Sore, 28 Juni 2016, Restoran Ocha & Bella di Hotel Morissey, Menteng, ramai banget. Maklumlah saat itu sedang ada acara. Saya juga ada di sana, sebagai undangan. Ada dua pembahasan keren pada acara itu, lho. Apa saja, sih?

Pengenalan Program Sakuku BCA
BCA termasuk salah satu dari beberapa bank yang paling lama saya gunakan. Bank ini pula yang pertama kali mengenalkan saya pada sistem internet banking dan penggunaan token untuk transaksi. Meskipun demikian, setelah itu saya nggak update lagi tentang produk-produk inovasi lainnya.
Selama menunggu buka puasa alias ngabuburit, para undangan diajak berdiskusi tentang inovasi BCA. Di acara ini ada Mas Prima Utama dari BCA yang mengenalkan tentang Sakuku.

Nah! Benar, kan? Saya nggak up to date banget. Hari gini baru tahu program Sakuku. Hehehe … untung saya diundang ke acara ini. Jadi bisa tahu tentang Sakuku.
Sebelum membahas Sakuku, saya kepengen cerita dulu. Jadi, selama ini dompet saya nggak pernah kempis. Eits! Tunggu dulu! Nggak pernah kempis itu bukan berarti selalu berisi penuh uang. Gendutnya dompet saya disebabkan karena banyaknya kartu yang menghuni dompet. Ada kartu debit, kredit, dan kartu belanja dari berbagai supermarket atau hypermarket.
Seharusnya sih, senang ya, dompetnya gendut. Tapi kalau gendutnya karena kebanyakan kartu ya, repot juga. Tas jadi penuh dan berat. Kalau kartu-kartu itu nggak dibawa, semakin repot karena nanti kalau perlu transaksi apapun jadi nggak bisa.

Rupanya BCA mengerti akan kerepotan saya. Hebat, ya. Padahal saya nggak kenal BCA secara personal, hanya sebata hubungan bank dengan nasabah, tapi dia begitu pengertian pada saya.
Jadi, supaya saya dan banyak orang lainnya nggak kerepotan membawa semua kartu setiap bepergian, BCA punya inovasi berupa program Sakuku. Sakuku itu fungsinya seperti kartu ATM. Bisa digunakan untuk pembayaran pada saat belanja, makan di restoran, atau isi pulsa. Semacam dompet elektronik gitu, deh.
Yang membuat Sakuku praktis, transaksinya melalui smartphone dengan cara menginstallnya terlebih dahulu. Aplikasinya bisa kamu dapatkan secara gratis di Playstore (untuk android) dan di Appstore untuk ioS). Downlod-nya gratis, lho.
Keunggulan lain, penggunaan Sakuku di smartphone ini tidak ada biaya adminisrasi bulanan. Kita tinggal pakai saja. Cara top up Sakuku juga mudah banget, yaitu bisa dilakukan melalui ATM (jadi kita hanya bawa kartu ATM pada saat akan mengisi ulang Sakuku), melalui klikBCA, dan MBCA.
Asyik banget, kan?
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa lihat hal-hal lain mengenai Sakuku, di bawah ini:
Tips Membuat Vlog
Selain penjelasan tentang Sakuku, ada diskusi lain yaitu tips membuat vlog oleh vlogger jagoan, Mas Reza Sadha.
Vlog itu seperti blog. Bedanya, blog hanya berbentuk tulisan, sementara vlog berbentuk video. Di dalam blog bisa ditambahkan video, namun secara umum vlog biasanya lebih banyak dipasang di Youtube.
Menurut Mas Reza, membuat vlog itu tidak sulit, kok. Kita hanya perlu merekam kegiatan sehari-hari yang menarik. Misalnya, aktivitas sehari-hari, perjalanan (travelling), informasi tentang bermacam hal, atau bisa juga DIY (Do It Yourself, semacam tutorial).

Setelah membuat banyak video, Mas Reza juga suka bingung, selanjutnya mau bikin video apa lagi, ya? Di sinilah vlogger (sebutan untuk orang yang menggeluti dunia vlog) harus lebih kreatif. Kita bisa cari tempat baru atau hal baru yang bisa membuat para subscriber tidak bosan.
Idealnya posting vlog itu seminggu sekali, tapi kalau agak susah waktunya untuk membuat vlog baru, boleh lah upload video baru sepuluh hari sekali.

Sekarang, mengenai kamera. Kamu bisa menggunakan kamera ponsel untuk membuat vlog. Nanti, pelan-pelan, kamu bisa nabung untuk membeli kamera yang lebih bagus seperti mirrorless atau DSLR agar hasil rekamanmu semakin bagus.
Kalau menurut saya, dari semua hal tentang vlog, yang paling sulit adalah mendapatkan subscriber (orang yang berlangganan melihat vlog yang kita buat) dan mendapatkan viewers (orang yang menonton video yang kita buat) serta liker (orang yang ngasih like pada video yang kita buat). Soalnya saya kan, bukan artis. Kalau artis kayak Nicholas Saputra gitu sih, nggak usah cari-cari subscriber, viewers, atau likers, semuanya membanjir begitu saja.

Tips dari Mas Sadha, untuk memperbanyak itu semua, rajin-rajinlah share video kita ke semua media sosial yang kita miliki. Jangan ragu juga meminta teman-teman kita untuk ngasih like dan view. Bahkan, Mas Sadha pernah melakukan cara ekstrem, yaitu meminjam ponsel teman-temannya lalu me-like video miliknya. Hmmm… boleh juga meniru cara itu, asalkan hanya pada teman yang sudah akrab banget, ya. Kadang-kadang ke teman dekat pun kita sungkan juga kalau harus buka-buka ponselnya.

Inti dari semua hal tentang vlog ini sebenarnya hanya satu: segeralah mulai membuat vlog sekarang juga. Sebab, kalau kebanyakan mikir, jadinya malah nggak mulai-mulai.
Betul juga, ya.
Yuk, bikin vlog!
Untuk editing sih yg masih jadi kendala
Bikin vlog itu seru sih yang lama editingnya hehehe :p
Betuuul. Editingnya itu yang harus sabar, ya.
Belum pede bikin Vlog mbak, muka pas-pasan ngomong juga belibet. Btw, BCA emang keren,saya jadi nasabah BCA sejak kelas 1 SMA dan puas ama pelayanannya.
Sama, Mbak. AKu juga nasabah BCA entah dari kapan. Hahaha… soal vlog, aku lebih ke agak susah maintaian-nya. Kebanyakan sosmed 😀