobatan kanker payudara HER2 positif stadium lanjut atau metastatik.
Ada teman saya yang mengabarkan, teman sekolahnya yang mengalami kanker payudara tipe HER2 positif, menggunakan trastuzumab. Hasilnya, temannya teman saya itu dalam kondisi sehat, dan tetap terus memantau kondisi sel kanker di dalam tubuhnya.
Penggunaan Trastuzumab Sudah Bisa Menggunakan BPJS
Ini juga hal yang menggembirakan. Bagaimana pun, pengobatan kanker itu sangat mahal. Kenyataan ini bisa berdampak pada ekonomi, sosial, serta dinamika keluarga. Makanya agak ringan nih, karena BPJS sudah menyediakan fasilitas untuk pengobatan trastuzumab. Tapi memang nggak seluruhnya. Misalnya, harus melakukan pengobatan menggunakan trastuzumab sebanyak 10 kali, nggak semuanya bisa menggunakan BPJS.
Narasumber Kompeten
Di acara diskusi ini, ada dua narasumber, yaitu DR. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM. Dokter Andhika mengatakan bahwa tujuan pemberian obat trastuzumab ini untuk mengendalikan penyakitnya, sehingga pasien memiliki harapan hidup yang lebih lama dan kualitas hidup yang lebih baik. Trastuzumab emtansine bekerja dengan cara menghancurkan sel kanker dari dalam sel itu sendiri. Dengan pengobatan ini, rata-rata survival bisa sampai 30,9 bulan dan menunda pemburukan penyakit sampai 9,6 bulan. Efek sampingnya pun lebih sedikit.
Narasumber lainnya adalah DR. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM. Beliau mengatakan bahwa jika pasien bisa mendapatkan pengobatan trastuzumab melalui program BPJS, pasien akan memiliki kesempatan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Sejak enam tahun lalu, pengobatan trastuzumab emtansine ini memang sudah masuk ke dalam skema pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional di 41 negara. Hal ini bisa memberikan kesmepatan berharga bagi para pasien, dalam meningkatkan pengobatan maupun mengurangi beban.
Ngomongin kanker memang gimana gitu, ya. Ngeri, cemas, dan rasanya putus asa duluan. Tapi, dengan adanya terobosan baru yang terus dilakukan oleh tim medis Indonesia dan dunia, ada harapan bagi pasien kanker untuk sembuh. Jad, jangan pernah patah semangat.
Leave a Reply