• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Review / Food / Tomyam Kelapa, Menu Inovatif dari Kedai Saung Ibu

Tomyam Kelapa, Menu Inovatif dari Kedai Saung Ibu

July 20, 2015 Nunik Utami 3 Comments

Mendengar kata “tomyam”, ingatan saya langsung terbang ke Negeri Gajah di seberang sana. Makanan superenak ini adalah salah satu kesukaan saya. Tapi, kali ini tawaran menyantap tomyam datang dari seorang sahabat yang berlokasi di Bintaro, Jakarta Selatan. Saya yang biasanya sengaja mencari tomyam atau membuatnya sendiri, tentu saja tidak menolak tawaran ini.

Kedai Saung Ibu. Sederhana, tapi menyimpan menu yang inovatif.
Kedai Saung Ibu. Sederhana, tapi menyimpan menu yang inovatif.

Namanya Mas Baha. Dia punya usaha Kedai Saung Ibu. Menu utamanya adalah tomyam kelapa. Ceritanya, Mas Baha ingin mentraktir kami, sebagai hidangan berbuka puasa.

Mas Baha menemani kami menyantap menu di Saung Ibu.
Mas Baha menemani kami menyantap menu di Saung Ibu.

Tomyam kelapa adalah tomyam yang cara menghidangkannya menggunakan batok kelapa. Jadi, tomyam ini langsung dicampurkan dengan air kelapa, di batoknya. Waahh, mantap banget! Tomyam memang semakin sedap ketika dicampur air kelapa atau susu cair. Sebelumnya, saya mengira tomyam lebih enak jika ditambahkan santan.

Tomyam kelapa, menu andalan di Saung Ibu.
Tomyam kelapa, menu andalan di Saung Ibu.
Udangnya besar-besar.
Udangnya besar-besar.

Isi tomyam kelapa ini sangat padat. Udangnya besar-besar, cuminya dipotong kecil-kecil, ada juga potongan-potongan ayam, dalam jumlah banyak. Belum lagi bumbu-bumbunya seperti daun jeruk dan sereh. Sedap banget! Saat menyantapnya, saya tidak bisa berhenti, padahal perut sudah kenyang. Kuah tomyam yang asam dan sedikit pedas, membuat saya kangen terus dengan menu ini. Pada tomyam kelapa ini saya merasa ada bumbu yang kurang, yaitu jahe. Mungkin pemakaiannya hanya sedikit. Berbeda dengan tomyam yang saya santap di Bangkok dan Phuket, yang jahenya terasa sekali.

Isinya padat banget. Saat dimakan, isinya nggak habis-habis.
Isinya padat banget. Saat dimakan, kayak nggak habis-habis.
Begini cara memasukkan isi tomyam ke dalam kelapa. Pakai corong berukuran besar.
Begini cara memasukkan isi tomyam ke dalam kelapa. Pakai corong berukuran besar.
Ini tomyam kenapa bisa sedap banget kayak gini, sih?
Ini tomyam kenapa bisa sedap banget kayak gini, sih?
Kalau mau dibawa pulang, tomyam dikemas dengan cara di-wrap. Nggak perlu khawatir akan tumpah.
Kalau mau dibawa pulang, tomyam dikemas dengan cara di-wrap. Nggak perlu khawatir akan tumpah.

Menu andalan lain adalah kwetiau kungpao. Ketika menu ini dihidangkan, yang tampak adalah kerupuk-kerupuk putih tipis yang muncul di sana-sini berbaur bumbu. Saya bertanya-tanya, mana kwetiau-nya? Ternyata, yang berwarna putih seperti kerupuk tipis itu adalah kwetiau-nya! Wah, menu ini benar-benar berbeda! Kwetiaunya agak renyah, berbeda dengan kwetiau biasa yang kenyal dan tebal. Menurut Mas Baha, jenis kwetiau ini beda dan jarang ada di pasaran. Bumbunya pun dibuat istimewa.

Kwetiau-nya pakai jenis yang beda. Makanya rasanya juga istimewa.
Kwetiau-nya pakai jenis yang beda. Makanya rasanya juga istimewa.

Jangan bayangkan bumbunya sama dengan  kwetiau di abang-abang lewat atau di resto-resto yang ada di mall, ya. Yang ini bumbunya terasa banget. Bumbu itu tampak kental seperti bumbu kacang, tapi bukan bumbu pecel biasa. Saking enaknya, saya menyantapnya sampai habis!

Menu ketiga adalah mi ayam. Hmmm … inilah yang membuat saya merasa kedai ini benar-benar sempurna. Mi ayamnya nggak seperti mia ayam biasa. Kuahnya pekat, sehingga kita tidak perlu menambahkan kecap atau saus seperti di warung-warung bakso pada umumnya. Mi-nya juga nggak mekar-mekar, sehingga menggugah selera. Apalagi baksonya. Dari sini saya tahu, Mas Baha benar-benar serius memilih semua bahan-bahan makanan untuk Saung Ibu.

Mi ayamnya ngangenin banget!
Mi ayamnya ngangenin banget!
Minuman pilihan kami, es kelapa jeruk.
Minuman pilihan kami, es kelapa jeruk.
Anak-anak pun makannya lahap banget.
Anak-anak pun makannya lahap banget.

Sayangnya, kedai ini baru ada di Bintaro, Tangerang. Padahal menunya belum pernah saya temukan, di mall sekalipun. Ketiga menu ini inovatif banget. Semuanya bisa jadi ciri khas Saung Ibu. Saya berharap semoga Mas Baha akan membuka lagi kedainya di tempat yang bisa lebih saya jangkau, seperti Jakarta Selatan atau Depok.

Menu minumannya sih, masih standar. Es kelapa jeruk dan teh manis. Menurut saya ini sudah cukup. Yang paling penting adalah menu makanannya, sebagai daya tarik utama kedai ini.

Soal harga, saya pikir mahal, lho. Maklumlah, rasa makanan-makanan ini di atas standar. Eh, ternyata harganya malah standar saja.

Dengan rasa makanan yang istimewa, harga ini termasuk standar banget.
Dengan rasa makanan yang istimewa, harga ini termasuk standar banget.

Mau mencicipi tomyam kelapa? Ini alamatnya:

Kelihatannya jauh dari Jakarta. Padahal mudah banget dijangkau pakai commuter line.
Kelihatannya jauh dari Jakarta. Padahal mudah banget dijangkau pakai commuter line.

Panduan kendaraannya:

Naik commuter line dari mana saja, turun/transit di Stasiun Tanah Abang. Lanjutkan naik commuter line yang ke arah Serpong atau Parung Panjang, turun di stasiun Sudimara. Lalu, naik angkot putih 01 jurusan Ciledug, turun di Vila Bintaro Indah, tepat di depan Kedai Saung Ibu.

Food, Review bintaro, kedai, kwetiau kungpao, makanan, makanan enak, restoran, saung ibu, tomyam, tomyam kelapa

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. @SobatBercahaya says

    July 20, 2015 at 20:34

    Rencananya awal agustus buka di 9 walk Bintaro. Mohon doanya ka

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 21, 2015 at 23:18

      Didoakan banget, Mas, semoga lancar dan laris manis. Ditunggu banget juga buka di Depok, ya. Di Margonda, gitu.

      Reply
  2. Suci says

    July 20, 2015 at 23:33

    Ya Ampuunn Tom Yam, udah lama pengen banget nyobain. Penasaran gimana rasanya, tapi sampe sekarang belum kesampaian. Foto2 TomYam bener2 bikin ngiler mbak ^_____^

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Myeongdong, Tempat Belanja Kosmetik Murah di Korea
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Langsung belanja ahh besok! . Reposted from atome. Langsung belanja ahh besok!
.
Reposted from atome.id
.
Siapkan Valentine yang berkesan buat doi dengan atome.id !
.
Reposted from amandacaesaa
.
Happy Valentine!
.
Buat kamu yang lagi menyiapkan kado spesial untuk orang kesayangan kamu atau kado untuk diri kamu sendiri, kebetulan banget nih!
.
Masih ada promo spesial di store sephoraidn dan markandspencer_id khususnya di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
.
Kalau kamu belanja pakai atome.id senilai minimal 500 ribu, kamu langsung dapat voucher diskon MAP senilai 100 ribu.
.
Tapi promo ini berlaku cuma sampai hari Minggu 14 Februari. So, jangan sampai terlewatkan ya!
.
Oh iya! Pembayaran pakai Atome itu bunganya 0%, bisa cicilan 3 dan 6 bulan, tanpa perlu DP juga.
.
Belanja kado spesial pakai atome.id dan nikmatin promonya.
.
#Atome
#SephoraIDN
#MarkAndSpencer
#TimeToOwnit
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis