Bicara soal teman seperjuangan, maknanya luas banget. Dalam perjalanan hidup seseorang, teman seperjuangan itu bisa berbeda-beda lingkupnya, meskipun kebanyakan orang, teman seperjuangannya adalah teman hidup atau pasangannya.
Teman Seperjuangan Lingkaran Pertama
Bagi saya sendiri, teman seperjuangan itu punya lingkaran-lingkaran khusus yang berbeda konteks. Di lingkaran pertama, teman seperjuangan yang paling dekat dan tidak pernah lepas sedikit pun dari sisi saya adalah gadget. Saya akui, pekerjaan sebagai freelancer itu memang nggak ada berhentinya. Ada terus. Ini saya syukuri banget. Di saat orang bingung mau kerja apa, saya malah banjir tawaran. Tentu saja saya terima semuanya, dong. Setelah itu saya kerjaan terus menerus, sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Sahabat saya bilang, lebih baik capek kerja daripada capek nyari kerjaan. Betul banget!
Itu sebabnya, saya selalu dikelilingi gadget. Ponsel, laptop, kamera mirrorless, dan pernak-perniknya. Semua ada di sekitar saya. Semuanya jadi teman seperjuangan saya nyaris sepanjang hari, tujuh hai dalam seminggu. Di rumah, saya ada tempat khusus untuk kerja. Saya bakalan betah banget berjam-jam duduk di sini. Kalau capek, saya pindah ke tempat tidur dengan memboyong laptop dan gadget lainnya dan lanjut mengetik. Kalau butuh suasana yang berbeda, saya cari tempat lain di luar rumah, dan tentu saja mengetik di luar. Tetap dengan memboyong semua gadget. Kalau tidak ada gadget-gadget tersebut, saya nggak bisa kerja. Kalau nggak bisa kerja, semua urusan dan tatanan hidup, bakalan berantakan.
Teman Seperjuangan Lingkaran Kedua
Yang ini, meskipun berada di lingkaran kedua, kedudukannya sangat penting. Teman seperjuangan yang ini adalah Rexy, anak saya. Rexy yang sudah SMA, terampil banget membantu, saat saya kesulitan atau butuh bantuan. Dia adalah teman seperjuangan saya, baik urusan domestik maupun urusan pekerjaan. Maklum, saya pekerja digital, sehingga sering menemukan kesulitan terutama saat pekerjaan berkaitan dengan aplikasi baru. Rexy yang membantu saya mengenalkan dan mengoperasikan aplikasi tersebut. Rexy juga yang menginstal ketika saya punya gadget baru.
Urusan rumah, jangan ditanya. Dia adalah tempat berbagi dalam mengelola rumah. Kami saling berbagi tugas. Kalau dia mencuci pakaian (kami pakai mesin cuci full otomatis, jadi hanya perlu satu kali menekan tombol untuk mencuci sampai selesai), saya yang menjemur pakaian, atau sebaliknya. Kalau saya memasak, Rexy yang mencuci piringnya.
Kami benar-benar teman seperjuangan sejati. Kami bahkan punya waktu rebahan bersama, saya di tempat tidur saya, dia di tempat tidur sendiri, sambil menikmati tontonan masing-masing dari ponsel atau laptop. Kadang-kadang kami juga nonton film bareng, baik di rumah maupun maraton (nonton dua atau tiga film sekaligus) di bioskop. Pokoknya, Rexy itu teman seperjuangan saya banget.
Kenapa Rexy saya tempatkan di lingkaran kedua? Sebab, Rexy juga butuh waktu untuk beraktivitas tanpa saya. Jadi dia sering kali tidak 24 jam bersama saya. Ya, dong, dia kan, punya privacy sendiri. Punya aktivitas yang tidak mungkin dilakukan bersama saya. Saya juga harus memberikan ruang dan waktu padanya.
Semangat Teman Seperjuangan dari Mandala
Omong-omong soal teman seperjuangan, ada Mandala Finance yang mengusung semangat teman seperjuangan. Makna teman seperjuangan bagi Mandala Finance adalah, selain menjadi partner dalam membantu mewujudkan semua aspirasi keuangan, Mandala Finance juga bisa menjadi teman yang selalu siap mendengarkan keluh kesah para konsumen dalam melewati perjuangan serta bersama-sama akan melewati suka duka, keceriaan, serta merayakan dan bersenang-senang di segala kemenangan.
Siapa pun tahu ya, masa pandemi yang berlangsung selama sekitar tiga tahun memberikan dampak buruk yang dahsyat pada seluruh masyarakat dan industri bisnis. Bahkan, berdasarkan hasil riset, hanya sebagian kecil UMKM yang mengalami pertumbuhan positif. Sebagian besarnya mengalami dampak negatif.
Perubahan gaya hidup masyarakat akibat pandemi juga membuat turun performa ekonomi bisnis. Akibatnya, banyak UMKM yang mengalami gulung tikar. Hal ini diperparah dengan penyedia layanan keuangan masyarakat yang kemudian jadi selektif dalam memberikan layanan pembiayaan pada masyarakat. Jadilah para UMKM berjuang sendiri, tanpa teman, tanpa pihak yang bersedia membantu.
Sudah mengalami keterpurukan akibat pandemi, tidak ada yang membantu pula. Kesedihannya bertubi-tubi. Bahkan seakan-akan tidak ada harapan lagi untuk menjalani masa depan.
Beberapa waktu lalu saya hadir di acara blogger gathering yang diselenggarakan oleh Mandala Finance. Di sini ada Ibu Christel Lasmana (Direktur Bisnis Mandala Multifinance) dan Ibu Tara (Corporate Communications Manager PT Mandala Multifinance Tbk. Mereka mengatakan bahwa, di masa pandemi yang belum benar-benar berakhir ini ada Mandala Finance yang bisa menjadi teman seperjuangan.
Mandala Finance punya prinsip untuk selalu dekat dengan konsumen. Lalu, kampanye tentang teman seperjuangan ini adalah bentuk realisasi dari prinsip yang selama 25 tahun ini sudah dijalankan. Seperti teman pada umumnya, Mandala Finance adalah entitas yang dapat dijadikan teman kerja bersama, bisa diandalkan, dan menjadi pelengkap dalam perjuangan konsumen.
Pada masa yang masih bisa dikatakan sulit ini sudah seharusnya semua masyarakat berusaha menata hidup lagi dengan semangat yang sejalan dengan visi Tumbuh Bersama Mandala. Semua lapisan masyarakat bisa bergandengan tangan bersama Mandala Financial dan berbagi beban agar tantangan terasa lebih mudah.
Hati saya terasa sejuk mengikuti diskusi di acara blogger gathering ini. Ternyata, di balik kesulitan masa-masa pandemi yang (mudah-mudahan) sudah akan berlalu sama sekali ini masih ada pihak yang ingat untuk membantu.
Senang sekali saya bisa ikutan sharing tentang teman seperjuangan di acara ini. Senang juga karena dapat insight dari Mandala Financial. Bagaimanapun, saya ikut bahagia ada entitas seperti ini. Harapan saya, dengan adanya Mandala Multifinance yang sudah beroperasi selama 25 tahun, akan semakin banyak masyarakat yang terbantu. Teman seperjuangan memang nggak pernah pandang bulu, ya. Sedang dalam masa sulit seperti sekarang pun mereka tetap mau membantu.
Kereen
Kalo aku suami mbak. Garda terdepan yg kita mesti support satu sama lain. Barakallah ya Rexy yg suka bantuin Mama