• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Tips untuk Menjadi Freelancer

Tips untuk Menjadi Freelancer

February 3, 2015 Nunik Utami 31 Comments

Hampir tiga tahun saya menjadi freelancer atau pekerja lepas, setelah delapan tahun menjadi sekretaris di sebuah perusahaan bidang kuliner. Tujuan utama saya resign dari kantor adalah ingin bekerja di rumah sambil mengawasi anak, mengantar-jemput, dan mendampingi ketika anak melakukan kegiatan di sekolah.

Jadi freelancer itu asyik. Nggak perlu pergi ke kantor pagi-pagi sambil bermacet-macet ria. Nggak perlu beli blazer setiap bulan. Bisa tidur siang. Bisa ke mall di jam kerja. Bisa nongkrong di cafe ketika semua orang kantoran sedang sibuk meeting bersama bos besar.

wpid-p_20150203_103337_bf.jpg
Jadi freelancer bisa bekerja dari mana saja, termasuk perpustakaan sekolah anak.

Namun, di balik keasyikan itu, ada hal yang harus kita pikirkan, sebelum benar-benar terjun ke dunia freelancer. Juga, ada tips yang perlu dipelajari.

Apa saja sih, tips untuk menjadi freelancer? Ini dia!

Perhatikan Waktu

Waktu sangat berharga, apalagi bagi freelancer.
Waktu sangat berharga, apalagi bagi freelancer.

Tadi sudah saya sampaikan bahwa menjadi freelancer itu nggak terikat dengan hal-hal yang biasa mengikat para pekerja kantoran. Tapi, bisa gawat lho, kalau kita kebablasan menikmati “kebebasan” itu. Menjadi freelancer itu ibaratnya hanya memindahkan tempat kerja, dari kantor ke rumah. Jadi, walaupun berada di rumah, kita tetap harus bekerja. Memang, kita bisa ke mall pada jam kerja. Tapi, tetap harus menyelesaikan pekerjaan. Kita juga bisa tidur siang. Hanya, nggak boleh lupa kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga. Ini belum termasuk membagi waktu kalau anak ngajak main, minta disuapi, minta ditemani belajar, dan lain-lain.

Gimana? Sudah kebayang cara membagi waktu kalau suatu saat nanti jadi freelancer?

Pandai Mengatur Uang
Jadi freelancer itu, kondisi keuangannya nggak pasti. Kadang dapat beberapa kali lipat dibandingkan gaji orang kantoran dalam sebulan, kadang juga nggak sebanyak itu. Semua tergantung banyaknya pekerjaan yang kita kerjakan. Dulu, sewaktu masih jadi orang kantoran, saya pernah merasakan, bobot pekerjaan tidak terlalu berat, tapi tetap menerima gaji utuh. Kalau freelancer, dapat uang hanya dari pekerjaan yang sudah diselesaikan. Nggak kerja ya nggak dapat uang.

Jurus ampuh: pandai-pandailah mengatur uang, baik ketika sedang mendapat uang banyak, maupun ketika keuangan menipis. Simpan uang lebih banyak, untuk cadangan kalau nanti kondisi keuangan sedang menurun.

Sedang banyak uang? Simpan untuk masa-masa paceklik.
Sedang banyak uang? Simpan untuk masa-masa sepi order.

Tahan Godaan
Jadi freelancer itu banyak godaannya, lho. Begini. Sebagai ibu-ibu yang bekerja di rumah, saya nggak bisa tutup mata kalau rumah berantakan. Lalu, lantai yang belum dipel. Belum lagi baju kotor yang menumpuk. Sore-sore, harus angkat jemuran. Dan, mau pingsan lihat gunungan baju yang belum disetrika. Rasanya gatel aja pengen mengerjakan itu semua, satu per satu. Padahal, deadline pekerjaan utama (nulis naskah buku dan ngedit), sudah di depan mata. Kadang-kadang saya tergoda untuk mencuci baju, di saat deadline sudah dekat. Ya, meskipun setelah itu jadi merasa bersalah, karena seharusnya saya menyelesaikan tugas utama dulu.

Godaan lainnya adalah, ketika sedang asyik-asyiknya mengerjakan pekerjaan utama, tiba-tiba datang keluarga, ngajak makan di luar atau belanja keperluan sehari-hari. Atau, sedang serius mengerjakan tugas, tiba-tiba ada tetangga yang datang, atau teman yang telepon, sekadar untuk menggosip!

Jalan-jalan, belanja, dan makan di luar saat dealine di depan mata? Itu godaan bagi seorang freelancer, lho.
Jalan-jalan, belanja, dan makan di luar saat dealine di depan mata? Itu godaan bagi seorang freelancer, lho.

Jurus ampuh: berpikirlah realistis, pilih mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. Pikirkan juga dampaknya kalau kamu tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu. Satu lagi, kamu harus tahan godaan yang menggiurkan, dan harus berani menolak jika ada teman yang datang sekadar untuk menggosip.

Tahan Pada Omongan
Nggak semua orang bisa mengerti kondisi freelancer. Bagi yang tahu, jam kerja freelancer justru cenderung lebih panjang dan tidak ada istirahatnya, nyaris 24 jam non stop. Tapi, bagi yang tidak mengerti, akan mengira bahwa kita “tidak bekerja”. Jadi, siapkan mentalmu karena pasti ada yang berkomentar “Kok, nggak kerja tapi nggak pernah keluar rumah, sih?” atau “Nggak kerja tapi nggak pernah gabung di perkumpulan kompleks sini, ya. Sombong amat, sih”.

Kamu yang ingin jadi freelancer juga harus tahan pada omongan, jika ada anggota keluarga besar yang cenderung menggampangkan untuk memerintah ini itu, karena mereka menganggap kita “nggak kerja”. Misalnya, “Si A aja yang disuruh antar ke bandara, kan, dia nggak kerja”. Padahal, deadline pekerjaan kita sedang mepet-mepetnya.

Jurus yang paling ampuh: tutup telinga rapat-rapat dari omongan orang, dan jelaskan kondisi pekerjaan kita pada keluarga besar.

Itulah beberapa tips untuk menjadi freelancer.

Bagaimana? Siap untuk resign dari kantor?

Artikel, Blogger, Editor, Tips, Trainer, Working, Writer

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Melly Feyadin says

    February 3, 2015 at 13:02

    Gak gampang ya mbak trnyata jd freelancer, harus kudu pinter bagi2 waktu.

    Reply
    • Nunik Utami says

      February 9, 2015 at 15:50

      Iya, perlu tekad yang kuat, Mel. Banyak yang harus dipikirkan dulu.

      Reply
  2. Tri Sapta M says

    February 3, 2015 at 16:07

    Waktu dapat diatur sendiri dan harus disiplin ya Mak. Kalau Dl sering ngumpet di perpuskah? Wk wk.

    Reply
    • Nunik Utami says

      February 9, 2015 at 15:51

      Betul, Mak. Ngumpet di perpus? Hahaha, seriing …

      Reply
  3. Salman Faris says

    February 9, 2015 at 16:22

    freelancer is the best, pengen jadi kayak gini, amin2

    Reply
    • Nunik Utami says

      February 12, 2015 at 00:00

      Aamiin … sekarang puas-puasin dulu jadi pekerja kantoran ya, Man 🙂

      Reply
  4. Elia Bintang says

    February 10, 2015 at 19:33

    Time management emang penting banget, apa pun jenis kerjaannya. Kalo tentang omongan orang sih saya dari awal emang kerja sendiri, jadi orang udah gak ngomongin lagi haha

    Reply
    • Nunik Utami says

      February 17, 2015 at 12:19

      Wah, berarti mentalnya udah siap banget jadi freelancer, ya 🙂

      Reply
  5. Mukhofas Al-Fikri says

    February 27, 2015 at 23:51

    saya tergolong orang yang ngga tahan sama godaan dan sudah pasti gagal hehe.. begitulahhh aku..

    Reply
    • Nunik Utami says

      February 28, 2015 at 11:22

      Memang butuh usaha keras untuk jadi freelancer, Mas. Godaannya itu, lhoo …Hehehhe …

      Reply
  6. Tia says

    April 21, 2015 at 08:09

    Rumput tetangga lebih hijau syukuri aja apa yg didapat
    mau freelanc atau tetap nikmatin aja yg penting halal

    Reply
    • Nunik Utami says

      April 21, 2015 at 14:57

      Pastinya, dong. Suatu saat mungkin aja saya kerja ngantor lagi. Yg penting halal.

      Reply
  7. F. Nisa says

    April 23, 2015 at 07:32

    Aku pikir enaknya jadi freelancer sih, bisa menikmati waktu lebih banyak di rumah, melihat tumbuh kembang si kecil dengan maksimal, dan sekaligus dapat pemasukan (meski penghasilan kadang nggak tetap)… ^ ^

    Salam kenal ya mbak Nunik

    Reply
    • Nunik Utami says

      April 24, 2015 at 00:48

      Pada kenyataannya aku malah makin terlalu sibuk saat jadi freelancer, Mbak Nisa. Hanya masalah jadwal saja yang agak fleksibel. Kadang-kadang juga nggak bisa memantau tumbuh kembang anak, karena sering ditinggal-tinggal meeting. Banyak juga plus minusnya sih, ya. Hehehe … salam kenal juga, Mbak Nisa. Keren deh, pinter merajut 🙂

      Reply
      • F. Nisa says

        April 25, 2015 at 01:00

        hooo, kayaknya tergantung dari banyak faktor juga ya… jam terbang, jenis pekerjaan, dll *manggut2
        ^ ^

        Reply
        • Nunik Utami says

          April 25, 2015 at 06:20

          Iya, Mbak Nisa. Banyak faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya dan tahan atau tidaknya seseorang jadi freelancer 🙂

          Reply
  8. Nadia Khaerunnisa says

    September 4, 2015 at 15:25

    Wah, keren deskripsinya. Mak, ada tips how to start freelancing-nya sekalianka? Kadang yg baru resign trs mau freelance suka bingung mesti ngapain? Boleh contohnya di dunia kepenulisan hehehe *rikues*

    Reply
  9. Novi says

    February 4, 2016 at 13:06

    Wah.. Untung diingatkan. Jadi freelancer alias kerja sendiri itu malah butuh lebih disiplin dan usaha lebih besar daripada jadi karyawan yah. Perlu siap mental ya, Mbak.

    Reply
    • Nunik Utami says

      February 10, 2016 at 09:41

      Betul banget, Mbak. Semangat nggak boleh putus. Hehehe

      Reply
  10. Pritahw says

    March 14, 2016 at 17:55

    Thanks for tips mbak, jd merasa tertampar nih. Semacam reminder.. Dulu, 2010, hanya 1 th aja sy full jd seorg freelance writer mb, ikut agency naskah, menulis buat penerbit tertentu, dan bbrp buku antologi. 2011-2015 kerja, totally ga nulis, maklum target marketing ketat euy.. Dan br 4 bln ini memilih untuk full freelance lagi. Dan memang, memulai lagi itu rasanya beraaattt bangetttt, management waktu antara ngurus RT, ngelola rumah baca yg riweuh anak2, dan dealine. *curcol*
    Untung ada orang2 kayak mb Nunik, mb Indah Juli yg nyemangati gini….sering2 yah mbak :)) *jadibaper

    Reply
  11. mimimi says

    March 20, 2017 at 15:46

    Mba lowongan kerja freelancer ada ga?

    Reply
  12. yunita tresnawati says

    January 24, 2018 at 19:49

    Keren Mba tipsnya. Mungkin saya akan jd freelancer kalau ikut suami, dan tips ini berguna sekali

    Reply
  13. Dayu says

    March 13, 2018 at 08:23

    Bagaimana cara memulainya? Kadang ini terlintas loh Mba di dalam pikiran saya, pengen jadi freelance tapi masih takut pendapatan belum sesuai sama pekerjaan di kantor sekarang hehehehe…

    Reply
  14. Tuty prihartiny says

    March 13, 2018 at 09:36

    Tips super keren…. Terimakasih telah berbagi, Mbak Nunik

    Reply
  15. Deny Oey says

    March 13, 2018 at 09:54

    Berguna banget nih, bwt freelancer ala2 sperti saya ??

    Reply
  16. swwmutiara says

    March 13, 2018 at 17:58

    Hmmm…. Jadi mikir-mikir buat ga kerja nine to five lagi deh Mba ?

    Reply
  17. mbak titi says

    March 13, 2018 at 23:25

    Jadi freelancer ternyata lebih berat dari rindu ya mbak, duh si Dilan harus dikasih tau nih. hhe

    Reply
  18. Eka Rahmawati says

    March 14, 2018 at 09:07

    Sebelum aku kerja di kantor sekarang, sempet juga jadi freelancer. Emang enaknya soal waktu sih klo jadi freelancer, karena kita yg atur sendiri waktunya. Yang penting kerjaan selesai. Sama klo jadi freelancer yang kerja di rumah itu enaknya kita bisa fokus kerja. Enggak keganggu sama orang yg berisik ngobrol dll. Klo di kantor kan kadang suka banyak godaan juga. Cuma yg bikin nyesek, ya soal keuangan. Klo lagi gak ada job bener2 pusing hehe.

    Reply
  19. Dunia Faisol says

    March 18, 2018 at 02:49

    Wah, kalo jadi freelancer sih masih mikir” saya, hehehehe. Pengen jadi blogger proffesional aja dulu. Thanks for sharing mbak

    Reply
  20. Johan Cendono says

    June 23, 2020 at 21:29

    Menjadi seorang freelancer itu butuh perjuangan…

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 7, 2020 at 10:28

      Banget. Apalagi kalau jadi tulang punggung ya 😀

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Revisi Minor
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari in Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari ini banyak banget kesibukan. Jadinya ambil persediaan Fiesta Ready Meal di freezer. Kali ini pilih yang ayam tandori. 

Cara menyajikannya juga gampang banget. Tinggal bolong-bolongin bagian atas kemasan, lalu panasin pakai microwave. 

Nggak punya microwave? Bisa pakai pengukus, kok. Nggak perlu repot-repot. 

Ini juga praktis banget. Di dalam kemasannya tuh, sudah ada nasinya. Jadi begitu selesai dipanasin, langsung bisa dimakan. 

Udah praktis, enak pula! Harganya juga terjangkau banget  Di freezer masih ada varian lainnya. Ada chicken teriyaki dan kari. Buat persediaan. 

Kamu udah simpan ini di dalam kulkas? 

#FiestaReadyMeal #EnakPraktisTerjangkau #TasteOfTheWorld #SatuRasaBanyakCerita #CharoenPokphandIndonesia
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis